[TELAH TERBIT OLEH HAEBARA PUBLISHER]
Sebuah kisah mistis menyebar di seluruh penjuru desa Yokihora. Kabarnya ada Hantu Bertopeng yang mendiami wilayah hutan di sebelah selatan desa. Namun tanpa warga ketahui, yang mereka sebut Hantu Bertopeng itu...
Malam hari telah kembali tiba. Ki Septo berdiri di depan rumahnya dengan penuh kecemasan. Pasalnya ia tidak menyadari jika putrinya tidak kembali dari kebun buah kemarin. Pagi tadi karena ada panggilan mendesak dari warga membuat tabib desa itu langsung bergegas pergi. Ia bahkan tidak memeriksa kamar putrinya yang kosong. Perasaan cemas menyelimuti pria paruh baya itu.
Dari kejauhan ia melihat putrinya melangkah mendekat bersama seseorang. Segera saja Ki Septo menghampiri putrinya tersebut.
"Eren, dari mana saja kau? Apakah kau tidak pulang semalam? Lalu bagaimana saat siang tadi? Apakah kau baik-baik saja?" Ki Septo melemparkan begitu banyak pertanyaan kepada putrinya.
"Ayah, aku baik-baik saja. Pria ini yang telah membantuku," ucap Eren sembari memandang Robin.
Ki Septo sedikit terkejut melihat pria bertopeng itu. "Apakah dia yang dimaksud hantu bertopeng itu?" tanyanya.
"Iya, Ayah. Itu dia. Ah, ngomong-ngomong aku belum tahu siapa namamu," ucap Eren beralih menatap pria bertopeng itu.
"Namaku Robin," balasnya.
Ki Septo tampak mengamati tubuh pria itu. Sepertinya putrinya benar. Hantu bertopeng itu hanyalah seorang manusia biasa sama sepertinya. Ia beralih menatap baskom yang dibawa Robin. "Oh, kau membawa baskom yang begitu berat. Aku akan mengambilnya dan membawa masuk," ucap Ki Septo mengambil alih baskom tersebut. Saat meraihnya, pria paruh baya itu dapat melihat ruam yang masih tersisa pada tangan Robin.
"Ayo masuklah atau kau ingin berkeliling desa? Eren temani dia ya," ucap Ki Septo sebelum ia berlalu meninggalkan keduanya.
Eren menatap pria itu yang hanya terdiam. "Apakah kau mau berkeliling desa?" tanyanya.
"Itu bukan ide yang buruk," jawab Robin.
Keduanya pun melangkah menyusuri rumah-rumah warga. Sebelumnya Eren memang meminta pria itu untuk ikut dengannya ke desa. Ia ingin mengenalkan pria itu dengan lingkungan luar. Meskipun harus melalui perdebatan yang sedikit sulit, akhirnya piria itu menyerah dan menuruti keinginannya.
Gadis itu membawanya melihat pertanian dan juga perkebunan yang dimiliki desa mereka. Banyak dari benih yang belum kunjung tumbuh. "Aku telah mengatakan jika desa kami tengah krisis makanan. Hasil panen yang seharusnya matang juga padi yang menguning, tak kunjung didapatkan. Para warga bahkan terpaksa mengonsumsi makanan basi. Untuk itu banyak dari mereka yang keracunan makanan. Ayahku sebagai tabib desa berusaha membantu para warga. Hal itulah yang membuat aku tidak dapat datang mengunjungimu sebelumnya," jelas Eren menatap ladang yang kosong belum ada hasil yang siap panen.
Robin mendengarkan dengan saksama penjelasan gadis itu. Ia merasa bersalah karena menganggap gadis itu telah mengingkari janjinya. "Bagaimana dengan peternakan? Apakah desa ini tidak memiliki peternakan?" tanyanya.
"Sebelumnya kami memiliki peternakan. Tetapi karena wabah unggas yang menyerang, banyak hewan yang mati. Sejak saat itu kami tidak berternak kembali. Terlalu sulit juga bagi para warga mengurusnya dengan lahan yang sempit," jelas Eren.
Tiba-tiba gadis itu tertawa mengingat suatu hal. "Ketika kami ingin memakan daging ataupun ikan, biasanya para warga akan memasuki hutan untuk menangkap ayam liar, kelinci, ataupun memancing di laut. Tetapi apa kau tahu mengapa warga tidak lagi memasuki hutan?" tanya Eren menatap pria itu.
"Mengapa?"
"Mereka takut pada hantu bertopeng. Mereka mengira kau hantu seperti yang Ayahku katakan tadi. Untuk itu tidak ada warga yang berani melangkah masuk ke hutan," ucap Eren.
Robin kembali teringat pula saat pertemuan pertama dengan gadis itu. Bahkan gadis itu pun juga mengira ia adalah hantu. Lalu ia juga kembali teringat pada beberapa warga yang berlari ketakutan ketika melihatnya. Ah, jadi mereka berlari karena mengira aku adalah hantu.
Salah seorang warga melangkah keluar untuk mengambil air. Ia terkejut melihat hantu bertopeng yang kini berada di desa tempatnya tinggal. Wanita itu hanya dapat mematung di tempatnya. Eren yang melihat hal itu segera menjelaskan.
"Tidak apa-apa, Ibu. Ia tidak jahat. Ia manusia sama seperti kita," ucap Eren mencoba menenangkan wanita itu.
"Be-Benarkah itu?"
Eren meraih tangan Robin. Ia tidak lagi melihat ruam di sana. "Coba lepaskan topengmu. Aku rasa ruam itu telah hilang," pinta gadis itu.
Robin kembali ragu untuk melepaskan topeng di hadapan orang lain. Tetapi tatapan gadis itu mengisyaratkan semuanya akan baik-baik saja. Ia pun menurut dengan melepaskan topi jubahnya. Lantas ia menarik topeng itu turun hingga wajahnya terlihat sempurna.
Wanita yang terkejut itu kini bertambah terkejut sebab melihat pria tampan yang berdiri di sana. "Kau sungguhan manusia," ucapnya masih dengan ekspresi terkejut.
"Ia adalah seorang pria yang tinggal di tengah hutan. Jadi tidak perlu takut lagi jika ingin memasuki hutan," ucap Eren.
"Kau benar, Nona Eren. Maafkan kami karena mengira kau adalah hantu dari hutan itu," ucap wanita itu sedikit membukukan badannya.
"Tidak apa-apa," balas Robin.
Wanita itu pamit untuk pergi mengambil air, namun sebelum melangkah jauh ia kembali berhenti dan menyampaikan sesuatu kepada gadis itu. "Nona Eren, fajar sebentar lagi akan tiba," ucapnya mengingatkan.
"Ah, baiklah. Terima kasih telah mengingatkanku," balas gadis itu ramah.
Gadis itu sedikit menghembuskan napas kecewa. Pasalnya setiap ia bersama pria itu waktu terasa berjalan begitu cepat. Eren menatap ke arah Robin. "Aku harus segera kembali. Pagi akan tiba menyapa," ucapnya.
"Oh, baiklah. Aku juga akan kembali," balas Robin.
"Mari bertemu kembali saat malam tiba," ucap gadis itu.
"Tentu."
Kedua insan itu pun berpisah. Eren melangkah masuk ke dalam rumah, sementara Robin berjalan kembali memasuki hutan.
- To be continue -
Hai! Kita berjumpa lagi 👏👏 Author cuma mau bilang, mana nih sider suaranyaaa?? Jangan malu² ah, Author kan juga ingin menyapa dan berkenalan. Sider, jangan sungkan tinggalkan vote dan komennya ya. Author malah seneng lho klo ada jejak kalian. Hehe ☺️
Oke deh, semoga kalian menikmati part terbaru ini. Sampai jumpa di part selanjutnya^^
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.