3

1.4K 165 179
                                    

Seharusnya sentuhan pantat dan pelukan pinggang ataupun sentuhan jari dapat membuat kadar romantisme makhluk dimabuk cinta. Tetapi berbeda dengan dua manusia ini, begitu tidak romantis sekali. Kasihan dewa dewi cinta harus berusaha mati-matian untuk mereka berdua.
Mau tidak mau Minji menyipitkan tatapannya dan Yoongi juga melakukan hal yang sama. “Cepat singkirkan tanganmu dari pantatku!” tandas Minji.

“Memangnya kenapa? Pantatmu berkurang jika aku sentuh begini?” katanya bersamaan mengeratkan jemarinya mencengkerap pantat gembul sang istri. “Jadi penyok ya?”

“Yoongi sialan! Cepat lepaskan kubilang!” masih bertahan di posisinya, memunggungi Yoongi.

“Kenapa kau itu selalu mengomel di saat ingin tidur sih?” Gemas Yoongi bersamaan dengan menepuk pantat sang istri tanpa ada rasa bersalah dan air mukanya sangat datar.

Bukan main menyebalkannya bagi Minji, dirinya sudah marah karena berita itu dan sekarang suaminya sangat menyebalkan. “Cepat suruh benda itu menyingkir Yoon!” tandas penuh penekanan.

Maka dengan penuh kesabaran Yoongi akhirnya mengalah, Yoongi lantas menoleh ke arah langit-langit kamar. “Tangan, cepat menyingkir dari pantat itu, pemiliknya sedang pms, jadi sangat galak seperti malaikat.”

Minji menyerngit bingung, lalu berbalik menatap Yoongi setelah suaminya melanjutkan kalimatnya, “Malaikat penjaga pintu neraka.”

Minji kehabisan kata-kata untuk menimpali Yoongi. Sirkuit otaknya seolah tidak bisa digunakan ketika Yoongi kembali menoleh ke arahnya dan tersenyum manis sekali. Rasanya, ini memang sebuah skenario malam yang disusun Yoongi untuk berakhir dengan argumen santai. Yoongi seakan tidak ingin memperdebatkan masalahnya berlarut-larut dengan sang istri. Yaa, begitulah Yoongi.
“Aku tidak percaya Tuhan menciptakan suami untukku seperti ini.” protesnya lagi.

“Aku malah lebih tidak percaya lagi, bisa-bisanya Tuhan menciptakan manusia sewot karena pantatnya di sentuh suaminya sendiri,” timpal Yoongi sampai-sampai Minji merasa semakin kalah telak beradu argument dengan sang suami.

“Diam aku ingin tidur brengseeeek!”

Yoongi tidak langsung menimpali Minji, malah memasang ekspresi seakan Ia tengah berpikir sebelum mengatakan kalimatnya dengan santai, “Biar aku tunjukkan yang namanya brengsek itu seperti apa.” Ucapnya tenang dan langsung memposisikan tubuh letihnya di atas tubuh Minji. “Ini yang namanya brengsek.”

Tangan minji menahan dada Yoongi agar tidak jatuh mengenai perut dan dadanya, “Kau ini mau apa?” Minji melirik ke bawah dan ia dalam posisi terkunci karena Yoongi meletakkan sebelah lutut di antara pahanya.

“Kau mau apa sih Yoon?”

“Menunjukkan brengsek itu seperti apa, tidak usah banyak bertanya!” jawab Yoongi sebelum ia mendaratkan bibirnya.

Menelusupkan tangan penuh otot jantan itu ke arah leher Minji sebelum memperdalam pagutannya. Yoongi bisa merasakan sebuah perlawanan pada tangan Minji. Semua terjadi begitu cepat dan Minji hanya bisa merasakan sesapan hangat dan gigitan kecil di bibirnya.

Kenapa Yoongi selalu melakukan hal seperti ini ketika ia sedang ada maslah sih.

Minji tersihir oleh bisikan Yoongi yang lembut ditelinganya. Seharusnya ia tidak membiarkan Yoongi menyentuh kulitnya. Seharusnya ia tidak membiarkan Yoongi memeluknya dari belakang dan juga membiarkan telapak tangan Yoongi menyentuh punggung tangannya, jari-jari pria itu masuk ke sela-sela jari Minji dan menggenggamnya dengan erat. Seharusnya ia tidak membiarkan bibir Yoongi menyapu lehernya dan memberi kecupan-kecupan yang ringan. Ia ingin menolak, namun tubuhnya begitu mendambakan sentuhan itu.

“Iya, sudah Yoon! Menyingkir!” mendorong tubuh Yoongi sambil tersengal karena laki-laki itu tidak memberinya sedikitpun untuk mencuri oksigen.

“Aku percaya pada suamiku.”

“Selamat malam istriku.” Mencium kening Minji lalu merebahkan tubuhnya kembali di ranjang.

“Kalau saja kau tidak mens pasti akan lebih seru lagi.”

“Perutku jadi nyeri,” Menoleh Yoongi yang sudah memejamkan mata. Minji tahu bahwa suaminya sedang ber akting saat ini. “Yoon, aku bilang perutku sakit.”

Yoongi sengaja mendengkur keras agar sang istri tidak manja. Memang kebisaan Minji saat berhalangan pasti dia sangat manja juga sangat temperamental.

“Yoon aku bilang perutku sakit!”

Yoongi menggeliat dan memeluk tubuh Minji, “Huaaamh istriku tidurlah, besok kita harus bangun pagi untuk menjaga kedai ibuku.”

Dibalik semua itu, Yoongi harus menerima kenyataan terkait insiden kecelakaan itu. Kecelakaan antara dirinya dengan wanita yang diduga partner duetnya. Yoongi benar tidak ingin keluarga kecilnya berantakan lagi karena hal itu. Yang pasti saat ia terakhir membaca berita, wanita itu menuduh dirinya dan meminta pertanggung jawaban atas semua yang entah benar atau tidak Yoongi lakukan pada partner kerjanya sendiri.

“Aku tidak bisa jauh dari kalian, jadi jangan menjauhiku.” Ucapnya lirih di sela-sela leher sang istri.

#bersambung#

Walaupun sedikit, yang penting isinya uwu-uwu semua😀

🌚🌚🌚🌚🌚🌚🌚🌚🌚🌚🌚🌚🌚🌚🌚🌚🌚🌚🌚🌚🌚🌚🌚🌚🌚🌚🌚🌚🌚🌚🌚🌚🌚🌚🌚🌚🌚🌚

Jangan lupa kasih vote dan komennya ya.

Komen paling menarik dan unik bakal aku kasih e Book.

Btw komennya kalo bisa di paragraf aja biar gw gampang nyarinya🤭

Jangan lupa di follow juga Jan cuma ikutan komen tapi malah g difollow🤧

Sekian dulu, besok sambung lagi kalo udah 90 vote.
Vote loh ya, bukan komen🤭🙏🏻

Selamat berhalu sobat halu💜💜💜💜😘

YoonMinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang