Jaemin tampak mengusap air matanya yang terus keluar saat Mark membawanya ke dalam mobil miliknya. Lelaki itu hanya membiarkannya daripada lelaki manis itu menahannya dan hal yang tidak Mark inginkan terjadi.
"Aku berjanji...ini terakhir aku mengeluarkan air mata! Kenapa aku sebagai lelaki sangat sensitif sekali." Jaemin mengusap kasar hidungnya.
"Kak kenapa kau bisa-bisanya memiliki kekasih seperti itu... dan konyol sekali air mataku sederas ini gara-gara wanita itu."
Mark hanya mengangguk dan mengusap punggung calon Mama itu.
"Aku tidak bisa berhenti menangis kak... bantu aku jangan hanya diam saja begitu..."
Hidung Jaemin memerah sampai Mark terkekeh dan sepertinya ia memang harus melakukan sesuatu, apalagi Jaemin begini karena mantan kekasihnya.
"Mau makan? kau pasti lapar."
...
Jeno merebahkan tubuhnya di sofa, hari ini benar-benar diluar dugaannya.
Sesaat Jeno merenung, seharusnya ia tidak benci pada Jaemin, karena bagaimanapun semua kesalahan ada padanya, tapi melihat kelakuan lelaki manis itu, emosinya entah kenapa langsung meledak begitu saja.
Bel berbunyi, tanda seseorang bertamu ke rumahnya.
Jeno sedikit bingung, karena jarang sekali ada yang bertamu ke rumahnya kecuali kedua orangtuanya. Tapi orangtuanya baru saja pulang setelah menjemput anaknya, apa mereka kembali lagi?
Jeno akhirnya membuka pintu rumah itu, alangkah terkejutnya saat ia melihat seorang wanita baya yang beberapa waktu lalu ia temui di Jeonju bersama Jaemin; Nyonya Na.
"Syukurlah, aku sampai di alamat yang benar." terlihat wajah lelah dibalik senyum wanita itu.
Jeno saat ini sangat bingung harus apa, bahkan dia sudah tak ada hubungan apapun dengan Jaemin. Apalagi dia sedang emosi saat ini pada lelaki itu.
"Anda mencari siapa?" akhirnya itu yang keluar dari mulut Jeno, membuat ibu Jaemin menatapnya heran.
"Kau dan anakku Jaemin tentu saja, tadi aku sempat..."
"Saya dan Jaemin sudah tak ada hubungan apapun lagi. Lalu anak anda juga sudah tak tinggal disini."
Sungguh hancur hati Nyonya Na mendengar ucapan Jeno, bukannya anaknya akan menikah dengan Jeno dalam waktu yang dekat? Bahkan ia sengaja menghabiskan tabungannya untuk mendatangi anaknya dan memberi kejutan.
"Lalu Jaemin anakku sekarang dimana?"
Jeno menghela napasnya, "Saya juga tak tahu."
Mendengar jawaban Jeno, Nyonya Na memejamkan matanya, dadanya begitu sesak. Apa yang dulu ia takutkan terjadi bahkan anaknya belum sempat menikah.
Ia pernah takut hubungan Jeno dan Jaemin tak bertahan lama dan Jeno hanya main-main saja pada anaknya.
Ternyata memang benar.
"Tidak ada yang akan anda tanyakan la...."
"Seharusnya aku tak pernah merestui kalian. Terlepas dari apapun masalah kalian saat ini, aku percaya anakku adalah korban, Nana anak yang baik." mata Nyonya Na berkaca, wanita itu merasakan jika anaknya ini tak baik-baik saja diluar sana.
Jeno hanya diam, dia merasakan rasa kecewa Nyonya Na yang besar padanya. Apalagi saat ia datang ke rumah Jaemin, ia membuat wanita ini yakin untuk menikahi putranya.
Tapi bukannya lebih baik seperti ini? Toh Jaemin sudah menolaknya bahkan membuatnya muak.
Nyonya Na membawa tasnya yang besar, terlihat wanita itu sangat lelah. Dia harus mencari Jaemin dimana? Tak mungkin meminta bantuan Jeno bukan? Lelaki itu saja bahkan sekarang sudah menutup pintunya rapat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Takdirku | NOMIN
FanfictionBerawal dari seorang anak yang memanggil Jaemin Mama. Pertemuan mereka terus berlanjut, membuat lelaki manis itu terjebak dalam sebuah takdir yang tak pernah ia duga. Walaupun menyangkalnya, takdir itu menariknya masuk ke dalam keluarga kecil ini.