first meet

32 27 23
                                    

" Hanya menatap bukan berarti membenci atau cinta. Hanya merasakan bukan berarti peduli"

Seorang laki laki menatap langit malam yang dipenuhi oleh kilauan bintang dan bulan yang bercahaya. Menatap langit dengan mata yang penuh kerinduan.

Zhio namanya,Anak tunggal yang merasa kesepian. Rambutnya diterpa angin di malam hari. Ia duduk di halaman yang terdapat kolam renang yang luas dengan air yang tenang dan keadaan yang sunyi. Terdengar suara angin sepoi sepoi dan udara yang semakin dingin di malam hari.

Zhio memiliki banyak koki dan asisten tetapi sebenarnya dia tidak membutuhkannya. Ia hanya ingin keluarga yang bersama dengannya walau hanya sebentar. Meskipun kebutuhan mulai dari makanan yang begitu mewah dan pakaian yang begitu mahal, ia hanya merasa bahwa semua itu tidak ada gunanya.

"Untuk apa memiliki segalanya jika gua ga merasa bahagia? " gumam Zhio.

***

Setelah selesai sekolah zhea pergi ke sebuah restaurant untuk bekerja. Zhea tidak pernah mengetahui orangtuanya, karena itu semua kebutuhannya dia yang menanggungnya tanpa ada bantuan saudara dan teman. Zhea bekerja sebagai waitress, ia tidak pernah mengeluh tentang apa yang ia jalani. semuanya ia lakukan dengan sukarela, meskipun teman teman zhea adalah anak orang kaya, zhea tidak merasakan yang namanya iri. Zhea tidak pernah merasakan kasih sayang dari orang tertentu seperti teman.

Suatu hari ketika zhea sedang bekerja, ada seseorang yang tidak sengaja menabraknya, laki laki itu terlihat kebingungan seperti mencari sesuatu.

"Sorry, gua ga liat tadi"

"Oh iya gapapa kok, lagi cari apa?" Tanya zhea.

"Gua nyari kunci mobil, gua rasa jatuh disini" ucap laki laki itu.

"Oh nyari kunci, sebentar saya ambil dulu"

Lalu zhea berjalan masuk ke sebuah ruangan untuk mengambil kunci yang ia temukan ketika membersihkan meja.

"Ni, kuncinya tadi jatuh di bawah, jadi saya simpan" ucap zhea sambil memberikan kunci.

"Thanks lo udah ngembaliin kunci mobil gua"

"Sama sama, kalo begitu saya permisi dulu" ucap zhea lalu pergi.

Ketika zhea sudah selesai dan ingin pulang, zhea kaget ketika melihat laki laki itu masih berdiri di dekat mobilnya dan belum pergi. Ketika zhea hendak pergi dan ingin melawatinya, tiba tiba laki laki itu mencegahnya.

"Tunggu, gua mau nanya" ucap laki laki itu yang masih memegang tangan zhea.

Zhea lalu melepaskan tangannya dari laki laki itu.

" Iya mau nanya apa?" Tanya zhea dengan wajah kebingungan.

"Nama lo siapa?" Tanya laki laki itu sambil menatap zhea.

"Zhea, kenapa? Bukannya aku udah ngembaliin kunci mobil kamu? Apa ada barang kamu yang hilang? Tanya zhea yang masih tidak mengerti kenapa orang di depannya mencegahnya lalu bertanya siapa namanya.

"Gak si. gua cuma heran aja, lo bukannya satu sekolah sama gua?

"Iya memang, terus kenapa?

"Iya, gua heran aja, baru kali ini gua lihat ada orang yang mau kerja sambil sekolah"

"Emangnya kenapa? Salah? Tanya zhea

"Ya ga salah si cuma heran aja" Tanya pria itu menatap Mata zhea

"Kenapa heran?"

"Ya gua ga biasa liat cewe kerja, kebanyakan mungkin shopping atau have fun sama temen"

Mendengar itu zhea akhirnya mengerti, mungkin laki laki di depannya ini mengira bahwa ia adalah anak orang kaya. Ya zhea tidak heran karena memang teman temannya orang kaya, selain itu sekolahnya pun sekolah elite.

"Ga semua cewe itu kayak gitu, tiap orang beda beda. Kan kamu tau berdasarkan apa yang biasanya kamu lihat dan mungkin ini hal baru yang kamu tau, bahwa ga semua cewe ngabisin waktunya buat itu" ucap zhea sambil menatap Pria itu. Zhea bisa melihat dengan jelas bahwa Pria itu terkejut.

