Epilog

10 2 0
                                    

Lisa menyorot dengan tajam sosok Malvin yang tengah berdiri di depan gerbang sekolah tanpa seragam. Hari ini Malvin tidak masuk sekolah, tapi berani sekali ia berdiri di depan sekolah seperti itu.

"Samperin dulu." Lisa menatap Shela tak percaya. Ia masih ingat jelas apa yang dilakukan Malvin padanya semalam dan bisa-bisanya sahabatnya itu memintanya menemui Malvin.

"Untuk menyusun langkah baru, Lo perlu menyelesaikan urusan di masa lalu. Jangan sampai masa lalu Lo yang belum kelar ngerusak masa depan."

Lisa menghembuskan napas lelah. Melangkah menghampiri Malvin yang sedang menatapnya memelas.

"Maaf."

Kata pertama yang Lisa dengar setelah ia berdiri di depan Malvin.

"Gue sama sekali gak maksud buat ninggalin Lo semalam," ucap Malvin penuh penyesalan.

Lisa jadi ingat percakapannya dengan Shela tadi pagi.

"Ibu Putri semalam meninggal. Dia gak masuk sekarang, mungkin dia balik ke Bogor."

"Mungkin ini alasan Malvin hari ini gak masuk dan ninggalin Lo semalam."

Lisa masih menatap datar Malvin. Membiarkan orang di depannya ini berbicara.

"Malam itu tiba-tiba Putri nelpon gue dan bilang ibunya meninggal. Dia gak punya siapa-siapa di sini, jadi dia minta gue buat anterin pulang ke Bogor saat itu juga." Malvin menjeda ucapannya. "Gue gak masuk sekolah hari ini juga karena itu. Ini gue baru pulang dari Bogor langsung ke sekolah. Gue gak mau Lo salah paham."

Ternyata benar dugaan Shela.

"Tapi gue udah terlanjur salah paham," kata Lisa.

Malvin mengusap wajahnya kasar. Dia terlihat benar-benar sangat kacau dengan pakaian yang masih sama seperti semalam dan rambut acak-acakan.

"Gue benar-benar minta maaf," ucap Malvin terdengar putus asa.

"Kata orang, kita harus berdamai sama masa lalu sebelum melangkah ke depan."

Malvin menatap Lisa sayu, menunggu kalimat Lisa selanjutnya.

"Jadi, gue juga harus berdamai sama Lo. Biar setelah ini gue bisa melangkah ke depan." Lisa mengusap bahu Malvin.

"Perihal memaafkan itu mudah, tapi untuk melupakan ... mungkin gue butuh lupa ingatan dulu," lanjutnya.

Mata Malvin semakin meredup. Kini ia tak siap untuk mendengar kalimat selanjutnya dari Lisa.

"30 days agreement kita udah berakhir semalam. Sekarang, Lo bebas."

Runtuh sudah pertahanan Malvin, air matanya mengalir tanpa bisa ia cegah. Hatinya seperti dihantam batu besar.

"Biarin gue ngungkapin apa yang semalam pengen gue ungkapin," ijin Malvin, Lisa mengangguk.

"Gue pernah bilang kan, kalau gue juga ngelanggar perjanjian itu." Malvin menghapus air matanya.

"Gue hampir ngelanggar perjanjian kedua, kita sama-sama ngelanggar perjanjian ketiga."

Lisa mendongak, berusaha mempertahankan air matanya agar tak jatuh.

"Dan gue juga ngelanggar perjanjian pertama."

Luruh sudah air mata Lisa. Kenapa baru sekarang? Kenapa baru sekarang, saat hatinya telah lebur oleh kecewa.

"Maaf, tapi gue beneran cinta sama Lo."

Dalam hati Malvin mengumpati dirinya sendiri karena baru menyadari perasaannya yang sebenarnya. Ia sangat menyesal untuk itu.

"Udah banyak perjanjian yang kita langgar. Tapi jangan untuk perjanjian ke empat." Air mata Lisa mengalir lebih deras.

"Semua harus berakhir di sini."

"Makasih untuk semua luka dan cinta."

Mungkin ini adalah hukuman dari dosa mereka karena telah melanggar janji yang mereka buat sendiri.

Benci yang berakhir cinta dan cinta yang menjadikannya luka.

Mereka pernah saling memiliki, sebelum harus berpisah dengan berat hati. Pernah saling membenci, sebelum mencintai sepenuh hati. Pernah sama-sama tertawa, hingga sama-sama terluka.

Malvin ingin mempertahankan, namun ia sadar hadirnya untuk Lisa lebih banyak membawa luka. Ia tak ingin menyakiti Lisa lebih banyak lagi, karena ia tak bisa memastikan apa yang terjadi di masa depan jika mereka tetap bersama.

Dalam hatinya Malvin yakin ini bukan akhir kisah mereka. Karena ini hanya lah akhir dari 30 days agreement yang mereka buat.

Perihal kisah mereka setelah ini, bukan lagi bagian dari cerita ini. Tapi satu yang pasti, kisah mereka masih panjang untuk diceritakan. Ini hanya lah akhir dari 30 days agreement bukan akhir hidup mereka berdua.

Sepenggal perjalanan kisah Malvin dan Lisa selama tiga puluh hari.

-END-

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 13, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

30 Days Agreement (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang