Enjoy your reading
Setelah Ciuman di Rooftop tadi, Haechan mengajak Mark pulang awalnya Mark menolak karna takut bolos tapi setelahnya ia setuju saat haechan meminta izin kepada guru untuk mereka berdua pulang cepat.
Sekarang mereka ada di toko Bunga Mark, Haechan ikut membantu karna kebetulan toko Mark kedatangan banyak pelanggan. Mark kagum dengan kemampuan merangkai bunga Haechan.
"Why?"tanya Haechan saat menyadari Mark menatapnya sedari tadi.
"Aku cuma kagum sama kamu" jawab Mark tersenyum.
"Kagum?kenapa bisa?"tanya Haechan lagi.
"Kamu itu bisa segalanya, jarang-jarang ada yang bisa kyk kamu" puji Mark, Haechan tersenyum manis bahkan sangat manis kearah Mark.Saking manisnya Mark Ampe bengong. Haechan menggelengkan kepalanya dan sedikit terkekeh melihat Mark.
"Banyak pelanggan jangan kyk orang bodoh" ujar Haechan menyadarkan Mark.
"Eh hehehe abisnya kamu manis sih" Haechan merotasi Matanya dan kembali merangkai bunga.Sedangkan di lain sisi Jungwoo was-was ngeliat Mark santai banget ngomong ke Haechan, ia takut kepala Mark berlubang Sekarang.
Setelah semua pelanggan pergi, Haechan izin sebentar untuk mengangkat telpon.
Tak lama ia kembali dengan tergesa-gesa.
"Ada apa?"tanya Mark.
"Aku harus pergi" ujar Haechan.
"Tidak bisa makan siang sebentar sebelum pergi?"tanya Mark.
"Sorry Mark, ini penting" ujar Haechan, Mark mengangguk dia juga tidak bisa memaksa Haechan tetap tinggal.
"Hati-hati" ujar Mark.Setelah mengucapkan itu Haechan langsung pergi tanpa mengingat tasnya masih ada di kamar Mark beserta seragamnya.
.
.
.
.Sejam kemudian
Haechan ah maksudnya Ares sudah Tiba di markas mereka yang ada di ujung kota tepatnya didalam hutan, sekilas memang terlihat seperti Rumah biasa tapi ada ruang bawa tanah yang terhubung ke seluruh markas yang ada di Seoul seperti lorong rahasia.
"Ada apa?"tanya Ares to the point, di ruangan bawah tanah yang sangat luas itu anggota Ridin sudah berkumpul semua, tidak semua tapi anak buah tangan kanan Ares.
"Mentri hukum meminta bantuan untuk menangkap Koruptor yang belakangan ini menggelapkan uang negara" jawab Jarren.
"Terus?" Tanya Ares lagi.
"Polisi juga meminta tolong untuk menggagalkan penyelundupan narkoba malam ini" jawab Nathan.
"Apa kau ingin menerimanya?"tanya Relan.
"Ya, apa ada lagi?"tanya Ares.
"Ah aku hampir lupa, pihak keamanan presiden meminta untuk mengawal pak presiden dan presiden Arab Minggu depan saat acara mempererat hubungan antar negara" ujar Relan.
"Terima semuanya, Soal koruptor itu ku serahkan pada Jarren tangkap mereka dengan cepat kalau mereka tidak ingin menyerahkan diri langsung lubangi saja kepalanya" Tutur Ares.
"Baik, aku dan anak buahku akan segera melakukan misinya" sahut Jarren.
"Nathan ikut denganku malam ini, Relan kau ke tempat pihak keamanan presiden dan bicarakan soal tadi" Perintah Ares.Ini lah bedanya kelompok mereka, jika gangster lain berbuat onar atau hal buruk lainnya, sedangkan mereka bekerja sama dengan pemerintah dan polisi, kadang juga menerima misi dari pengusaha pengusaha besar.
Mereka semua mengangguk mengerti, Haechan dan ketiga tangan kanannya naik keatas tepatnya ke kamar yang biasa Haechan pake saat malas untuk pulang.
"Na hati-hati" ujar Jarren.
"Jarren Nathan bakal baik baik aja, fokus sama tugas mu" sahut Relan yang tengah duduk disamping Ares.
"Sudah ku katakan jika ingin menjalin hubungan tetap jaga fokus kalian" timpal Ares tanpa menatap dua anak buahnya itu."Maafkan aku, aku akan tetap fokus saat bertugas" ujar Jarren.
"Ya, sore ini kita akan berangkat ke pelabuhan" ujar Ares.
"Oke, aku akan kerumah mu nanti" ujar Nathan.
