Kenapa aku khawatir? Reganku adalah pria kuat dan tangguh.
— Alfi Cantika Bargasilla —
*********************
Empat hari berlalu
Alfi tengah menunggu Regan yang katanya akan datang membawa seragam baru untuknya. Dia sudah tidak sabar menunggu Regan. Seseorang mengetuk pintu ruang rawat yang ternyata adalah Regan. Dia kembali tanpa luka sedikitpun, yang berarti mimpinya sama sekali tidaklah benar.
Dia memeluk Alfi erat, sudah lama Alfi tidak merasakan aroma tubuh Regan yang menjadi candu untuknya. Mereka berbagi senyum sejenak sambil menyelami mata masing-masing.
"Aku kangen kamu, Regan." Ujar Alfi, tak lupa pelukannya semakin erat.
"Hahahaha, Alfi ku ternyata tidak bisa hidup tanpa Regan nya."
"Engga kok, aku bisa hidup tanpa Regan hehehehe."
"Dasar boong lagi kan kamu?"
"Engga Regan iiiih." Regan terkekeh, ia mencubit hidung pesek gadisnya.
"Hari ini hari pertama aku sekolah kan? Aku boleh minta syarat?"
"Apa syaratnya?"
"Di sekolah nanti, aku mau kita pura-pura ga kenal. Kamu tau kan fans kamu banyak? Aku takut mereka bully aku." Apapun yang membuat Alfi bahagia akan ia lakukan. Asalkan senyum Alfi terbit hanya untuknya.
"Oke, tapi ponsel kamu harus online terus" Alfi mengangguk.
Regan membantu Alfi untuk ke kamar mandi mengganti seragamnya. Sembari menunggu Alfi, dia duduk di sofa dengan ponsel ditangannya. Alfi keluar dengan seragam khas SMA Gandaria. Dia terlihat sangat cantik dengan rambut tergerai.
"Ini Alfi nya Regan bukan sih?" Alfi terkekeh
Regan melirik jam tangannya, dan segera merangkul Alfi untuk ke sekolah. Keduanya tertawa karena cerita Regan yang waktu itu dikejar orang gila. Sampai-sampai perut Alfi terasa sangat kram karena banyak tertawa. Diam-diam Regan tersenyum sambil meringis karena Alfi tak sengaja menekan luka yang ada di lengannya.
"Regan, kamu pasti lupa sarapan kan? Kita beli bubur ayam yang itu yuk." Ajak Alfi, tangannya menunjuk gerobak milik kakek tua yang sepi pelanggan.
"Yuk, kasian juga kakeknya." Ujar Regan
Regan memarkirkan mobilnya di tempat khusus parkir. Melepaskan sabuk pengaman milik Alfi dan keluar bersama ke kakek penjual bubur ayam. Duduk tenang sambil menunggu kakek itu membuat pesanannya.
"Ini nak, silahkan dimakan." Kakek itu meletakkan dua porsi bubur di atas meja.
"Kakek udah lama jualan disini?" Tanya Alfi
"Alkhamdulilah udah lima tahun kakek merantau di kota ini." Jawab kakek itu.
"Wah lumayan lama yah kek? Kalau kakek lagi butuh tambahan uang hubungi saya aja ya kek, nih nomernya." Regan menyerahkan kartu namanya ke tangan kakek itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Are You Okey? |[Jilid 1]|
Random"Aku ingin dia kembali. Aku ingin menatap senyum penuh kegembiraan miliknya. Namun apakah aku masih bisa melihatnya? Aku ingin mendengar suara rengekan nya meminta banyak hal padaku. Namun apakah aku bisa mendengarnya lagi? Aku ingin merasakan halus...