Hujan deras membasahi kota Patra yang sedang masa ramai. Tangan pemuda itu sibuk mengacak rambutnya di depan makam kekasihnya. Bunga lili putih sudah basah terkena air hujan begitupun kelopak bunganya sudah bercampur warna tanah. Baju setelan itu sudah sangat basah, namun pemuda itu sama sekali tidak beranjak dari tempatnya. Seolah dia telah mengizinkan hujan menyentuh tubuhnya.
Air mata pemuda itu ikut tersamarkan karena adanya air hujan. Gadisnya telah lama pergi, namun ia masih merasa kehilangan gadis penakluk hatinya. Hari-harinya menjadi suram tanpa lengkungan sabit dari sang kekasih.
Gigi putih itu sudah bergemeretuk menandakan ia sedang menahan dinginnya air hujan. Tolong hujan jangan hentikan ini, ia hanya ingin meredam amarah dan berbagai gejolak dihatinya. Seolah di komando, hujan itu malah semakin deras. Menambah hawa dingin– membuat orang-orang malas keluar.
Senyum pedih terlukis begitu saja dari bibirnya. Siapapun yang melihat mungkin itu senyum kebahagiaan, tetapi tidak untuknya. Senyum kebahagiaannya lenyap bersama gadisnya yang telah pergi jauh, jauh sekali sehingga ia tidak dapat menggapai tubuh itu.
Aku ingin dia kembali, bersamaku melangkahi dunia yang penuh kekejaman. Setiap aku datang, air mata itu terus mengalir. Tanda bahwa aku benar-benar terluka kehilanganmu
— DOUBLE A —
***********************
Ulang tahun Jaemin menjadi awal tulisan ini
Selamat datang di karya yang sama namun sudah aku rombak.
Senang bisa bertemu dengan kalian semua.
Panggil aku sesuka kalian tetapi jangan "Thor" ataupun "min" karena itu kurang estetik.
Goodbye next part
KAMU SEDANG MEMBACA
Are You Okey? |[Jilid 1]|
De Todo"Aku ingin dia kembali. Aku ingin menatap senyum penuh kegembiraan miliknya. Namun apakah aku masih bisa melihatnya? Aku ingin mendengar suara rengekan nya meminta banyak hal padaku. Namun apakah aku bisa mendengarnya lagi? Aku ingin merasakan halus...