MJ - 2

4.2K 390 19
                                    


Kenapa pada nggak nyadar klo kami bikinnya berdua ye... xixixi

fyi klo J itu jatah aye, and Mumu yang Muti

Thanks Crowdstroia  for the cover. It's kinda cute ;)

 
No copas, saran very welcome, no call author/ tor (aye berasa punya bibir jontor) hahaaa...

enjoy the story.

 

 70674746427416032015

Copyright 2015 Ndiejpank and Mumu Rahadi

BAB 2

J

Jazlyn!

Mataku mengerjap, memastikan bahwa ini bukan ilusi. Jazlyn di depanku.

Aku mengerjap lagi. Berusaha memfokuskan penglihatan. Dan Jazlyn pun menghilang.

Haah! Just a dream.

Kuusap wajah, kecewa. Mimpi yang sangat indah untuk diakhiri.

Aku bermimpi tentang kejadian itu lagi tadi. Kejadian yang perlahan membunuhku dengan rasa bersalah. Lalu Jazlyn datang dengan wajah lembut yang menenangkan. Seakan menunjukkan bahwa itu bukan salahku. Dia tidak menyalahkanku.

Hangat dia menyelimuti tubuhku yang tertidur di sofa. Begitu  nyata. Bahkan dengan aroma khas yang sama.

Namun mimpi hanyalah mimpi. Tidak mungkin muncul menjadi kisah nyata. Dia tidak akan hidup lagi.

Kerisauan melanda. Semakin menyesakkan ketika mendapati diri terselimuti apik. Aneh! Masuk ke kamar saja tidak, bagaimana aku bisa mengambil bed cover?

Ah, ya! Satu kesadaran lagi menghampiriku. Gadis itu ... Pasti gadis itu!

Tapi bagaimana mungkin? Bukankah dia takut padaku? Lalu, kalau bukan dia siapa lagi?

Kuangkat bed cover itu agar bisa bergerak duduk. Senyum miris menghias wajah. Aku yakin pasti dia.

Dasar gadis aneh! Baru beberapa jam lalu dia ketakutan melihatku. Seakan melihat setan yang muncul tiba-tiba di hadapannya. Namun apa sekarang? Takut, tapi masih berbaik hati.

Well, kuakui aku memang setan. Setan penggoda wanita. Cengiran lebar menggantikan kemirisan tadi. Hal yang membuatku bangga. Dia tergoda dengan ketampananku. Dia ingin menatap ketampanan ini karena itu mencari alasan dengan menyelimuti.

Catty girl, hum?

Menggelengkan kepala, aku tertawa pelan. Wanita selalu begitu. Suka menarik-ulur agar lelaki tertarik. Bersikap tak tertarik, tapi memberi perhatian. Menolak, tapi mencari perhatian.

Aku bangkit dari duduk dengan percaya diri. Melangkah mantap menuju kamar. Seseorang yang telah diberi kebaikan harus berterima kasih, bukan?

Cengiran semakin lebar membayangkan apa yang harus kuberikan sebagai ucapan terima kasih. Mungkin sebuah ciuman. Atau sesuatu yang lebih kalau dia mau. Beberapa hari ini aku belum memeluk wanita manapun.

Baru saja memegang gagang pintu, tiba-tiba bell pintu berbunyi nyaring tanpa jeda. Sh*t! Siapa pengganggu sepagi ini?

Aku berniat mengabaikan bell yang berisik, dan memutar gagang. Bunyi bell berhenti tepat saat aku ingin mendorong pintu kamar. Namun dering bell yang berhenti digantikan dengan suara gedoran kencang. Seolah-olah si pelaku berniat untuk mendobrak pintu. Lalu terdengar teriakan seorang wanita memanggil namaku.

MUTIARA JTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang