"Penawaran gue masih sama, Tahma. Putusin Syafira, jadi pacar gue dan gue bakal berhenti gangguin pacar lo."
Rhuna terkekeh melihat reaksi Tahma. Laki laki itu terdiam, seperti memikirkan tawaran Rhuna. Tapi sepertinya, benteng pertahanannya masih tetap kuat karna cowok itu kini menatap tajam kearahnya dengan jari telunjuknya menunjuk kearahnya.
"Nggak akan pernah sudi," ujarnya penuh penekanan. "Kalau lo gangguin cewek gue cuman karna pengen dapetin gue, gue akui cara lo murahan, sangat murahan Ghania rhuna."
Kekehan kecil kembali terdengar dari bibir Rhuna, gadis itu sama sekali tidak tersinggung dengan perkataan Tahma. "Terserah lo, Tapi jangan harap hidup cewek lo tenang."
"Seobsesi itu lo sama gue?"
Satu sudut bibir Rhuna terangkat satu. "Gue nggak akan sudi obsesi sama lo bahkan sekedar suka sama lo, bajingan."
"Ya, i want you. Lebih dari obsesi."
"Gila," maki Tahma, cowok itu beranjak pergi meninggalkan Rhuna yang tertawa keras.
Rhuna tidak mengira jika Tahma akan secepat itu mendatangi dirinya padahal tadi dia hanya sedikit, sedikit saja mengerjai Syafira dengan cara menyiramkan air selokan pada gadis itu.
"Cara lo cukup licik, Rhu."
Tawa Rhuna mereda, gadis itu menoleh ke belakang. Lagi lagi ada Rean di sana, berjalan kearahnya dan berdiri di hadapannya.
"Gue rasa juga gitu," balas Rhuna kembali terkekeh kecil. "Oh ya, kondisi adik lo gimana?"
Tubuh Rean menegang, cowok itu menatap Rhuna tajam. "Lo bisa nggak sih nggak usah ungkit yang itu."
"Yang itu, yang mana?"
"Rhuna-"
"Just kidding," potong Rhuna cepat, lalu kembali terkekeh.
Rean menghela nafas berat. "asal lo tau, gue lakuin itu bener bener nggak sengaja, itu di luar kendali gue."
Tawa Rhuna mereda, gadis itu mendongkak, menatap Rean yang lebih tinggi darinya. Hening untuk sesaat, sebelum akhirnya Rean kembali bersuara.
"Gue mabok saat itu."
Rhuna masih terdiam. Ada banyak yang dia pikirkan dan dia simpulkan di dalam otaknya. Cukup lama terdiam hingga membuat suasana hening, Rhuna akhirnya membalas perkataan cowok di sampingnya.
"Terus orang tua lo tau?"
"Hm."
"Oh, wow. Tapi mereka nggak bunuh lo?"
"Mereka nggak akan bunuh gue. Gue anak satu satunya mereka," jawab Rean. "Adik gue, dia hanya anak adopsi."
"Gue nggak tau tujuan lo cerita ini ke gue apa. Tapi, karna lo lakuin hal itu ke adik lo bukannya lo lebih baik nikahin adik lo?"
"Lo gila?" balas Rean, nadanya terdengar terkejut.
"Ada dua orang hari yang bilang gue gila di waktu yang berdekatan." ujar Rhuna.
KAMU SEDANG MEMBACA
RHUNA
Teen FictionIni kisah mereka. Mereka yang sama pintarnya menutupi kebenaran, mereka yang bermuka dua, mereka yang memakai topeng dan mereka yang hidup seolah tidak memiliki dosa sama sekali. Hidup dengan sempurna sedangkan ada orang yang berjuang dari penyakitn...