𝐯𝐢

597 79 27
                                        

✧・゚: *✧・゚:*:・゚✧*:・゚✧

c h o r u s

╭─────────────────╮

Kamu akan dikunjungi
oleh tidur

Semesta mengembalikan musim panas. Setiap kali (Name) berjalan melewati tempat-tempat di mana dia dan Shinichiro sering kunjungi, gelombang nostalgia menghantam (Name).

Walaupun hari sudah gelap, Shinichiro tetap saja muncul di mimpinya untuk menemani dia bermimpi. Terdengar menyeramkan tetapi percayalah, (Name) sangat senang walaupun itu hanya sepotong memori.

"Aku berjanji bahwa musim panas akan berakhir dengan cepat,"

Musim panas seharusnya memberi orang keceriaan karena mereka mendapatkan hari libur.

Kenapa musim panas membuat kedua pemeran utama ini membencinya?

Aku berjanji bahwa segera
musim gugur datang

Kenapa musim panas memisahkan si bulan dan si matahari? Jarak mereka sekarang tidak terbatas.

Seperti memori, sang bulan akan meninggalkan matahari tetapi tidak akan melupakan memori yang mereka berdua pernah lalui.

"Shin, aku merindukanmu. Kenapa kau meninggalkanku?" Pertanyaan itu selalu dilontarkan oleh (Name) ditemani dengan pelukan erat ke Shinichiro seperti dia akan jatuh kalau tidak berpegangan.

Balasan Shinichiro selalu saja mulut bisu. Senyuman tipis seperti sedang sengsara dilukis di muka dia. (Name) melihat itu terus saja merasa sedih, tidak mendapat jawaban yang dia harapkan.

"Tidak apa-apa kalau kamu tidak ingin menjawab, Shin. Kau pasti lelah menghadapi dunia ini juga, kan?"

Anggukan kepala pelan adalah jawaban yang memuaskan bagi (Name).

Untuk mencuri setiap mimpi
yang kau simpan

Shinichiro mencuri setiap mimpi-mimpi (Name). Pasti kalau ada aja mimpi yang datang di kepala (Name) selalu ada Shinichiro menghampiri mimpi tersebut.

Aneh kan? Serasa Shinichiro ingin melihat (Name) tersenyum sekali saja tetapi dia hanya mendapatkan (Name) menangis sengsara.

"Jangan menangis lagi, (Name). Walaupun kita berdua memiliki hal yang ingin di katakan, jangan berikan aku muka seperti itu." Shinichiro menatap mata (Name) dengan tajam. Setajam-tajamnya pisau, itu tidak bisa mengalahkan tatapan ini.

(Name) menghapus air matanya yang sudah berhenti mengalir. Sudah beda alam, tetapi mereka harus mengucapkan sesuatu.

Harus sekarang atau tidak pernah.

"Siap, (Name)?"

"Jika aku sudah berkata hal yang ingin kukatakan, apakah kamu tidak bisa mengunjungi mimpiku lagi?"

"...Maafkan aku. Aku tidak bisa menyinari mimpimu selamanya."

"Hehe, tidak apa-apa,"

Mereka berdua mengambil nafas dalam, bersiap-siap untuk mengatakan rahasia mereka. Hanya satu kalimat bisa membuat jantung mereka berdebar kencang. 

Mungkin ini benar-benar perpisahan mereka yang sebenarnya.

Bernapas, bernapas, bernapas

"Aku mencintaimu!!"

╰─────────────────╯

𝑹𝒊𝒔𝒆𝒔 𝒕𝒉𝒆 𝑴𝒐𝒐𝒏 ↪ 𝑺. 𝑺𝒉𝒊𝒏𝒊𝒄𝒉𝒊𝒓𝒐Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang