Beloved Husband

2K 172 7
                                    

Jenuh.

Gun Atthaphan menguap lebar. Bukan rasa kantuk yang mendera nya, melainkan rasa bosan karena malam ini Gun tidak melakukan apapun selain uring-uringan.

Ah, mengapa tidak ada acara televisi yang menarik malam ini. Kenapa semua acara televisi sama saja, tidak ada satupun yang menarik minat Gun, sangat membosankan. Dari tadi jempol nya terus menekan-nekan tombol remot yang ia pegang.

"Gun apa kau tidak bisa melihat satu channel saja? Mataku sakit melihatmu yang terus mengganti saluran televisi. "

Itu suara laki-laki dibawah Gun. Uhmmm.. maksud nya Off Jumpol, suami si pria mungil yang tengah duduk di lantai dan bersandar pada sofa yang saat ini Gun duduki. Kedua tangan Off sibuk memainkan keyboard di depannya. Sesekali tangan kanannya menggeser mouse di samping laptop. Gun mendengus kesal saat melihat Off dari tadi hanya fokus pada laptopnya. Sama sekali tidak mempedulikan Gun yang sudah hampir mati karena bosan ini lalu tiba-tiba seenaknya saja mengoceh seperti itu.

Sampai akhirnya Gun menekan tombol off yang berwarna merah pada remot lalu melemparnya sembarang ke samping tempat duduk Gun. Ia merebahkan tubuhnya diatas sofa, mengatur nafas sejenak yang tadi sempat terbuang percuma karena acara-acara televisi yang bagi Gun sama sekali tidak bermutu. Gun membalikkan badan, sehingga kini posisi nya berubah menjadi tengkurap. Sekedar untuk menghilangkan rasa bosan yang ternyata masih saja menghinggapi si pria mungil. Ini tidak berhasil..

Apa yang harus Gun lakukan sekarang?

Off, si bocah besar di bawah itu masih saja tak berkutik dari depan layar laptopnya. Benar-benar tidak mengerti lingkungan sekitar. Apa Off tidak bisa merasakan hawa kebosanan yang melingkupi tubuh isterinya ini? Bahkan bertanya basa-basi saja tidak. Gun menggurutu dalam hati mengapa Tuhan menakdirkan nya mencintai laki-laki semacam Off.

Gun membalikkan lagi tubuhnya ke posisi terlentang. Lalu melongokkan sedikit kepala nya, mengintip layar laptop Off yang sangat ia akui sebagai suami nya itu.

Huh.

Seperti biasa, Off tampak sibuk mengerjakan projek video game terbarunya. Ya, itulah pekerjaannya. Perancang video game. Gun melirik tubuh nya sekilas lantas mengalihkan perhatiannya pada sang suami kembali. Gun menghela nafas panjang, Off sama sekali tidak melirik nya, mungkin selama ini bagi pria sipit itu Gun kalah seksi dari video game.

Menyebalkan.

Tanpa sadar kini kedua kaki Gun sudah terangkat keatas dan menendang-nendang sofa hingga terdengar bunyi berdebum yang cukup keras. Tapi sepertinya Off yang berada di bawah sana masih tak terusik.

Benar-benar menyebalkan.

Gun bangkit duduk, menyilangkan kedua kakinya dan menyanggakan kedua tangan nya di atas. Gun bergerak maju, bergeser sehingga tubuh nya tepat terduduk di atas pangkuan Off, ia melingkarkan kedua tangan nya ke leher dan menyandarkan dagu nya di puncak kepala sang suami. Off masih tak bergeming. Sungguh, terkadang Gun berharap suami nya ini sekali saja dirasuki oleh arwah hantu yang romantis, karena Gun yakin hanya dengan cara itu Off bisa berperilaku manis terhadap istrinya yang membutuhkan kasih sayang ini.

Impossible?

Ya Gun tahu itu hanya khayalan nya saja. Abaikan.

"P'Off?" Panggil Gun, ia sengaja memanggil nama sang suami dengan sedikit mendesahkan suara nya ke telinga Off, berbisik seduktif. Tetapi yang Gun dapatkan hanyalah gumaman dari pria itu yang terdengar untuk  menanggapi Gun. Sama sekali tak bergerak dari tempatnya.

"Aku bosaan." Rengek Gun, sebenarnya Gun sendiri merasa geli mendengar suara nya sendiri.

"Hum."

☑️ Imagination [OFFGUN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang