"Sumpah demi apa adik lo begituan?!" Rasi dan Jerry berteriak hampir berbarengan setelah Vero menceritakan hal yang dia lihat barusan bersama Tyas.
"Dan sayangnya ini bukan yang pertama, iya kan Ver?" Tyas menatap wajah Vero dengan iba. Vero pasti masih merasa kesal dan kecewa karena tidak bisa menghentikan perbuatan adiknya itu.
"Kok lo bisa tau?" Tanya Vero
"Gue tau aja."
"Dan Ty, kenapa lo ngelarang Vero buat samperin adek nya tadi? Kan biar clear masalahnya gitu." Rasi menatap heran. Tyas terdiam sejenak lalu menghembuskan napasnya pelan. "Gue gak yakin kalau Vero samperin kesana masalahnya bakal langsung clear gitu aja Ras."
"Gue setuju sama Tyas sih Ras. Ini tempat umum. Walaupun keadaan lagi gak begitu rame sih, kalau ditegur di depan orang lain ga enak rasanya."
Rasi menghembuskan napas gusar. "Terus lo nemu catetan alamat Kak Icha dari meja El Ver?" Vero menjawab dengan anggukan. "Gue gatau dia mau ngapain sama si temennya itu disana."
"Gue kebetulan kenal deket sama Kak Icha, mau gue kontak dia biar kita berempat ikut diundang kesana gak? Lo bisa awasin sekalian jagain adek lo disana nanti."
"Lumayan bagus ide lo Ras. Kapan lagi ya kan kita ikut party-party kayak gini." Ucap Jerry.
"Not bad i guess." Sahut Tyas
"Pada setuju semua nih? Kalo lo gimana Ver?" Semua mata tertuju pada Vero yang terdiam. Vero menunjukkan raut wajah kebingungan selepasnya. Pikirannya bertebaran di dalam kepalanya. Memilih apakah mengikuti rencana teman-temannya adalah pilihan yang tepat atau tidak. Ditambah dia tidak sedang dalam situasi yang baik dengan adiknya saat ini.
"Masalahnya, gue sama El lagi berantem. Masa nanti ketemu di party kan gak lucu."
"Ya lo sebisa mungkin jangan ketauan sama adek lo lah gimana. Jagain dari jauh, kalau kalau adek lo terancam bahaya baru lo keluar buat tolongin. Gitu aja." Ucap Rasi memberi saran. Vero mempertimbangkan saran yang diberikan Rasi padanya.
"Acaranya kapan btw?" Tanya Jerry
"Minggu depan. Weekend nih, mantep." Jawab Rasi sambil menunjukan kalender di hapenya.
"Ya udah, berarti mingdep kita kumpul disini buat siap-siap sebelum berangkat ke pestanya ya." Rasi melanjutkan ucapannya.
"Lah, kok di cafe gue?." Keluh Jerry
"Gue juga belum ngomong mau ikut loh Ras." Timpal Vero
"Emang dresscode nya apa Ras?" Tanya Tyas.
"Gak tau, sebentar gue tanyain sekalian minta diundang ke Kak Icha nya ya." Rasi beranjak dari duduknya, mengabaikan penolakan Jerry dan Vero lalu pergi tak jauh dari teman-temannya berada untuk menelepon Kak Icha.
"Perlu mobil gak sih kita kesana?" Tyas bertanya penasaran. Sepengetahuannya, Sweet seventen atau apalah itu namanya biasanya hanya orang-orang berkelas yang sering mengadakannya.
"Kayak nya perlu deh. Lagian biar kita berempat barengan sampe nya. Gue bisa minjem mobil bokap buat dipake. Sekalian gue supirin."
"Wihh, mantep nih jerry." Tyas mengacungkan kedua jempolnya. Jerry cengengesan menanggapinya. Vero, dia kembali terdiam. Kembali masuk kedalam pikirannya sendiri.
"Ro! Vero!" Jerry menepuk bahu Vero. Vero tersadar dari lamunannya. "Kenapa Jer?"
"Lo punya baju buat party nya gak?"
"Dresscodenya emang apaan?"
"Formal suit buat cowoknya." Rasi kembali bergabung dengan mereka setelah menyelesaikan urusannya. "Buat cewek-ceweknya gaun semi formal." Lanjut Tyas
KAMU SEDANG MEMBACA
Be as One
Teen FictionAda yang bilang keluarga itu satu kesatuan utuh. tempat pulang dan kembali kita dari dunia yang bikin kita jenuh dan terpuruk. Tapi bagi Vero tidak demikian. Vero sendirian, tidak ada yang bisa mengerti dirinya selain dirinya sendiri. Selalu ada yan...