1. | Love at First Sight

1.2K 187 144
                                    

〈Hai. Kalau suka bab ini nanti, jangan lupa vote dan comment-nya, ya. Ditunggu!✨

Elvan | Esther❝Love at First Sight❞︎

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Elvan | Esther
Love at First Sight❞︎

◦•●◉✿

“Iya, Ed, ada apa?”

Sori, Es, kayaknya gue rada lama jemput lo. Mau antar pacar gue dulu, nih.”

Mendengar aduan serta permintaan maaf di ujung sana, perempuan cantik dengan name tag bertuliskan Esther Rafeyfa itu menghela napas berat. Ia berdeham, serta-merta mengiakan tanpa banyak tanya. Dua tahun saling mengenal, Esther tidak lagi heran dengan tabiat Edrian Syahreza, sang penelepon.

Percakapan berakhir begitu saja, lalu Esther menyimpan kembali ponselnya di tote bag yang tersampir di bahu kirinya. Adapun posisi gadis itu masih berdiri di depan meja kasir dan pelayan, menunggu pesanannya jadi. Syukurlah tidak lama, Esther pun mengucapkan terima kasih dan menenteng nampan yang telah disiapkan sebelum berbalik—mencari tempat duduk.

Pilihan Esther jatuh pada meja bundar dengan dua kursi saling berhadapan yang terletak di sudut ruangan. Tak tampak ada pengunjung lain—kecuali driver salah satu aplikasi layanan makanan daring—yang baru saja keluar membawa kantong plastik putih di tangannya. Esther berusaha tak peduli biarpun sedikit aneh melihat restoran makanan cepat saji terlalu sepi di pagi hari.

Hingga sebuah dering memecah keheningan, tidak gagal membuat Esther mendengkus. Diiringi helaan napasnya, ia menaruh apa yang dibawanya ke meja sambil duduk. Kemudian, barulah Esther mengambil alat komunikasinya untuk melihat pelaku yang menelepon.

Sori, Es, kayaknya gue dan Rhea bakalan telat ke perusahaan. Doi lagi bad mood gara-gara hari pertama halangan.”

“Ya, terus apa?”

Tugas gue kemaren belum selesai. Bikin form login doang. Hem, kira-kira lo … lo lagi sibuk, enggak?”

“Tugas pertama lo, kan?” Esther tak menutupi nada kesalnya—sangat memahami ujung dari pertanyaan Rangga di seberang sana. “Masa belum selesai juga?”

Kemaren hari Minggu, kan, Es. Nah, gue sibuk nge-date.”

“Pas Sabtu, kan, bisa.”

Masalahnya, hari Sabtu kemaren gue tergoda ajakan Edrian buat double date.” 

“Seharian?” tanya Esther geregetan.

Iya, dari pagi sampai malam. Lumayan, sih, refreshing sebelum masuk kerja dan fokus magang.” Rangga terkekeh, tidak menyadari jika kejengkelan Esther telah di ujung tanduk. “Ah, iya. Kapan-kapan triple date, yuk. Gue dan Rhea, Edrian sama ceweknya, lo—”

She and Her Perfect IdolTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang