proximity

23 21 13
                                    

"Kamu adalah cahaya
Yang menerangi duniaku
dari kegelapan"

Bersama bukankah impian semua orang? Bersama dengan orang yang disayang dan dicintai bukankah menyenangkan. Selalu melihat, mendengar suaranya, berbicara mengenai satu sama lain adalah hal yang indah. Siapa yang tidak menginginkan hal itu?

Perasaan bisa muncul kapan saja, bukan? Mulai dari nyaman, suka, cinta, cemburu tanpa kita sadari kita mulai merasa bersama dengannya itu menyenangkan. Mengubah mood, mengubah dunia atau mungkin sampai membuka hati dan bisa menghilangkan trauma.

"Gimana, enak ngga minumannya?" Tanya zhea sambil melihat ke arah zhio.

"Lumayan, gua ga pernah minum kayak gini si kalo pulang sekolah" jawab zhio.

"Ini ice chocolate favorite aku si, memang ga mahal kayak biasanya yang kamu minum. Jadi sorry kalo ini bukan favorite kamu"

"Ga ngaruh kali, mahal murah juga tetep abis juga ni minuman"

Tiba tiba zhea teringat kejadian saat zhio membayar kos waktu itu. Zhea merasa bersalah bahkan kecewa karena dia jadi menyusahkan orang lain.

"Napa lo?" Tanya zhio dengan raut muka yang bingung.

"Mmm... Soal uang yang waktu it-"

Belum selesai zhea berbicara tiba tiba zhio langsung memotong ucapan zhea.

"Lupain" kata zhio sambil menatap minumannya yang sudah habis.

"Maaf jadi nyusahin, aku ga bermaksud gitu seharusnya aku -"

"Ngapain minta maaf, gua bantuin karena gua yang mau"

"Tapi kan ak -"

"Lupain, gua paling gasuka harta dibalas dengan harta"

"Terus gantinya gimana?" Tanya zhea yang merasa tidak enak kepada zhio.

"Besok gua kasih tau" ucap enteng zhio.

"Hari ini aja biar bisa-"

"Besok, ga boleh maksa" ucap zhio sambil membukakan pintu mobil untuk zhea.

"Ok, fine" ucap zhea.

***

Malamnya zhea melihat zhio berada di tempat favoritenya, kakinya masuk kedalam kolam dan lagi lagi menatap langit dengan wajah yang merasa kesepian. Memikirkan sesuatu memang selalu ada dibenak orang orang, semua pasti pernah memikirkan yang namanya masalah.

"Ngapain disitu?" Tanya zhio tetapi pandangannya tetap ke arah langit.

"Eh....a - an - anu-.. i- it- itu..." Ucap zhea karena kaget.

"Sini" ucap zhio.

"Maaf, ga bermaksud mengganggu" ucap zhea merasa bersalah.

Zhio yang melihat itu mengalihkan pandangannya lalu menatap perempuan yang ada di sebelahnya, ia bisa merasakan apa yang zhea rasakan. Padahal itu tidak masalah baginya, hanya membayar dengan uang lagipula itu keinginannya. Ia tidak menyangka jika zhea akan terus memikirkannya, zhio merasa bahwa zhea berbeda dari perempuan lain. Zhea tidak suka belanja untuk menghabiskan uangnya. Bahkan saat kejadian ia ditindas pun ia tidak membalas atau apapun. Zhea hanya diam menatap barangnya yang hancur karena ulah fansnya. Sekarang zhea malah minta maaf karena hanya masalah uang, benar benar perempuan yang sulit ditebak dan dipahami dan ia berbeda dari yang lain.

Together With YouWhere stories live. Discover now