"Kenapa ga ngelakuin hal hal yang biasa cewe cewe lakuin?" Tanya Zhio yang begitu bingung bahwa ada perempuan yang berbeda dari apa yang biasanya ia lihat.

"Karena itu buang buang waktu menurutku, lagipula buat apa kayak gitu? Aku bukan orang kaya kayak kalian yang bisa beli apapun yang aku mau. Aku juga bukan orang yang begitu suka dengan barang barang mahal. Buat apa mahal kalo ada yang murah dan kegunaannya sama"

Zhea bisa menatap pria kebingungan itu, ia yakin bahwa pria itu memang berpikir jika ia adalah orang yang memiliki segalanya hal baik harta, teman, bahkan mungkin orang tua yang bekerja sebagai pengusaha seperti pria di depannya. Ia tau bahwa pria di depannya adalah orang kaya karena ia tau bahwa pria ini terkenal di sekolahnya, di tambah lagi ia melihat mobil pria itu pasti sangat mahal.

"Kalo ga ada yang mau kamu tanya lagi, aku pergi dulu" kata zhea yang hendak melangkah tapi dicegah lagi oleh pria tampan di depannya

"Tunggu, gua belum selesai ngomong, lo kenapa si? Dari tatapan lo kayaknya lo ga suka sama gua. Lo benci sama gua?"

"Engga kok, cuma aku mau pulang aja, capek abis kerja. Ga suka gimana? Hanya dilihat dari tatapan bukan berarti artinya benci atau suka. Tatapan itu ga bisa menjadi kesimpulan dari orang itu suka apa ga"

"Yauda gua antar lo pulang aja Kalo gitu, rumah lo di mana?"

"Ga usah, aku bisa pulang sendiri" ucap zhea lalu melepaskan tangannya dari pegangan laki laki itu ketika ia sudah mau berjalan tangannya ditarik oleh laki laki itu.

"Tuhkan lo ga suka sama gua, gua punya perasaan kalo lo ga suka sama gua, tatapan lo pun juga benci kalo liat muka gua"

Zhea lalu menatap pria itu dan berusaha untuk berpikir bagaimana supaya pria di depannya mengerti kalo ia hanya ingin pulang sendiri tanpa di antar bukan karena ia tidak suka atau benci kepada pria di depannya.

"Aku tu bisa pulang sendiri, hanya menatap bukan berarti aku benci atau ga suka sama kamu. Aku tu biasa aja. Aku cuma mau pulang sendiri, emang salah?"

" Lo ga tau siapa gua?" Tanya pria itu sambil menyipitkan matanya.

"Tau, Zhio kan, kamu kan terkenal banget di sekolah semua cewe cewe selalu ngidolain kamu, rebutin kamu bahkan foto kamu ada di hp mereka."

"Tapi kok lo biasa aja liat gua, ga heboh, atau panik, bahkan lo ga makeup kayak cewe cewe yang selalu caper buat narik perhatian gua"

"Entah biasa aja. Kenapa ga panik? Karena - "

Belum selesai zhea bicara Zhio sudah tau bahwa gadis di depannya mungkin benci atau tidak suka.

"Karena lo benci ama gua, makanya lo nolak gua antar pulang" jawab Zhio dengan pikiran yang terlintas di kepalanya.

"Bukan, karena aku bisa pulang sendiri. Udahlah dari pada salah paham aku pulang duluan"

Zhio yang melihat itu langsung menarik tangan zhea dan memasukkan ke dalam mobil. Lalu Zhio pun juga memasuk ke dalam mobilnya dan mendekatkan wajahnya lalu memakaikan sabuk ke zhea.

"Apaan si aku bisa pulang sendiri" ucap zhea kesal karena di paksa.

"Gua ga suka di tolak, sekarang kasih tau rumah lo dimana, kalo ga gua bakal bikin lo ngomong dengan cara gua sama seperti gua bikin lo masuk dalam Mobil" ucap Zhio sambil menatap zhea.

"Ish, yauda di deket rumahnya Alex, sahabat kamu" ucap zhea dengan terpaksa.

"Nah gitu dong, ngomong gitu aja harus dipaksa" ucap Zhio lalu tersenyum.

Zhea yang melihat itu jengkel lalu membuang muka enggan menatap karena kesal, sementara Zhio yang melihat itu puas karena berhasil membuat zhea masuk dan duduk di mobilnya.

Akhirnya ketika sudah sampai Zhea pun ingin turun namun ditahan oleh Zhio.

"Besok gua jemput, ga ada penolakan." Kata Zhio dengan senyuman penuh kemenangan.

Together With YouWhere stories live. Discover now