Story that won't end

894 71 27
                                    






—I'm Yours, but why can't I say it out loud—





...

Menjadi idola adalah impinya. Felix mengakui dimana dirinya sebegitu bahagia kala debut yang ia nantikan akhirnya tiba.

Namun ia tak pernah mengira impian yang sangat ia kagumi kini menjadi kerikil tajam yang menghadang langkahnya menuju bahagia.

Pada akhirnya hanya senyum palsu yang ia gunakan, menyapa dengan hangat kakak-kakaknya yang sibuk bersiap diri menghibur para penggemar.

"Hey Lix, bajuku sudah oke, kan?" Felix mengangguk tanpa ragu, memberi dua jempol serta senyum lebar untuk Han Jisung. "Ah, Aku memang sudah oke sejak lahir sih. Tidak heran hehe"

Tawa Felix semakin lebar atas kenarsisan pemuda itu. Berbanding terbalik dengan Hwang Hyunjin yang sudah mendecih dengan lirikan sensi. Raut wajahnya tak pernah bisa bohong soal apapun.

Benar, Hyunjin Hwang. Sosok jangkung dengan paras rupawan dan penuh kejutan. Felix menatapnya dalam, intens, rumit nan sulit dijelaskan. Dimana pemuda itu kian mendekat, memberi senyum tipis juga pelukan hangat.

Benar, dialah Hyunjin Hwang. Miliknya, Milik Lee Felix.

"Kak, jangan begini..." ia mencoba menurunkan lengan yang mengapit pinggangnya, namun Hyunjin enggan menuruti. "Kak... Semua staff melihat, ayolah"

Dengan enggan Hyunjin melangkah mundur, memberi jarak. Wajah yang semula cemberut kini memunculkan kembali senyuman kala menatap pemuda manisnya; Lee Felixnya.

Hyunjin selalu memandangnya dengan binar penuh cinta, Felix selalu menyukai itu. Dimana Hazel Hyunjin yang terkesan tajam selalu menatapnya dalam.

"Cantik." Hyunjin berceletuk. Membangkitkan rona samar pada wajah Felix nampak semakin jelas.

Melihat itu Hyunjin terkekeh gemas. Jemarinya terangkat, membenarkan poni manisnya yang menutupi mata kemudian menyelipkannya dibelakang telinga.

Dia mencuri kecupan disana secara cepat, amat sangat singkat. Felix terhenyak, menganga sejenak untuk kemudian menolehkan kepala menatap kanan kirinya. Dia memukul perut Hyunjin main-main.

Berbisik, "Bagaimana jika ada yang melihat?!"

Hehe, cengiran Hyunjin membuat Felix menghela nafas sabar.

...

Konser berjalan lancar pada hari pertama. Semua orang nampak begitu lelah. Namun disaat begini, inilah kesempatan bagi Felix untuk menjadi lebih dekat dengan Hyunjin.

Oleh karenanya pada malam itu Felix izin berjalan-jalan keluar. Beralasan ingin membeli beberapa barang dan mencari udara segar. Hyunjin yang mengerti kodenya dengan gembira meminta ikut. Bersikap seolah semuanya nampak biasa tanpa kejanggalan apapun.

Kedua pemuda itu berjalan beriringan, mendekap erat tubuh masing-masing sebab udara malam semakin menyayat kulit.

Meski begitu hati mereka berbunga, bisa seperti ini dengan Hyunjinnya, Felix merasa cukup untuk saat ini.

Menikmati angin malam, mengambil langkah demi langkah ditrotoar jalan meskipun keduanya tidak bisa bergandengan tangan. Ya, Felix merasa cukup untuk saat ini.

"Dingin?" Dengan kedua tangan berada disaku jacket Hyunjin menoleh, menatap kasihnya yang nampak memerah pada hidung dan pipinya. "Kamu kedinginan. Kita pulang saja?"

Senyum tipis serta gelengan pelan Felix membuat Hyunjin menghela, menciptakan asap tipis yang tercipta dari bibirnya.

"Jika yang kakak khawatirkan adalah aku kedinginan, maka aku akan baik-baik saja. Begini bersama kakak, rasanya seperti sebuah anugerah. Aku selalu memimpikan bisa berjalan berdua dengan kakak. Jadi kakak tak perlu khawatir, Aku baik-baik saja kok hehe."

OH MY HUMAN✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang