Kebahagiaan tidak di ukur seberapa banyak, tetapi aku bahagia karena dirimu
- DOUBLE A -
***************
Pemuda dengan mobil silver itu berhenti di sebuah mansion besar milik sebuah keluarga. Tidak ada wajah ramah hanya untuk menyapa para maid. Kakinya melangkah masuk dengan penuh wibawa dan sebuah aura yang berbeda. Jangan lupa setelan yang ia kenakan menambah ketampanan pria itu.
Tibalah ia di ruang makan yang sudah tertutup pintunya. Tanpa mengetuk, ia berjalan ke kursinya dan duduk dengan tenang. Semua keluarga kembali melaksanakan makan malam dengan khidmat. Sebelum sebuah suara tepukan tangan mengalihkan pandangannya.
"Nanti sahabat saya akan datang bersama cucunya, tolong bersikap lah seperti biasa." Semuanya mengangguk.
Regan berpamitan dahulu karena makan malamnya sudah habis. Dia sedang malas dibanding-bandingkan dengan para sepupunya. Kakinya berjalan ke kamar bernuansa hitam dan beraroma Citrus. Rasanya sudah sangat lama, ia tidak datang ke rumah ini. Entah kenapa malam ini, kakeknya mengundangnya ke mansion.
Netranya menatap langit-langit kamarnya- dimana hiasan bintang dan bulan bertaburan indah. Jangan lupa lampu-lampu hias yang mendukung kamarnya. Membuat kamarnya semakin indah untuk ditinggali.
Tok tok tok
"Maaf tuan muda tamu dari tuan besar sudah datang." Regan membuka pintu lalu berjalan mendahului pelayan itu.
Di ruang tamu, Regan duduk di samping gadis anggun yang sedang menatap penuh perlawanan pada sang ibu. Regan mengedikan bahunya tidak peduli, ia memilih bermain game di ponselnya sebelum kakeknya datang dan memulai pembicaraan. Sosok laki-laki renta datang dan duduk di sofa tempatnya selalu duduk.
"Kita mulai saja, ya Ko?" Marko sahabat kakeknya mengangguk, mengizinkan kakeknya berbicara.
"Kami sudah sepakat untuk menjodohkan cucu kami."
Seluruh mata orang yang ada disana membola bahkan hampir copot dari tempatnya. Regan hanya bergeming ditempatnya. Reaksinya membuat semua orang heran, dia tetap tenang di tempat bahkan tidak ada raut terkejut.
"Regan, yang duduk disamping kamu Aurora."
"Aurora, yang duduk disamping kamu Regan."
Baik Regan maupun Aurora saling menengok dan saling bertatapan beberapa detik. Aurora mengagumi paras Regan yang begitu apik bak anggota boyband Korea. Tetapi tidak dengan Regan, ia sama sekali tidak kagum atau terkesima kepada gadis di sampingnya.
"Ajak calon menantu ku berkeliling Regan!" Perintah ayahnya
"Baik ayah."
Mereka meninggalkan ruang tamu, menuju lantai dua mansion. Dimana foto-foto keluarga tersusun dan terpasang rapi bahkan sangat rapi. Regan menghentikan langkahnya mendadak. Dan Aurora hampir menabrak pundak kekar itu.
"Kalau Lo mau berhentiin perjodohan ini, silahkan Lo berhentiin soalnya gue ga suka maksa seseorang." Ucap Regan dengan nada yang begitu dingin. Aurora terdiam, ucapan yang terlontar dari Regan membuatnya membeku saking dinginnya ucapan itu. Walaupun hanya beberapa kata, entah kenapa bisa membuat lawan bicaranya langsung terdiam.
KAMU SEDANG MEMBACA
Are You Okey? |[Jilid 1]|
De Todo"Aku ingin dia kembali. Aku ingin menatap senyum penuh kegembiraan miliknya. Namun apakah aku masih bisa melihatnya? Aku ingin mendengar suara rengekan nya meminta banyak hal padaku. Namun apakah aku bisa mendengarnya lagi? Aku ingin merasakan halus...