Come Back

382 61 0
                                    

Selene membaringkan tubuh di kasur empuk miliknya, pikirannya memutar hal yang terjadi beberapa jam yang lalu, Jean yang meminta pertanggungjawaban handphone dengan meminta Selene mengaku menjadi ibunya dan fakta yang baru saja Selene ketahui tentang Jean. Jean merupakan putra dari Sean, sahabatnya dulu, sebegitu sempit kah dunia? Kini ia tertawa hambar mengingat kebersamaannya dengan Sean di bangku sekolah dulu, Sean yang selalu mengekori Selene dengan dalih takut Selene dikucilkan, melakukan hal gila bersama sampai membuntuti wanita cantik pujaan hati Sean  yang berkuliah di universitas ternama dan kini hubungannya dan Sean tidak tau harus disebut apa, jangankan melakukan hal menyenangkan seperti dulu, berbicara saja rasanya sangat canggung.

Selene tersadar dari lamunannya karena sebuah ketika di pintu kamarnya. "Sel, ada tamu nih. Keluar sebentar yuk."

"Iya." jawab Selene pada sang Ayah.

Selene keluar dari kamarnya, langkahnya menuruni tangga dan mengamati sang ibu yang terlihat bahagia menyiapkan beberapa kue kering dan empat gelas teh. Selene menghampiri sang ibu, menawarkan bantuan. "Mama butuh bantuan Selene nggak?"

Sang ibu tersenyum, memberikan nampan dengan empat cangkir berisi teh, ia dan ibunya berjalan menuju ruang tamu, menghampiri si tamu.

Pandangan Selene bertemu dengan si tamu, pria yang baru saja Selene pikirkan.

Selene menghampiri meja ruang tamu, menyajikan empat gelas teh dihadapan sang ayah, Sean dan tempat kosong lain yang akan ia isi dan sang ibu.

"Udah lama ya Sean nggak ke rumah." ucap ibu Selene basa-basi.

Sean tersenyum ramah. "Iya, Tante."

Ibu dari Selene mempersilakan Sean meminum tehnya dan kue kering yang sudah disiapkan.

"Jean nggak ikut?" tanya Selene pada Sean setelah menyesap teh ditangannya.

Sean menggeleng, meletakkan cangkir ditangannya. "Dia nggak mau keluar dari tadi, mungkin dia capek."

Selene yang mendengarnya mengangguk mengerti.

"Jean siapa, nak?" tanya ibu Selene ingin tahu.

"Anaknya Sean, ma." bukan Sean yang menjawab melainkan Selene.

Kedua orang tua Selene sedikit terkejut. "Kamu lupa sama om ya? Kok nikah nggak ngundang om? Perasaan kita juga kerjasama dua tahun yang lalu 'kan?" ujar ayah Selene.

"Sean memang belum nikah, Om. Masa Sean bisa sih nggak ngundang Om sama Tante  kalau nikah, hitungannya durhaka Om." jawab Sean dengan nada jenaka.

Kedua orang tua Selene menanggapi dengan tawa renyah. Berbeda dengan Selene yang memikirkan maksud dari jawaban Sean.

"Masa sih Sean punya anak tanpa nikah ... eh tapi bisa aja sih. Sadar Sel ini udah tahun berapa." batin Selene.

Ibu dari Selene berhenti tertawa, mungkin saja memikirkan hal yang sama dengan Selene. "Lho terus kok udah punya anak?" tanya ibu Selene dengan tatapan ingin tahu.

Selene melihat Sean, pasti canggung jika mengatakannya pada pasangan tua dihadapannya. "Ma, Pa jangan usik privasi Sean, nggak enak." ujar Selene.

Orang tua Selene terdiam mendengar ucapan Selene sampai sang ayah membuka suara.

"Ehem, jadi Sean ada urusan apa ya Dateng ke rumah?"

"Sean mau membicarakan tentang proyek yang diajukan klien beberapa hari lalu." Jawab Sean.

"Menurut saya ini baik untuk kedua perusahaan, Om. Berkaca dari proyek yang kita lakukan bersama dua tahun lalu, saya bisa memprediksi akan berjalan sempurna tanpa keluhan dari klien." lanjut Sean menerangkan.

The End Of Our Friendship ( Seulhun ft Jeno )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang