Genuine Affection - Part 02

561 64 3
                                    

"Satu tahun setelah kepergianmu, Mae memintaku untuk menikah dengan wanita pilihan nya. Dia wanita yang baik, dia bahkan tidak mempermasalahkan perasaanku yang sepenuhnya masih untukmu kala itu. Hingga pada akhirnya dia meninggal tepat ketika Chimon baru menginjak usia dua tahun." Terang Off pada Gun, menceritakan bagaimana kehidupan nya setelah ia berpisah dengan pria mungil tersebut.

"Dia meninggal?" Ulang Gun setengah tidak percaya.

Off mengangguk, "Milk, dia meninggal karena mengidap penyakit kanker otak."

Gun terdiam, ia kemudian mengalihkan perhatian nya pada sosok anak kecil yang tengah tertidur di pangkuan Off, mengelus surai Chimon penuh kasih sayang. "Lalu apa yang membuat Chimon di rawat di Rumah Sakit?" Tanya nya.

Off memejamkan mata nya sebelum menjawab pertanyaan yang Gun ajukan, "Dia mempunyai penyakit yang sama dengan Milk. Aku sudah berusaha semaksimal mungkin untuk menyembuhkan penyakitnya selama 4 tahun terakhir. Tapi tidak ada perkembangan berarti."

Gun terhenyak, tak menyangka bahwa anak sekecil Chimon harus merasakan penyakit ganas seperti kanker. Namun sikap anak itu membuat Gun salut, dia begitu kuat menghadapi kenyataan bahwa kehidupan nya bisa direnggut kapanpun tanpa ia duga. Sementara Gun? Jangan tanyakan bagaimana ia merasa malu di depan seorang anak kecil.

"Ini pasti berat untukmu, P'Off."

Off tersenyum simpul, mencium kening Chimon pelan tanpa membangunkan nya. "Awalnya iya, karena meskipun aku tidak mencintai ibunya, aku sangat menyayangi Chimon, hanya dia satu-satunya alasan mengapa aku bertahan hidup saat itu. Apa kau tau? Ketika aku terpuruk saat mengetahui ia mewarisi penyakit dari ibunya dialah yang menghiburku. Mengatakan bahwa ia akan baik-baik saja asalkan aku berada disisinya."

Gun ikut tersenyum, "Dia anak yang kuat."

Off kembali mengangguk, menyetujui pernyataan Gun tadi. "Itulah sebabnya aku juga harus kuat sepertinya."

Dua sosok pria yang tengah berbincang itu saling menatap penuh arti seakan tatapan yang mereka layangkan bisa memberikan kekuatan satu sama lain.

Gun dan Chimon tengah bermain bersama di taman Rumah Sakit. Memainkan permainan batu, gunting kertas yang selalu di menangkan oleh Chimon, membuat Gun harus senantiasa mendapatkan pukulan kencang di telapak tangannya sebagai hukuman bagi sang pencudang di permainan tersebut.

Pertemuan mereka untuk kedua kali nya beberapa hari yang lalu, membuat kedua makhluk bernyawa dengan usia terpaut jauh itu menjadi semakin dekat layak nya kedekatan seorang paman dan keponakan. Menciptakan kebahagiaan tersendiri bagi Gun yang selalu kesepian di sepanjang hidup nya.

Bahkan terkadang, Gun akan mengunjungi ruang inap Chimon sekedar untuk menyuapi bocah itu saat makan walaupun Chimon sering menolak dengan alasan bahwa ia sudah tumbuh menjadi remaja laki-laki. Bukan anak kecil yang harus di suapi.

Begitupun sebaliknya, Chimon juga sering menghabiskan waktu bersama Gun hanya untuk menggoda pria bertubuh mungil tersebut hingga wajah Gun memerah akibat ulahnya.

Ataupun sekedar bermain, seperti saat ini. Dimana mereka mencoba menghibur diri masing-masing dari kesuntukan rutinitas rumah sakit yang memuakkan.

"Ku dengar, Lung Gun akan pulang lusa. Apa itu artinya Lung tidak akan menemuiku lagi?"

"Hei. Tentu saja aku akan sering mengunjungi mu." Ucap Gun mencoba menenangkan Chimon, karena Gun bisa melihat jelas akan kegelisahan anak berusia delapan tahun itu.

"Benarkah? Lung tak berbohong kan?" Tanya Chimon dengan wajah berbinar, ketika Gun mengangguk mengiyakan, Chimon segera menghambur ke pelukan Gun. "Terimakasih. Aku pasti merindukan Lung dan akan sangat kesepian karena tak ada yang menemani ku bermain lagi."

☑️ Imagination [OFFGUN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang