〈Hai. Kalau suka bab ini nanti, jangan lupa vote dan comment-nya, ya. Ditunggu!✨〉
Elvan | Esther
❝Sweater Weather❞︎◦•●◉✿
Kebiasaan Elvan tiap menginap di rumah orang tuanya adalah terpaksa bangun pagi-pagi untuk sekadar mengantar Morela beraktivitas selayaknya anak yang masih menuntut ilmu. Ia tidak keberatan, melainkan sisa-sisa kantuk sering kali menimbulkan rasa malas. Elvan tahu adiknya bisa berangkat sendiri, tetapi dirinya juga yang menawarkan sebab sadar waktunya dengan Morela tidaklah sebanyak itu.
Masih mengenakan pakaian yang sama dengan kemarin—saat memutuskan tak kembali ke apartemen, padahal awalnya sekadar berniat mengunjungi ibu dan saudarinya—pagi ini Elvan benar-benar berperan sebagai sopir pribadi bagi Morela. Universitas gadis itu merupakan tempat yang mesti dituju, untunglah juga tidak terlalu jauh dari kediaman keduanya.
“Jadi, kamu ke kampus cuma mau nemuin dosen sebentar, terus magang?”
“Iya, nanti ke tempat magangnya bareng Matthew.”
“Si Matthew bawa mobil?” Elvan bertanya lagi sembari melambatkan laju kendaraannya karena sudah memasuki area kampus Morela. “Lagi mendung begini, Dek. Ingat, kamu enggak bisa kena hujan lama-lama.”
“Iya. Matthew tahu, kok, dan dia bilangnya bakal bawa mobil.”
“Bagus. Pulang kerja nanti Abang enggak balik ke apart, tapi ke rumah. Kamu kalau bisa, jangan ke kos juga. Abang jemput kalau Matthew enggak bisa antar kamu.”
Mendengar keseriusan Elvan, Morela mengernyit dalih menoleh ke sosok di balik kemudi itu. “Tumben, Bang?”
“Dek, kamu jangan ikut-ikutan Abang jarang pulang ke rumah. Kamu, kan, sudah Abang beliin mobil. Kalau alasan kamu sayang ongkos karena jarak rumah dan kampus lumayan jauh, nanti Abang tambahin uang bulanan kamu.”
“Iya, Bang, nanti aku pulang ke rumah juga”
“Kamu lagi sedikit kesal sama Bunda karena akhir-akhir ini sering nanya rencana kamu ke depannya setelah lulus?” Menyadari Morela menunduk serta tidak menanggapi interogasinya, Elvan kontan tahu tebakannya tidak salah. “Adek, Abang nanya ....”
“M-maaf, Bang.”
“Omongan Bunda jangan dimasukin di hati, ya. Dengar apa kata Abang dulu, boleh?”
“I-iya ....”
“Kamu mau lanjut kuliah, Abang setuju pasti. Kamu mau cari kerjaan, Abang enggak akan larang. Kamu mau buka bisnis sendiri, Abang bakalan kasih modal. Atau kamu mau santai dulu beberapa waktu, enggak mau kerja, enggak mau kuliah ..., Abang pun enggak masalah dan Abang sanggup biayain kamu sampai kapan pun. Kamu harus ingat kalau Abang selalu dukung apa pun keputusan kamu. Jadi, jangan terlalu dipikirin kamu harus apa dan gimana. Oke?”
KAMU SEDANG MEMBACA
She and Her Perfect Idol
RomantikEsther Rafeyfa tidak pernah menyangka bertemu Elvan Bagaskara-seorang penyanyi terkenal tanah air. Belum lagi, Elvan mengutarakan niat untuk saling mengenal di luar hubungan sebatas idol dan penggemar. Di sisi lain, sudah dua tahun terakhir perhatia...