"Hm" setelah itu Ares meninggalkan kamar tadi dan berniat untuk pulang, tak lupa ia memakai topengnya.Tapi sebelum pulang dia memutuskan untuk mampir ke tempat Mark, namun saat ingin masuk kedalam toko ia malah melihat Mark tengah menggenggam tangan seorang gadis.
Haechan langsung menggenggam gantungan kuncinya dengan keras hingga gantungan kunci yang sebenarnya adalah pisau pecah dan membuat tangan Haechan berdarah.Tak ingin berlama-lama melihat pemandangan itu, Haechan langsung pergi dari sana tanpa memperdulikan orang yang menatapnya, tepatnya menatap tangannya yang terus mengeluarkan darah.
.
.
.
.Malamnya
Haechan yang berkamuflase menjadi Ares sudah ada di pelabuhan, anak buah nya sudah di sebar ke seluruh wilayah pelabuhan, Ares dan Nathan menyamar menjadi Petugas pelabuhan.
"Perhatikan kotak kotak yang keluar, biasanya kota penyelundupan keluar paling terakhir, dan hati-hati anak buah mereka pasti juga tersebar disini" ujar Haechan memberi instruksi kepada semua anak buahnya Dengan menggunakan Earpiece.Mereka menunggu hingga tengah malam, kapal terakhir datang Ares dan timnya langsung siaga. Ares dan Nathan mengenakan masker tidak mungkin menggunakan topeng.
Satu persatu kotak kotak didalam kapal diangkut keluar, hingga dua kotak terakhir.
"Gotcha" seru Ares.Ia langsung memberikan instruksi menggunakan jari untuk mengangkat kotak itu, segera anak buahnya melakukan perintah.
"Kau ikut dengan mereka dan bakar semua narkoba tadi" perintah Ares.Nathan langsung mengangguk dan ikut dengan beberapa anak buahnya.
"Sudah ku duga, mereka pasti akan mengirim mu untuk menggagalkan penyelundupan ini" ujar seseorang, Ares Langsung berbalik.
"Dan hari ini kau akan bertemu dengan malaikat maut chung-Ho ssi" sahut Ares.
"Ck, mau memperlihatkan wajah mu sjaa kau tak bisa, apalagi membunuh ku" tantangnya.
"Karna saat kau Melihat wajahku saat itu juga kau akan mati" ejek Ares, karna siapapun diluar anggota nya yang mengetahui identitasnya maka orang itu akan lenyap dari dunia ini."Serang" perintah Ares, anak buah Ares yang masih ada Disana langsung menyerang anak buah chung-Ho sedangkan Haechan langsung berhadapan dengan orang tersebut.
Mood Ares yang memang sedang tidk bagus membuatnya menyerang membabi-buta tanpa memperdulikan beberapa kali dia terkena pukulan.
Walaupun pada akhirnya dia menang, semua orang orang tadi sudah terkapar tidak berdaya disana, Ares menyekah darah yang mengalir di bibir nya sebelum tersenyum remeh.
"Jangan meremehkan ku" Ares melempar satu tangkai bunga mawar hitam yang selalu mereka bawa.Setelah dari pelabuhan, Ares menerima telpon kalau semua narkoba tadi sudh di bakar habis oleh Nathan, bukannya langsung pulang ia malah pergi ke rumah seseorang.
Haechan sudah melepaskan maskernya yang tadi sempat ia ganti karna masker yang sebelumnya sudah tidak berbentuk.
Ding dong Ding dong
Tak lama pintu terbuka dan memperlihatkan seorang laki-laki cantik.
"Astaga Haechan, sayang kenapa bisa jadi begini" paniknya.
"Ma aku udh biasa dapat luka kyk gini" Haechan mengunjugi Ten, ia memang mulai memanggil mama ke dokter yang selalu merawatnya jika dia terluka.Ten langsung membawa Haechan masuk dan mengambil kotak p3k, untuk mengobati luka Haechan.
"Kali ini kau menjalankan tugas apa lagi?" Tanya Ten.
"Menggagalkan rencana penyelundupan narkoba" jawab Haechan.
Malam itu ia bermalam di kediaman Ten, tempat ternyaman untuk nya pulang saat seperti ini.Jangan lupa untuk vote dan komen yah biar bisa makin semangat lanjut nya.
![](https://img.wattpad.com/cover/280180222-288-k101330.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Ridin{Markhyuck}
FanfictionApa jadinya jika seorang ketua gangster yang ditakuti di seluruh belahan dunia malah Jatuh cinta dengan seorang pemilik toko bunga? Warn🔞 ada adegan kekerasan bxb