一 Ichigo or Criminal

117 9 10
                                    

"Ichigo-san, aku sangat menyukai novel berjudul Hanarete Ite Mo ini! Sampai aku tidak bisa berhenti menangis, ibuku juga sangat menyukainya!!!" Seorang gadis duduk di depan sang penulis yang hanya dibatasi meja, sang penulis pun ikut tersenyum bahagia di balik maskernya sambil menyodorkan buku yang sudah ia tanda tangani. Melihat betapa indahnya binar mata bahagia itu membuat hatinya menghangat.

"Terima kasih telah menyukai 'Hanarete Ite Mo', wah sampaikan salamku kepada ibumu yaa!" Lelaki itu mengambil buku gadis itu kemudian menandatanganinya. Menyisakan jejak pena di atas lembaran pertama karyanya, lalu ia berikan kembali buku itu ke penggemarnya.

"Hai'!! Arigatou Ichigo-san," Gadis itu pergi dengan perasaan riang.

Tidak terasa lelaki itu sudah menandatangani 40 buku. Ia berdiri dan menutup sesi fansignnya dengan mengucapkan rasa terima kasihnya. Satu demi satu penggemarnya serta wartawan pergi dari tempat itu.

Lelaki itu pergi ke wardrobe room untuk mengganti pakaiannya jadi kasual dan tidak lupa dengan syal serta topi. Hari ini sungguh dingin.

.
.
Aku adalah Yamada Ryosuke, seorang novelis yang terkenal dengan alur cerita angstnya dan selalu bersembunyi dibalik nama Ichigosuke agar privasiku tidak diusik.

Dengan nama pena itulah aku berhasil menerbitkan buku bergenre angst yang disukai semua kalangan di Jepang. Sampai saat ini aku telah mengeluarkan 4 buku best seller di antaranya Waiting For The Rain, Haru ga Kita, Boku no Natsu, dan karya terbaruku Hanarete Ite Mo.

"Ichigo-san, mari kita pulang." ajak manajerku yang sudah siap di sebelahku lalu kami berdua keluar dari hotel, memasuki mobil Van yang sudah disiapkan.

"Ne, Yuri-san apa aku punya jadwal untuk besok?"

"Untuk besok tidak ada, hanya saja lusa kau akan mengadakan fansign di Ginza dengan kapasitas 50 orang dan malamnya kau ada dinner bersama 1 orang beruntung yang mendapatkan gold ticket di novel terbarumu itu," paparnya menunjukkan jadwal di gadgetnya padaku.

"Sou ka? Baiklah aku masuk dulu, ya, terima kasih sudah mengantarku sampai sini. Hati-hati di jalan!" Aku pun keluar dari mobil dan menutupnya kembali. "Douita. Yama-chan jika ada perlu, kabari saja aku ya," ujar Chinen di dalam mobil setelah kaca mobil sedikit ia turunkan.

Setelahnya mobil itu pergi dari hadapanku, aku memasuki lobi apartemen.

Ah iya ... dia manajerku namanya Chinen Yuri. Hanya dia dan editorku yang mengetahui nama serta wajah asliku. Selain berlindung dari nama Ichigosuke, ketika berhadapan dengan publik aku selalu merahasiakan wajahku. Menggunakan syal rajut berwarna merah, kacamata hitam serta kupluk merah. Penampilanku sudah persis seperti stroberi atau justru ... penjahat?

Di dalam lift aku mulai menanggalkan satu per satu atributku, untungnya lift sedang sepi jadi tidak perlu khawatir identitasku ketahuan. Meski orang-orang awam juga tidak tahu siapa aku.

Saat ingin membuka pintu, aku melihat seorang lelaki yang sedang mengangkat kardus ke dalam apartemennya. 'Apa ia tetangga baruku?'

Lelaki itu keluar dari apartemennya dan melihatku, di saat itu juga aku buru buru membuka pintu dan bergegas masuk namun terlambat. Ia sudah lebih dulu menyapaku ....

"Halo, perkenalkan namaku Nakajima Yuto. Tetangga barumu mulai hari ini ... apartemenku nomor 0205, tepat di samping apartemenmu. Yoroshiku ne!" Ia mengulurkan sebelah tangannya dan tersenyum kepadaku.

Lelaki di hadapanku ini sangat tampan dan tinggi, tetapi aku tidak peduli dengan itu. Kenapa aku jadi memujinya? Aku segera memasuki apartemen dan mengunci pintu, mengabaikan dia yang bingung dengan sikapku. Masa bodoh dianggap tidak ramah.

***

Kaget. Tentu saja. Lelaki yang baru saja memperkenalkan diri sebagai Nakajima Yuto justru mendapatkan penolakan secara langsung dari tetangga barunya. Sepertinya, tetangga barunya itu tidak suka padanya. "Apakah semua penghuni di sini seperti dia?" monolognya sambil mengangkat kardus terakhirnya ke dalam apartemen.

Ia mengeluarkan isi kardus dan mulai menyusun barang-barang miliknya. Lelaki ini baru saja pindah dari Osaka, keinginannya adalah menetap di Tokyo karena selain urusan pekerjaan. Ia bisa menemui 'seseorang' yang sangat dikaguminya selama ini. Dari mana Nakajima tahu? Dari biodata milik seseorang itu.

Setelah selesai, Nakajima segera membersihkan diri lalu bergegas istirahat. Ia mengambil satu novel berjudul 'Hanarete Ite Mo' yang baru saja dibelinya.Ya, Nakajima merupakan fans berat Ichigosuke. Saking ngefans dengan beliau, Nakajima tidak pernah ketinggalan untuk mengoleksi semua karya dari sang novelis.

Nakajima membuka plastik yang melapisi buku itu dan membuka covernya, hal yang pertama kali ia lihat di dalam buku itu adalah golden ticket. Nakajima mengambil tiket itu dan membacanya 'Selamat anda terpilih untuk mengikuti dinner bersama Ichigosuke pada tanggal 15 Desember 2015'.

"Eeehh? Uso?!!" Ia mengecek sekali lagi tiket tersebut. Benar-benar asli dan berkilau.

"I-ini bukan bohongan! Yatta!! Akhirnya aku bisa bertemu dengannya setelah sekian lama hanya mengagumi karyanya!" Nakajima berteriak kegirangan sesekali melompat-lompat di atas kasur.

Di sisi lain, Yamada yang baru saja pulang dari konbini tiba-tiba mendengar teriakan tetangga barunya sudah merasa terganggu. Suara teriakannya sungguh terdengar hingga luar.

"Berisik sekali, padahal ini sudah malam. Bagaimana aku bisa menulis untuk karyaku selanjutnya jika ada tetangga seperti dia," sungut Yamada kesal.

"Kami-sama, terima kasih telah mengabulkan keinginan terbesarku untuk bertemu Ichigosuke." Sementara ia larut dalam kebahagiaannya memeluk erat buku dan golden ticket itu hingga terlelap.
.
.

Ultah Yuto dah lewat satu jam waktu Indonesia bagian barat. WKWKWK.

Tbc~

Fuyu : He's back after winter nightTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang