chapter 12

3.5K 577 135
                                    

Senyum jaemin tercetak lebar saat ia sudah di perbolehkan oleh sang ayah untuk menjemput matenya disana. Entah apa yang tuan Huang pikirkan hingga memperbolehkan jaemin menjemput haechan. Jaemin tidak peduli alasannya, selagi ia bisa bersama matenya, itu tidak masalah.

Ia kembali menginjakkan kakinya di kediaman orang tua sang mate. Disana haechan sudah terlihat menunggunya. Juga kedua orang tuanya yang berada di sisi kiri dan kanan.

"Pagi ayah, ibu." Sapanya pada taeil dan juga doyoung. Ia mengusap sekilas pipi haechan untuk memberi sapaan.

Sepasang alpha dan omega dewasa disana tersenyum membalas sapaan sopan jaemin. "Pagi jaemin, bagaimana kabarmu dan keluarga Huang? Apa Renjun sudah di temukan?" Untuk sesaat, raut bahagia sedikit memudar. Namun tidak bertahan lama karena setelahnya ia teringat bahwa keadaan adiknya baik-baik saja itu sudah cukup untuknya.

"Masih belum, tapi jika pun ia sudah bertemu dengan matenya dan hidup bahagia, itu sudah cukup bagiku."Taeil dan doyoung mengangguk paham. Ayah dari matenya itu menepuk sekilas kedua bahunya.

"Percayalah, rencana Dewi bulan lebih baik dari pada rencana kita. Adikmu pasti akan baik-baik saja." Jaemin mengiyakan di dalam hati.

"Nah, kalau begitu kapan aku bisa mengajak si manis ini pulang? Aku sudah sangat merindukannya." Jaemin tersenyum dengan alis yang sengaja ia naik turunkan menggoda haechan. Ingin rasanya omega itu menampar wajah menyebalkan matenya. Namun urung karena masih ada kedua orang tuanya. Lihat saja jika hanya ada mereka berdua, haechan akan menarik rambut jaemin.

"Dasar tukang gombal, bukan kah kau sering menemuinya secara diam-diam?"

Jaemin tersedak ludahnya sendiri. Bagaimana ia bisa ketahuan? Padahal kan dirinya sudah mengendap-endap saat menemui haechan.

Begitu pun dengan haechan, ia mengalihkan pandang kemana saja asal tidak menatap wajah kedua orang tuanya yang tersenyum menggoda.

"Dasar werewolf yang sedang di mabuk cinta. Untung aku memaklumi kalian, kalau begitu haechan. Pulang lah kembali bersama matemu atau jika tidak dia pasti akan meraung sedih karena tidak ada dirimu disisinya."

Keduanya mengangguk, jaemin menarik lengan haechan agar berdiri di sebelahnya. Lantas keduanya berpamitan kepada taeil dan doyoung. "Hati-hati saat di perjalanan, dan semoga renjun segera di temukan dalam keadaan baik-baik saja."

"Ya, terimakasih ibu. Kami pergi."

Jaemin berubah menjadi seekor serigala besar, ia menunduk agar haechan bisa naik keatas tubuhnya. Omega manis itu segara naik dan memeluk erat leher jaemin. "Ibu, ayah aku pergi ya. Jaga diri kalian." Lalu setelahnya, jaemin melesat membawa haechan kembali ke pack keluarga Huang.

Taeil dan doyoung menatap kepergian keduanya dengan raut wajah yang perlahan berubah.

Doyoung mendecih sinis.

"Bahagia ya? Adiknya memang akan merasa bahagia sesaat, untuk setelahnya ia akan merasakan sakit yang sama seperti apa yang Jeno rasakan dulu. Hah, aku berharap Jeno segera menjalankan rencananya. Ini sudah terlalu lama, apa lagi yang ia tunggu?"

"Sabarlah sebentar lagi. Jeno tau apa yang harus ia lakukan, sekarang ayo masuk ke dalam." Taeil membawa doyoung kembali masuk ke dalam castlenya. Merubah semua yang tadinya tampak seperti perkampungan werewolf pada umumnya menjadi perkampungan vampir yang sebenarnya.

.

.

.

Lega saat akhirnya bisa berdua di ruangan yang sama bersama dengan Jaemin. Sejak kembali, ia tak melepas pelukannya dari jaemin. Terlampau rindu.

Rogue |NoRenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang