Genuine Affection - Part 01

772 63 0
                                    

Off Jumpol terperanjat, kaget dengan apa yang baru saja ia lihat, pasokan udara di sekitar Off serasa kosong, membuat nafas nya terhenti untuk sejenak. Di depan nya ada seorang pria mungil yang tengah sekarat akibat terkena tembakan dan beberapa luka sayatan di beberapa bagian lengan mulus nya. Off membantu para suster untuk memasukkan tubuh mungil itu ke dalam ruangan yang ada di dalam sebuah rumah sakit besar di Bangkok.

"Siapkan keperluan untuk operasi, kita harus bisa mengeluarkan peluru itu dari dalam tubuhnya secepat mungkin." Titah Off pada seluruh suster yang berada disana untuk bergerak cepat. Semua suster disana pun segera berhamburan, menyiapkan semua hal yang di perlukan untuk operasi nanti.

Off adalah seorang dokter bedah terbaik di kota Bangkok, tak heran jika dirinya di segani oleh semua staf dirumah sakit termasuk para dokter yang bekerja bersama nya.

"Bagaimana dengan surat izin operasi, dok?" Tanya seorang suster, ia menunjukkan map berwarna biru pada Off. Off mengambil map tersebut lalu mengedarkan pandangan ke sekeliling nya. Tak ada satupun keluarga pria mungil itu yang terlihat disana.

"Aku akan menjadi wali nya, aku mengenal nya cukup baik." Ucap Off sembari menandatangani surat izin yang ada di genggaman nya. Kemudian menyerahkan pada suster tadi.

Setelah semua keperluan siap, Off segera memasuki ruang operasi dan bersiap untuk menyelamatkan seseorang yang berharga untuknya.

.
.
.

"Gun."

Pria mungil yang terbaring lemas di atas ranjang rumah sakit hanya bisa melirik orang yang memanggil nya, berusaha untuk memamerkan senyum tulus pada sosok itu.

"Aku harus mengecek kondisi mu." Ucap Off sembari memeriksa keadaan Gun yang baru saja sadar dari koma selama seminggu terakhir. Setelah selesai memeriksa dan memastikan tubuh Gun mulai membaik, Off melepas stetoskop memasukkan nya ke dalam kantong jas dokter yang ia kenakan. "Kau mau minum?" Tanya Off lagi, melihat Gun yang ingin mengatakan sesuatu namun mengurungkan niat nya karena tenggorokan nya yang terasa kering.

Gun mengangguk perlahan, Off segera mungkin mengambil air mineral di atas nakas meja di samping ranjang. Meletakkan sedotan dan membantu Gun untuk minum. Setelah dirasa cukup, lelaki itu meletakkan gelas nya lagi.

"Terima kasih, P'Off."

Off tercengang, bagaimana bisa Gun masih mempunyai pesona yang sama sejak terakhir mereka bertemu sepuluh tahun lalu? Bahkan menurut Off, pria mungil ini sekarang jauh lebih cantik meskipun ada beberapa luka lebam di sekujur tubuh nya. Off ingin bertanya tentang keadaan Gun, apa yang membuat kondisi pria mungil itu jadi seperti ini? Akan tetapi Off sadar, ia bukan lah siapa-siapa Gun lagi. Hubungan mereka telah berakhir semenjak kedua orang tua Gun menjodohkan Gun dengan pria bernama Joss. Off tak banyak tahu tentang pria itu, ia hanya pernah mendengar Gun akan menikah dengan Joss. Kala itu Off tak bisa berbuat apapun, orang tua Gun sangat kaya dengan kekayaan yang mereka punya, keluarga Off bisa dihancurkan begitu mudah detik itu juga.

Malam perayaan kelulusan Gun adalah malam terakhir kali mereka bertemu. Hati Off remuk ketika melihat kekasih nya menangis sesenggukan di seret paksa oleh ayah nya dan Off tak bisa melakukan apapun selain mengepalkan tangan untuk meredam amarah serta kesedihan nya.

"P'Off?"

Gun menyentuh lengan Off pelan, membuat lelaki itu tersadar dari kenangan nya akan masa lalu. Ia melemparkan senyum pada Gun kemudian mengelus pipi Gun lembut.

"Istirahat lah, aku akan mengecek kondisi mu lagi nanti." Gun mengangguk, Off menarik selimut hingga sebatas dada lalu beranjak pergi dari ruangan Gun untuk melihat pasien nya yang lain.

☑️ Imagination [OFFGUN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang