Hug

318 55 0
                                    

Selene menatap Jean tidak percaya, ingatannya kini kembali di saat ia pertama kali berada di apartment Sean. Pertanyaan tentang ibu Jean kali itu muncul dari mulut Selene dan Sean menjawabnya beberapa saat kemudian. Jawaban jika Jean bukanlah anak kandung Sean dan fakta bahwaa orang tua Jean sudah tiada karena kecelakaan mobil membuat Selene tersadar, Jean mungkin memiliki trauma.

"Sean stop dulu deh." ucap Selene pada Sean.

Ian atau Sean menurut, menepikan mobil di sisi jalan. "Ada apa?" tanyanya.

Bukannya menjawab pertanyaan Sean, Selene malah bertanya pada Jean. "Jean, ganti tempat duduk sama Tante ya?"

Sean dan Jean bertatapan, Sean yang bingung dan Jean yang ketakutan.

"Jen?"

"I-iya Tante." final Jean.

Sean melanjutkan perjalanan, suasana mobil sangat tentram, hanya suara radio yang diputar Sean di dashboard mobil yang terdengar. Sean terfokus pada jalan, Jean yang entah sedang apa dan Selene yang memikirkan sikap Jean.

Mobil Sean tiba di lokasi konstruksi. Mereka turun dan disambut oleh mandor yang mengawasi proyek.

"Apa ada yang kurang jelas tentang desainnya, pak?" tanya Selene membentang kertas bergambar denah sketsa.

"Tentang sirkulasi udara dan atap, kira-kira akan dibuat seperti apa? Mungkin ini terlalu awal menanyakan." tanya mandor.

"Untuk atap dibuat tinggi dan berbentuk segitiga supaya suhu rumahnya sejuk dan sirkulasi udara bisa disesuaikan." jawab Selene.

Mandor mengangguk mengerti, hanya itu yang ingin ia tanyakan.

"Tentang material aman 'kan pak? tanya Sean.

"Sejauh ini aman, oh iya ini laporan pembeliannya pak." ucap mandor memberi Sean buku besar berisi catatan pembelian.

Sean memeriksa dan percakapan mereka bertiga tentang proyek berujung lama. Jean yang bosan hanya duduk dan bermain handphone miliknya, membalas pesan dari teman-temannya yang bernasip sama, skorsing.

Pembahasan proyek berlangsung lama, setidaknya Jean menghitung sudah tiga jam lamanya ia bermain handphone dan ketiga orang dewasa itu masih berbincang serius. Jean yang sudah bosan bukan main menghampiri mereka, menarik ujung baju Selene untuk mengambil atensi wanita itu.

"Bentar ya, Jen. Kita bahas dikit lagi." ujar Selene pada Jean.

Jean hanya bisa mengangguk, lagi dan lagi ia bermain handphone miliknya. Sebuah ide terlintas di otaknya, jarinya mengetik nama pada kolom pencarian sosial media Facebook. Jean menggulirkan layar, melihat foto jadul Sean dan Selene di Facebook milik Selene.

"Ck friendzone," cicit Jean begitu melihat foto Selene yang selalu bersama Sean disertai caption 'BFF'.

Penjelajahan Jean kembali berlangsung, kini ia melihat foto Sean, Selene bersama kedua orang tua Jean.

"Kamu lagi lihat apa?"

Suara Selene membuat jean terkejut, wanita itu mengintip layar handphone milik Jean. "Eh akun Tante?"

Jean mengangguk meski malu.

"Tante kenal sama Ayah Bunda nya Jean?" tanya Jean

Selene mengangguk menjawab pertanyaan Jean meski ada jeda waktu untuk wanita itu menjawab. "Iya, dulu pernah ketemu. Jean kangen Ayah sama Bunda, ya?" ucap Selene dengan tatapan iba.

Jean hanya mengangguk merespon ucapan Selene.

Selene menepuk pelan pundak remaja itu, senyum hangat muncul di raut wajahnya. "Mau tunjukin Tante tempatnya Ayah sama Bunda nya Jean nggak?"

The End Of Our Friendship ( Seulhun ft Jeno )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang