SY : 3

299 60 8
                                    

Sudah 1 hari berlalu Bona masih tinggal dirumah sakit, sebenarnya ia bisa saja pulang sekarang. Tetapi dokter disana mencegah Bona untuk pulang karena ia harus menunggu kedatangan polisi kemarin untuk menunggu info.

Bona hanya bisa terduduk diranjang sesekali ia melihat kearah kanan dan kiri, untuk melihat pasien lain. Tetapi ada satu yang mengganjal dimatanya, semua orang yang berada didekatnya menggunakan sebuah alat aneh berbentuk persegi.

Karena ia penasaran Bona pun bertanya kepada orang yang berada disamping ranjang kerabatnya yang berada dekat sekali dengannya.

"Maaf, permisi bolehkah aku bertanya?" Ucap Bona.

"Ohh, boleh tentu saja." Ucap orang itu ramah.

"Benda apa yang kau pegang saat ini?"

"Ohh ini handphone, semua orang memilikinya." Jelasnya.

"Handphone??"

"Iya, kau tidak tau?"

"Tidak, lagi pula kan sekarang tahun 2004. Bagaimana bisa ada seseorang yang menciptakan benda secanggih itu." Jelas Bona.

Orang itu keheranan mendengar perkataan Bona.

"Maaf nona tetapi sekarang itu tahun 2021 bukan 2004." Ucapnya.

"Tidak, mungkin kau berbohong. Ini memang benar tahun 2004."

"Aisshhh sebaiknya kau tidur mungkin kau masih kelelahan." Final orang itu karena tidak ingin melanjutkan percakapan dengan wanita yang baru saja ia kenal.

🎨+++🎨

Tokk... Tokk... Tok...

Suara ketukan pintu terdengar dari luar dan membuat si pemilik ruangan berhenti, mengerjakan pekerjaan dilaptopnya.

"Masuk." Jawab Eunseo.

"Permisi pak, bolehkah saya masuk." Ucap Winwin diambang pintu.

"Silahkan."

"Maaf pak sebelumnya, saya baru mendapatkan info jika rumah bapak yang dahulu ada seorang wanita yang masuk kesana."

"Siapa?"

"Saya tidak tau siapa wanita itu, tetapi orang-orang disekitar rumahmu dulu mengatakan jika wanita itu berperawakan mungil dan dengan memakai setelan kemeja biru muda yang kebesaran dan juga celana jeans." Jelas Winwin.

Eunseo terdiam sebentar. Ia berpikir apakah mungkin itu adalah Bona.

"Suruh anak buahmu untuk berjaga disekitar komplek itu, jika ada info tentang wanita itu beri tahu aku." Perintah Eunseo.
Winwin mengangguk lalu pergi meninggalkan Eunseo.

Eunseo mulai berpikir apakah benar wanita itu adalah Bona? Ia masih ingat jika terakhir kali Bona pergi memang ia menggunakan semua yang dibicarakan oleh Winwin.

Karena tidak ingin berharap lebih, Eunseo lebih memilih melanjutkan pekerjaannya. Dan yang terpenting sekarang adalah mungkin wanita itu bukan Bona.

🎨+++🎨

"Selamat siang, Nona Bona." Ucap polisi kemarin.

"Siang, pak."

"Apakah kau sudah menemukan sesuatu?" Tanya Bona tergesa-gesa.

Kedua polisi itu saling bertatapan karena mereka bingung ingin memulai cerita dari mana.

Seorang polisi bernama Hyun bin menghela nafas. "Maaf, nona sepertinya kau tidak bisa menemukan keluargamu."

Bona terdiam "Apa yang kau bicarakan? Ini tidak mungkin kan?"

"Ini benar nona, karena setelah penelusuran kami. Kami sudah mendapatkan info dari orang-orang sekitar jika tempat laboratorium yang anda tempati kemarin lusa ada sebuah tempat terbengkalai, dan rumah yang kau datangi juga sama."

"Dan laboratorium itu sudah lama sekali terbengkalai, menurut satpam disana laboratorium itu baru saja dibuka kembali."

"Kalian berbohongkan? Aku tahu sekali jika laboratorium itu belum pernah tutup dan selalu terbuka." Ucap Bona tak percaya.

"Kami serius nona."

Polisi Hyun bin menghela nafas untuk sesaat "Baiklah untuk sekarang kau akan kami tempatkan di dinas sosial."

Bona tidak menggubris perkataan polisi itu, yang ia pikirkan sekarang adalah bagaimana bisa keluarga bisa sampai tidak ditemukan.

"Kami berdua akan pergi sebentar ke lobby, sekarang kau kemasi barang-barang mu. Lalu ikuti kami." Ucap polisi yang lain.

Bona kali ini masih terdiam, ia rasa ini seperti mimpi. Semua orang berbicara omong kosong kepadanya, mungkin mereka semua berbohong.




[Note]
Nungguin? Gak ya, yaudah gapapa. Kalo suka jangan lupa bintangnya biar aku semangat nulis.

Happy reading ☺️

𝚂𝚝𝚊𝚢 𝚢𝚘𝚞𝚗𝚐Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang