Bab 5 : go to school

2.8K 299 11
                                    

Enjoy your reading

Seminggu sudah Haechan dirawat, hari ini dia bersikeras ingin masuk sekolah jadi ayahnya tidak bisa menolak, meskipun menolak Haechan akan tetap kesekolah.

Haechan sampai disekolah dengan diantar oleh supir nya karna dokter menganjurkan agar Haechan tidak terlalu banyak menggerakkan lengannya karna akibat luka tembak di bahu kanan Haechan.

Di depan sekolah Jaemin dan Renjun sudah menunggunya.
"Chan you're serious?"tanya Jaemin.
"Hm"

"Sudahlah Na, jangan lupa siapa Haechan sebenarnya" timpal Renjun kemudian menyusul Haechan yang sudah masuk duluan.
"Ish kan aku cuma nanya, emang yah mereka berdua manusia"

Lah na kalau bukan manusia mereka berdua apaan ಥ‿ಥ

Dhlh skip jam istirahat

Haechan, Jaemin dan Renjun sudah berada di kantin, Haechan duduk manis doang karna makanannya di pesankan oleh Jaemin, sahabatnya yang satu itu memang overprotektif kalau ia sedang sakit.
"Chanie makan yang banyak biar cepat sembuh" Ujar Jaemin sambil tersenyum lebar.
"Udh sembuh" sahut Haechan dan langsung menyuapkan satu sendok ke mulutnya.

Saat asik makan, Ada seseorang yang dengan sengaja menumpahkan kuah rameyeon ke Haechan tepatnya bahu Haechan. Semua orang meringis pasti luka tembak itu belum mengering dan terasa perih.
"Ups gk sengaja" ujarnya sambil tertawa, Haechan meletakkan sendokknya dan merogoh sesuatu dari balik jas seragamnya.

Semua orang menahan napas saat melihat Haechan berdiri dan menodongkan pistol tepat didahi kang Mina, yaa Mina yang mencari masalah.
"A-apa yang kau lakukan!!" Gugup Mina.
"Kenapa? Takut?" Ejek Haechan.

Bahkan Mark yang baru datang kekantin bersama Jeno juga terkejut melihat Haechan menodongkan senjata ke Mina.
"Jangan pikir anda kakak kelas dan anggota osis disini bisa seenaknya melakukan apapun, baru jadi anggota biasa belagunya selangit" Ujar Haechan.

Semua orang semakin menegang saat melihat Haechan menekan pelatuk pistolnya, tapi tidak terjadi apa-apa.
"Ini cuma senjata mainan" ujar Haechan sambil terkekeh kecil, padahal mah itu senjata asli cuma belum dikasih peluru, Haechan mendekatkan diri ke telinga Mina untuk membisikkan sesuatu.

"Pergi dari sini sekarang juga, atau saya isi pistol ini dengan peluru sekarang" bisik Haechan.
Mina yang sudah ketakutan langsung pergi tapi dia berjanji akan membalas perlakuan Haechan hari ini.

Haechan kembali duduk dengan tenang, tapi tidak dengan Jaemin yang kembali panik.
"Astaga chanie ganti baju dulu yuk" lihat Jaemin udh kyk emak emak.
"Duduk" perintah Haechan, Jaemin langsung duduk kembali daripada kepalanya ditembakkan.

"Gak perih Chan?"tanya Renjun.
"Biasa aja" jawab Haechan dengan entengnya.
"Lupa, kamu kan udh sering kena tembakan gitu" kekeh Renjun dan kembali memakan makanannya, sedangkan Jaemin mendengus karna dua sahabatnya itu benar benar sesuatu.

Disisi lain.

Mark dan jeno makan di Rooftop karna kantin penuh.
"Sejak kapan Haechan pintar pakai senjata api?" Gumam Mark, entahlah dia kepo dengan adik kelasnya itu.
"Ouh Haechan sudah belajar dari SD, papanya bahkan membuat tempat pelatihan untuk Haechan dan sekarang tempat pelatihan itu sudah sangat sukses, Haechan juga menguasai 4 bela diri" jelas jeno, Mark kembali terkejut karna Haechan Entah untuk kesekian kalinya.

Mereka kembali memakan makanan mereka dalam diam, tidak ada pembicaraan lagi hanya kesunyian yang melingkupi keduanya.

.
.
.
.

Pulang sekolah

"Chan kamu yakin?" Tanya Renjun karna Haechan memilih untuk naik bus.
"Ya" jawab Haechan.
"Tapi kamu kabarin kita kalau ada apa apa" pesan Jaemin, Haechan hanya mengangguk lalu melangkah keluar dari sekolah untuk ke halte bus yang tidak jauh dari sana.

Ridin{Markhyuck}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang