CHAPTER 4

35 1 0
                                    

*****

"Aku gak bisa nunggu kamu sampe pulang. Aku harus pergi." Katanya sambil berjalan.
"Yah, masa kamu tega ninggalin aku sendiri?" Ucapku dengan wajah memelas.
"Kamu itu udah bukan anak kecil lagi Put. Kamu udah kelas 2 SMA. Kamu gak bisa terus-terusan kayak anak kecil gitu." Katanya.
"Tapi selama aku SMA, aku gak pernah sama sekali berangkat atau pulang naik angkutan. Kalo aku naik angkutan aku bingung nanti." Kataku mengikutinya dari belakang.
"Kamu telpon atau sms aja. Nanti aku jemput kamu." Katanya lalu menuju parkiran.
"Ish... dasar, kalo aja bukan sahabat aku, udah aku jitak tadi." Gerutuku.
"Tuh kan, ditolak deh. Hahah."
"Ih! Apaan sih Don?" Ucapku ketika menoleh dan melihat Doni.
"Aku tunggu deh. Aku siap kok nunggu kamu terus nganterin kamu." Katanya.
"Gak deh! Makasih!" Aku lalu pergi meninggalkannya.
"Eh, ditawarin malah gak mau. Maunya Cuma sama cowok batu itu!" Teriaknya dari kejauhan. Mendengar ucapan Doni aku berbalik dan berjalan ke arahnya lagi.
"Eh, balik lagi, gimana mau kan?" Katanya dengan pd nya.
"Sekali lagi kamu ngatain Afif 'cowok batu'. Aku hajar kamu!" Ancamku lalu pergi lagi. Dia hanya menggelengkan kepalanya.

Aku menuju ke kamar ganti di ruang basket putri. Saat aku masuk ke ruang basket putri, disana sudah ada Airin dan Shinta.
"Hey kapten, kok datengnya duluan kita?" Kata Shinta.
"Kalian udah di sini aja." Ucapku.
"Kita kan harus rajin latihan biar menang di final nanti Put." Kata Airin.
"Kalo itu kita harus menang. Selain itu, aku juga gak mau kalah sama Afif!" Seruku.
"Kalau niatnya gitu, nanti bisa gak menang Put." Kata Airin.
"Eh, hehe. Yang penting intinya kita harus menang!" Seruku lagi.

"Ada orang?!" Seseorang masuk. "Wah, baru bertiga ya? Aku kira aku telat." Nina menggaruk kepalanya yang aku tau sebenarnya tidak gatal. Dan setelah 15 menit semua anggota basket berjumlah 8 orang sudah berkumpul. Aku, Airin, Shinta, Nina, Fitri, Ranti, Rina, dan Intan. Kami pun menuju ke lapangan basket dan melakukan pemanasan terlebih dahulu. Ketika sedang pemanasan, seseorang memanggilku. Akupun menghampirinya....


*****

NOTEBOOK PENGUNGKAP RAHASIAWhere stories live. Discover now