5 [KABURR! ]

24 11 29
                                    

1 Hari berlalu Anjani menghabiskan waktunya di pesantren. Anjani mulai terbiasa dengan keramaian yang ada tapi tidak dengan sopan santun Anjani masih saja bersikap semena-mena dan omongannya yang tidak di jaga, hanya kata-kata kotor yang terus menerus keluar dari mulutnya.

"Tiap hari harus bangun subuh, baca qur'an, murajaah, menghafal, mandi rebutan, tidur ga ada AC, hidup nya di atur semua setiap hari. Hadeeuuh, baru 1 hari gua disini aja udah sengsara gini, ga terbiasa gua hidup di atur kayak gini."

Anjani mulai mendapatkan ide baru yang terpikirkan di otak nya. "Apa gua kabur aja ya?" Kata-kata itu yang terpikirkan di benaknya kala itu.

Anjani mulai mencari Handphone yang Anjani selipkan di dalam tas nya di kala Anjani ingin di berangkat kan kemarin. Setelah beberapa lama Anjani merogoh tas nya hingga bawah akhirnya pun Anjani berhasil menemukannya.

Malam itu menjadi malam yang penuh ketegangan untuk Anjani. Anjani mulai mengantongi handphone nya dan berjalan seperti tidak terjadi apa-apa ke arah kamar mandi perempuan.

Mengendap-endap, melihat sekeliling "wah ternyata sepi aman" Anjani menghembuskan nafas tenang ketika melihat di sekitar nya sudah tidak ada orang sama sekali.

"Apa nya sepi? Mau ngapain kamu?" Seperti di terkam macan Anjani kaget setengah mati ketika ada seseorang yang menegurnya dari arah belakang.

Ternyata itu adalah kakak Ustadzah yang mengantarkan Anjani waktu pertama kali ia datang, Aisyah namanya. Kak Aisyah memang sering berkeliling ketika malam seraya mengecek setiap kamar apakah semua sudah tidur atau belum.

"Kamu saya cek di kamar pantesan kok ga ada ternyata di sini toh, mau ngapain kamu malem-malem sendirian di sini HAH?!!" Kak Aisyah malah semakin mengebu-gebu rasa penasaran nya terhadap Anjani yang sedari tadi hanya diam mematung.

"I..ini kak mau BAB uhhh" Secara reflek Anjani menyentuh bokongnya dan berlagak seakan kotorannya sudah di ujung tanduk.

Muka memerah, keringat bercucuran, mulai berjongkok, siapa yang tega melihat seseorang yang sudah menahan itu dengan sekuat tenaga. Akhirnya pun Anjani berhasil meyakinkan Ustadzah Aisyah dengan akting nya itu yang tidak terkalahkan oles siapapun.

"Y..yaudah sono cepet!" Ujar Ustadzah Aisyah yang terlihat kasian campur jijik dengan tingkah Anjani yang seakan-akan itu benar-benar ada.

Anjani bergegas berbalik dan kabur ke arah kamar mandi dan langsung menutup nya rapat-rapat. Anjani menghembuskan nafas lega karena ia berhasil lagi menipu seseorang dengan mulus tanpa ada kecurigaan sedikit pun dari orang itu.

"Ahh akhirnyaa lepas juga dari tuh Ustadzah penganggu!!!" Anjani mulai merogoh kantung rok ya untuk mengambil handphone lengend nya itu.

Anjani mulai membuka HP nya dan menelpon Abian. Satu kali ditelpon, dua kali, tiga kali, sampai lima kali Anjani mengulang menelpon dan menelpon Abian secara terus menerus tapi selalu di matikan sepihak tanpa konfirmasi apapun.

"Ini orang mau nya apa sih! Dia marah? Atau apa? Nyusahin aja kalo lagi butuh, kalo ga di butuhin ini orang malah nelpon mullu."

Anjani tidak putus asa Anjani menelpon lagi dan lagi Abian setelah beberapa kali di telpon akhirnya pun Abian mengangkat telepon dari Anjani.

"Abian! Kamu kenapa sih!!"

"Lagi ngapain emang? Sampai telepon aku di dimatiin gitu berkali-kali"

"Jadi gini.... JshshzjzbnamaubzmK"

Anjani menjelaskan dari awal hingga akhir Anjani bisa sampai di pesantren dan keluh kesah nya semua Anjani ceritakan ke Abian, hingga yang terakhir adalah permintaan nya.

Love In PondokTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang