Sudah hampir satu minggu Bona tinggal di dinas sosial bersama orang-orang yang bernasib sama sepertinya. Ia sudah mulai menerima keadaan jika benar memang ia terjebak ditubuh mudanya karena mesin hibernasi buatannya.
Untuk saat ini ia masih mencari keberadaan Eunseo dan Minju. Tetapi ia lupa akan keberadaan orang tuanya. Setiap hari ia hanya bisa berjalan-jalan ditaman yang selalu ia kunjungi, begitupun hari ini.
Disaat-saat ia tengah hanyut dalam pikirannya, tanpa sengaja Bona menabrak seorang gadis muda berpakaian sekolah.
Brukkk...
Awww....
"Kamu gak apa-apa kan?" Bona membantu gadis itu dengan khawatir.
"Aku gapapa kok." Ucap gadis itu.
Tetapi seperti gadis itu tidak bisa menahan rasa sakit di lututnya.
"Sepertinya lututmu terluka, kau duduk dulu disini ya. Aku akan membeli plaster dan obat, kau tunggu disini sebentar ya." Ucap Bona setelah membopong gadis itu duduk di bangku taman.
Tak lama Bona kembali dengan membawa plaster dan obat, lalu dengan telaten ia membersihkan luka gadis itu dengan sangat bersih.
"Terimakasih." Ucap gadis itu tersenyum.
"Sama-sama, aku minta maaf soal tadi."
"Tidak apa-apa." Gadis itu tersenyum kembali.
"Sepertinya kau baru di taman ini?" Tanya Bona mendahului. Karena memang benar selama 1 Minggu ini belum pernah melihat gadis itu.
Gadis itu tersenyum. "Iya."
"Aku baru ke taman ini lagi sejak terakhir kali bersama ibuku." Ucapnya dengan masih mempertahankan senyumannya.
"Kau tau... Dulu ayahku suka berkata jika dulu ayah dan ibu suka sekali berjalan-jalan di taman ini." Ucap gadis itu seraya menatap langit yang mulai berubah menjadi warna oranye.
"Ohh ya, lalu kenapa kamu kesini sendirian?" Tanya Bona.
"Aku sedang kangen dengan ibu, jadi aku kemari."
Bona mengangguk "Jika aku boleh tau siapa namamu nak?"
"Namaku Minju, Son Minju." Ucap gadis itu sembari menoleh kepadanya dan menjulurkan tangan kanannya.
Bona terdiam. Apakah dia adalah Minju? Bayi yang selalu ia ajak bermain bersama Eunseo?
"Lalu namamu siapa?" Tanya Minju pada Bona.
"Namaku Kim Jiyeon, kamu bisa memanggilku Jiyeon."
Minju mengangguk "ngomong-ngomong, apakah kamu bersekolah?" Tanya Minju yang membuat Bona bingung untuk menjawabnya.
"Se-sebenarnya aku-..." Tiba-tiba harus terpotong karena suara telfon dari saku Hoodie Minju.
Dretttt... Dretttt... Dretttt...
"Halo."
"Halo kamu dimana sayang, udah sore kenapa belum pulang." Tanya seseorang dari dalam telfon.
"Tunggu sebentar yah, aku lagi ditaman."
"Taman mana? Ayah jemput sekarang ya."
"Tidak usah aku bisa pulang sendiri."
"Ya sudah, segera lah pulang."
"Iya ayah, matiin dulu telfonnya."
"Iya iya."
Lalu panggilan telfon berakhir.
"Ouh iya, Jiyeon aku pulang dulu ya. Sepertinya ayahku sudah menungguku di rumah." Ucap Minju.
"Iya, kapan-kapan kamu kesini lagi ya."
Minju mengangguk. Lalu pergi meninggalkan Bona sendirian sembari melambaikan tangannya dengan senyuman yang sama.
Sekarang sebuah perasaan muncul di lubuk hati Bona, yaitu kehangatan yang sama saat ia bersama dengan Eunseo dulu. Dan itu membuat Bona merasakan kehadiran Eunseo.
Apakah benar? Jika gadis itu adalah Minju, bayi yang rawat dulu. Pertanyaan itu saat ini selalu muncul di kepalanya.
Tetapi ia tidak ingin berharap lebih untuk saat ini, karena ia tau jika ia berharap lebih ketika jatuh akan sangat sakit.
[Note]
Bingung mau bikin note apa?... Ehh btw ada yg nonton gp999 gak? Kalo ada kasih tau dong siapa pick kalian🤭🤭Happy reading ☺️
KAMU SEDANG MEMBACA
𝚂𝚝𝚊𝚢 𝚢𝚘𝚞𝚗𝚐
Fanfiction【BUDAYAKAN VOTE DAN FOLLOW SEBELUM BACA!!】 Bagaimana jadinya jika seorang ibu muda yang dinyatakan hilang 17 tahun lalu kembali dengan tubuh yg sama seperti 17 tahun lalu. Hal itu terjadi pada Bona yang harus merelakan waktunya selama 17 tahun karen...