"Bunda?!"
Mendengar ucapan kedua orang yang ada didepannya , membuat Junkyu mengerutkan dahi bingung.
Bunda? Tapi orang itu terlihat seperti laki-laki. Sosok berambut pink lucu yang agak diragukan kalau ia adalah perempuan.
"Kok bisa ada disini?!" tanya Asahi setelah berlari mendekati Jihoon yang masih setia terduduk ditempatnya.
Sedangkan yang ditanya tidak menjawab, hanya melayangkan tatapan yang sulit diartikan pada Junkyu yang malah berlindung diri dibelakang Doyoung.
Hei, ia takut ditatap seperti itu tau! Tatapannya seperti habis melihat mayat saja.
"Doyoung, ayo tinggalkan mereka. Kakak takut..."
Merasakan keseriusan dibalik ucapan kakaknya barusan, akhirnya Doyoung mengangguk setuju. Lama-lama disini hanya akan membuang waktu, lagipula sepertinya ini tidak ada hubungannya dengan mereka.
Setelah pamit pada tiga orang lainnya, Doyoung segera menyeret kembali kopernya dengan satu tangannya lagi ia gunakan untuk menggandeng tangan sang kakak.
"Tunggu!"
Pergerakan Junkyu terhenti, membuat Doyoung juga ikut terhenti. Entah kenapa, sepertinya barusan itu kata yang ditujukan untuknya?
"Apa?" jawab Junkyu canggung, membalas panggilan sosok berambut pink tersebut.
Jihoon menjeda sejenak pertanyaan yang akan keluar dari belah bibirnya. "Kamu benar, Kim Junkyu...?"
Astaga, pertanyaan macam apa sih ini?
"Iya, aku Kim Junkyu!"
***
Semuanya sudah berkumpul, persis seperti posisi yang dibuat kemarin. Namun yang membedakan hanya dua hal sekarang.
Pertama, adanya kedatangan sosok baru berambut pink yang tadi Junkyu dan Doyoung temui sebelumnya—
— lalu kedua, kemana perginya wajah serius pak Gon dan Pak Hyunsuk sekarang?
Karena mereka berdua sedang tertawa cekikikan sembari berguling diatas lantai sekarang. Dengan tangan yang memegang perut masing-masing, mereka berdua sangat puas tertawa sampai air mata mengalir keluar.
"Serius, Jihoon sekarang jadi pihak bawah? HAHAHAHA!" tawa Hyunsuk menggelegar.
"Suk, ingat ngga dulu dia pede banget pacarin lo pas masih jadi pihak atas? Sekarang berubah banget dong, siapa yang bisa ukein sosok Park Jihoon hah?" tanya Gon dengan nafas terengah-engah karena lelah tertawa.
Sedangkan oknum yang sedari tadi ditertawai hanya bisa menghela nafas sabar. Serius, sabar saja... karena Jihoon tidak boleh menggunakan kekerasan didepan anak-anak.
"Apa rencana kalian berdua?" tanya Jihoon inti, benar-benar sudah mengabaikan tawaan mereka berdua.
"Hah, rencana apa deh?" tanya Hyunsuk balik.
Jihoon menggerakkan tangannya untuk menunjuk sepuluh pemuda lain yang berada di ruangan ini. Tatapannya berubah menjadi tatapan mencurigakan.
"Ya... mereka murid sama alumni dari sekolah yang sama. Terus kenapa...?"
Jihoon menggeleng. "Bukan itu! Tapi kenapa kamu mengumpulkan mereka semua dengan dalih misi menyelamatkan negara hah? Jangan berbohong, kamu bisa dipenjara kalau ketahuan bohong tau?!"
Mendengarnya, membuat Hyunsuk terkekeh pelan. Tersinggung pun tidak, ia hanya terkekeh karena menurutnya Jihoon ini lucu sekali.
"Eum, Gon. Masih menyimpan surat penting itu tidak?"
KAMU SEDANG MEMBACA
[2] sebelum akhir | harukyu
Fantasy❛❛Dasar gila, reinkarnasi itu jelas tidak nyata!❞ Berlatarkan pada tahun dua ribu tiga puluh delapan. Bagaimana jadinya jika semesta kembali mempertemukan dua orang yang dulunya saling mencinta namun dalam keadaan, perasaan dan jiwa yang berbeda...