Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
;:;:;:;
Hyunjin. Hwang Hyunjin. Adalah lelaki 20 tahun dengan segala kekolotannya yang sudah mendarah daging.
Sebenarnya, bukan kolot. Hanya saja dia terlalu pemalu. Selalu menjadi abstrak kala berada didalam kelas. Tidak pernah berusaha untuk menjadi terlihat, dia sudah cukup nyaman berada disituasinya sekarang.
Pemuda itu juga mempunyai hobi yang sedikit berbeda, yaitu membaca fanfiction. Dimana hobi tersebut merupakan hobi kebanyakan dari kaum wanita.
Namun tak masalah, asal dirinya menyukai maka tak apa. Sudah setengah tahun ini dia rutin membaca dari cerita satu ke cerita lainnya.
Genre favoritnya adalah aksi-fantasi. Dimana dia selalu menyukai kala sang pemeran utama berlaga dalam perang ataupun melindungi sang pasangan. Itu menyenangkan menurutnya.
Terlebih, manakala dalam keadaan darurat, maka Hyunjin pun dapat merasakan getar mendebarkan seolah dia benar-benar mengalami alur cerita yang dibacanya.
Perasaan itu, Hyunjin menyukainya.
Kegemaran itu, membuat Hyunjin kian memberanikan diri untuk membuat fanfiction sendiri. Berbekal dari cerita yang selama ini dibacanya, Hyunjin mulai mengukir baris kalimat dalam satuan episode buatannya.
Mempublikasikan cerita tersebut dalam satu judul cerita bergenre romansa. Bukannya Hyunjin tak ingin membuat yang bergenre aksi-fantasi, hanya saja levelnya belum bisa memenuhi.
Dia merasa belum pantas. Ia belum mampu menjabarkan secara gamblang kala adegan perkelahian berlangsung.
Beberapa kali mencoba namun selalu saja aneh kala dibaca. Adegan aksinya— Hyunjin benar-benar lemah dalam penggambaran adegan tersebut. Sangat sulit.
Oh— Maaf. Kembali ke Hyunjin yang pemalu.
Seperti diawal tadi, dia itu sedikit kolot. Pernah pada suatu cerita, Hyunjin tak memperhatikan mengenai peringatan konten dewasa. Dia hanya asal membaca karena menyukainya. Sampai dia terbawa susana, tak sadar kala chapter kesekian ternyata ada adegan kisseu yang membuat dirinya panas seketika.
Dia memekik gusar dalam ruangannya, " Astaga, Astaga! Ya Tuhan— apa aku baru saja membaca adegan ciuman?!"
Dia berguling resah diatas kasurnya, menutup wajah menggunakan bantal sebagaimana rasa malu yang hinggap akibat tak sengaja membaca adegan berbahaya tersebut.
