CHAPTER 15

19 1 0
                                    

*****

"Afif bahkan datang di pertandingan basket putra meski dia tidak menyukai Andre." Kataku. "Aku masih tidak percaya kalau Afif menyukaiku. Tapi kenapa dia tidak mengungkapkannya?" Lanjutku.

'Semi-final. Putri memintaku untuk datang. Aku datang, namun Putri tidak mengetahuinya. Seperti biasa.'
'Aku bisa berangkat bersama Putri lagi.'
'Aku ingin menemaninya latihan, namun aku tidak bisa. Aku takut perasaan ini semakin dalam dan aku tidak bisa melepasnya.'
'Aku hanya menunggunya di warung dekat sekolah.'
'Aku tidak pernah sekalipun pulang sebelum Putri pulang.'
'Aku sakit. Apakah aku harus menjadi pemain basket terlebih dahulu agar Putri tertarik?'
'Dia berkata kalau dia mencintai Andre? Itu sudah cukup. Aku tidak ingin merasakan sakit lagi. Aku akan melupakannya.'

"Aku..." Aku melanjutkan membaca.

'Aku harus pergi. Aku harus melupakannya.'
'Aku tidak bisa!'
'Mungkin ini adalah kesempatanku.'
'2 hari terakhir. Dia mengajakku bersenang-senang. Aku hanya ingin melihatnya.'
'Dia membuat kesalahan. Nampaknya dia benar-benar tidak merasakan apa yang sudah aku lakukan untuknya.'

"Maaf..." Ucapku dan tanpa kusadari air mataku menetes. Saat aku buka halaman selanjutnya.

'Aku tidak akan membiarkanmu sakit. Aku tidak akan bisa melihatmu sakit. Terimakasih atas semua yang telah kamu lakukan untukku. Aku sangat senang bisa bertemu denganmu...'

"Afif sengaja menulis ini untukku. Apakah dia ingin aku mambacanya?" Aku lalu melanjutkan membaca.

'... Kamu adalah hal terindah dalam hidupku. Aku harap kepergianku bisa membuatmu bahagia. Menangkan pertandingan besok. Kamu harus bisa membanggakan siswa-siswi dan para guru. Kamu harus bisa membawa nama sekolah!'
Aku membuka halaman selanjutnya, namun di halaman selanjutnya kosong. Aku langsung mengambil ponselku dan menghubungi Afif. Namun nomornya sudah tidak aktif. Aku hanya berharap dia datang besok.

"Kita harus semangat!" Kata Airin.
"Harusnya yang ngomong gitu kan Putri." Kata Shinta.
"Udahlah, kita disini sama aja. Kita harus berjuang!" Kata Intan.

"Put? Kok kamu malah bengong sih?" Ranti mengejutkanku.
"Maaf." Ucapku. Kami pun menuju tempat untuk kedua tim. 15 menit lagi pertandingan akan dimulai. Aku masih menunggu seseorang.
"Afif, kamu bener-bener udah pergi? Semalem aku ke rumah kamu tapi kamu gak ada." Kataku. Aku melihat Andre. Dia menghampiriku bersama seseorang.
"Hey Put. Semangat ya!" Katanya.
"Iya." Ucapku. "Oh, kenalin, ini Nia. Pacar aku." Katanya. Aku sangat terkejut kalau Andre sudah memiliki seorang kekasih. Andre dan Nia menuju tempat duduk untuk penonton. Ketika aku mengetahui kalau Andre sudah memiliki seorang kekasih, entah mengapa aku tidak kecewa sedikitpun. Nampaknya aku sudah tidak memikirkan Andre lagi. Yang ada di pikiranku saat ini adalah Afif.....

****

NOTEBOOK PENGUNGKAP RAHASIAWhere stories live. Discover now