[EMPAT]

27 7 2
                                    

_________________
Happy Reading
_________________

Kedua gadis tersebut masih asyik dengan makanan dan minuman yang tadi mereka pesan, sampai perlahan banyak siswa-siswi yang datang. Dari kakak kelas sampai murid baru yang seragamnya beda sendiri seperti Ava, guru-guru juga sudah datang. Mungkin setelah ini acara nya akan dimulai, acara apa ya? Hmm Ava tidak tahu deh.

"Aku udah selesai" ujar Sandra kepada Ava yang sekarang sudah beralih memakan cireng nya,

Ava hanya mengangguk-anggukan kepalanya dengan mulut penuh cireng. Bahkan bibir mungilnya belepotan minyak dari makanan yang ia makan tersebut.

Sandra hanya geleng-geleng kepala melihat tingkah teman barunya ini, kemudian dia mengambil tissue basah yang selalu dia bawa ke manapun. Dan memberikannya kepada Ava.

"Kenapa Sandra?" Tanya Ivy bingung melihat tissue yang di sodorkan oleh Sandra,

"Buat ngelapin bibir sama tangan kamu yang kotor"

"Ohh"

Ava mengangguk paham dan  membersihkan minyak dari cireng tadi mulai dari tangan lalu bibir, setelah selesai mereka langsung keluar dari area kantin untuk berkumpul ke lapangan. Karena sudah ada pengumuman lewat pengeras suara di koridor sekolah.

Ava dan Sandra berjalan lumayan santai kearah lapangan, di tengah-tengah sana ada spanduk besar yang bertuliskan. 'Kegiatan MOS SMA PERWIRA' .

"MOS doang kok seheboh ini ya, pasang spanduk segala" ujar Sandra bermonolog sendiri, namun Ava dapat mendengar nya karena keduanya berdiri bersebelahan.

"Biar keren tau Sandra" ini menurut pendapat Ava, jadi setiap orang punya opini sendiri-sendiri.

Kini para siswa-siswi baru tahun ini sedang berkumpul dilapangan untuk kegiatan MOS, yang katanya akan berjalan selama dua hari saja. Memang singkat karena disekolah ini cenderung tidak mau menyia-nyiakan waktu belajar.

Dari kerumunan siswa-siswi baru ini ada salah satu siswa yang terlihat risih dengan sekitar nya, bahkan jika ada siswi mengajaknya berkenalan tanpa basa-basi langsung ditolak mentah-mentah.

Ya, siapa lagi kalau bukan Aftab Atharrayhan. Lelaki ini pindah rumah sekaligus pindah sekolah, harusnya tahun ini Ray sudah kelas sebelas namun karena orang tuanya pindah dan sekolahnya juga yang kebetulan masuk tahun ajaran baru pihak sekolah mengusulkan untuk masuk kelas sepuluh.

Dan saat ini pemuda tersebut sangat risih oleh tatapan memuja para cewek-cewek, bahkan ada yang sengaja ingin bersentuhan dengannya namun Ray tidak akan membiarkan itu terjadi. Enak saja main nempel, dikira tembok apa cicak bebas nempel. Lah ini orang gak nyadar kalau dia tembok.

Ngingg.....

Suara dari speaker tersebut membuat para siswa-siswi disana spontan menutup kedua telinga mereka saat bunyi melengking itu semakin keras.

"Ehem" seorang pemuda dengan tubuh proporsional sedang berdiri di atas podium, wajahnya datar sekali matanya yang tajam menelusuri para siswa-siswi baru itu satu persatu.  Hingga akhirnya berhenti pada dua sosok gadis yang asik bergosip tanpa sadar suasana.

"Cewek yang lagi gosip, maju ke depan" titahnya dengan suara berat dan seraknya, membuat cewek-cewek memekik tertahan.

Tubuh kedua gadis tadi menegang sempurna saat sadar telah melakukan kesalahan, dua gadis tersebut adalah Sandra dan Ava. Perlahan keduanya melangkah maju ke depan dengan tangan saling ditautkan dan pandangan yang ditundukkan.

Lucunya, saking fokus menunduk keduanya tidak sadar sudah melewati podium dan para OSIS yang sedang berdiri mengawasi disana. Sontak saja semua yang ada disana tertawa keras, terkecuali Ray dan pemuda yang berdiri diatas podium hanya mengulas sebuah senyuman kecil.

Muka Ava dan Sandra memerah seperti kepiting rebus, keduanya cepat-cepat berbalik dan menghadap seseorang yang berdiri di atas podium. Pemuda itu melirik keduanya sekilas kemudian membuka suara.

"Saya Rafael Altamis Syahrizky, ketua OSIS di sekolah ini. Mohon kerja samanya untuk bisa menyelesaikan MOS tahun ini" Selanjutnya pemuda yang memiliki panggilan Rafael itu melanjutkan acara pidato singkatnya, mengabaikan salah satu dari dua orang gadis yang sudah mulai terlihat tanda-tanda akan tumbang.

Ava mulai merasakan kepalanya pening dan perutnya serasa di aduk-aduk, namun ia masih berusaha sekuat tenaga mempertahankan keseimbangan dirinya agar tidak limbung saat ini juga. Paling tidak Ava harus memastikan ia pingsan saat keadaan sudah aman.

Sandra yang berdiri tepat disebelah Ava  merasakan ada yang ganjal dengan teman barunya itu, baru saja Sandra ingin menanyakan ada apa. Ava sudah limbung duluan, untungnya Sandra dengan sigap menahan temannya agar tidak terjatuh kebawah.

"AVA" teriak Sandra panik, gadis itu begitu takut melihat teman barunya jatuh pingsan. Apalagi ketika ia melihat ada darah keluar dari hidung Ava yang kini tidak sadarkan diri dalam pelukannya.

Alta yang berada paling dekat dengan dua gadis tersebut, buru-buru turun dari panggung dan dengan sigap menggendong Ava yang pingsan ala brydal style menuju ke UKS.

Sandra sendiri yang tak kalah panik menyusul langkah kaki laki-laki itu dari belakang, meskipun jaraknya cukup jauh karena perbedaan tinggi yang kentara sekali.

Cukup lama berjalan kaki, akhirnya Alta sampai di depan pintu bertuliskan UKS. Berhubung sekolah ini luas, jadi perjalanan dari lapangan ke UKS memang memakan waktu banyak.

Lelaki itu meletakkan tubuh Ava di brankar dengan hati-hati, kemudian ia mencari minyak kayu putih untuk di oleskan ke sekitaran kening gadis tersebut.

Setelah mendapatkan apa yang dicari, Alta membalikkan tubuhnya kembali menghadap wajah pucat Ava. Saat ia mendekat dan ingin mengoleskan minyak di kening gadis tersebut, tiba-tiba saja pintu UKS terbuka menampilkan Sandra yang sedang membungkuk dengan kedua tangan diletakkan di lutut.

Gadis itu mencoba menstabilkan detak jantungnya yang berdegup cepat karena berlari juga nafasnya yang memburu hebat, Sandra panik ketika tau ia sudah tertinggal oleh Alta.

"Kak---huft"

"Duduk dulu" ujar Alta setelah selesai mengoleskan minyak kayu putih di kening Ava yang sempat tertunda oleh kedatangan Sandra,

Alta berjalan menuju tempat Sandra duduk dengan membawa segelas air putih. Sandra, gadis itu menunduk dalam sambil meremas kedua tangannya gugup ketika sadar di ruangan ini hanya ada mereka berdua---ralat ada Ava yang masih belum sadar dari pingsan.

"Nih, minum" gadis itu menerimanya dengan kepala masih ditundukkan,

"Makasih" cicitnya pelan. Sandra takut juga sebenarnya karena baru pertama kali berinteraksi dengan laki-laki ah tidak juga sih ayahnya kan juga laki-laki.

Tanpa sadar gadis itu memukul kepalanya sendiri karena merasa bodoh sudah berpikiran seperti itu, sementara Alta masih memperhatikan gadis itu dalam diam. Rasanya dia pernah bertemu dengan gadis ini, tapi dimana? Bukankah ini pertama kalinya.

"Gue kayak pernah ketemu lo" ujar Alta tiba-tiba dan tanpa di duga secara reflek Sandra mendongakkan kepalanya yang semula menunduk, membuat mereka terlibat adegan saling menatap.

Alta menatap bola mata yang memancarkan kepolosan namun juga takut di saat yang bersamaan dengan serius, kemudian dia berujar dengan nada terkejut.

"Cassandra Alberta?!"

***
TBC

sekian purnama baru update, ada yang nunggu? Gaada? Yaudah.

Belum menuhin target dan aku udah update,

Terimakasih sudah membaca

Vote komen kalian= semangat buat aku lanjutin cerita ini

See you next chapter

Babayy

AvaRayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang