CHAPTER 13

17 1 0
                                    

******

Namun tiba-tiba ada seseorang yang memasangkan jaket padaku. Sontak aku langsung menengok dan terkejut. Namun ketika aku melihat orang itu.
"Jangan sok jadi pahlawan. Pikirin diri kamu juga." Katanya. Aku lalu memeluknya.
"Afif, kamu dateng?" Aku sangat senang karena ternyata Afif tidak marah padaku. Bahkan dia tetap menjemputku.
"Gimana kita pulang?" Tanyaku. "Ujan, kalau naik bus atau angkutan gak mungkin ada yang lewat sini." Kataku.
"Eh, kamu bawa motor ya? Aku lupa." Ucapku. "Kamu bawa jas hujan?" Tanyaku. Afif menggeleng. "Yah, terus gimana dong?" Tanyaku.

Sekitar 30 menit kemudian, hujan mulai reda. Aku dan Afif pergi ke suatu tempat. Dan ternyata...
"Kamu pakai mobil? Kok gak bilang dari tadi? Kita kan bisa pulang dari tadi!" Kataku kesal karena Afif mengerjaiku.
"Haha, maafin aku. Aku Cuma mau lebih lama aja sama kamu." Katanya. Aku benar-benar menangis. Kami pun pulang. Afif mengantarku sampai rumahku.
"Afif, maafin aku ya soal tadi." Ucapku.
"Gak usah minta maaf. Aku tau kamu mau bantu aku. Cuma aku kurang suka aja sama cara kamu." Ucapnya sambil tersenyum.

Dan akhirnya, sampai juga di rumahku.
"Aku minta kamu dateng ke pertandingan aku besok!" Pintaku.
"Ya, aku pasti dateng." Ucapnya. Afifpun pamit pulang.

Malam hari dihiasi hujan rintik-rintik. Aku lalu mengambil tas dan membuka tas untuk mengambil ponsel. Namun aku baru ingat kalau pulsaku habis. Aku lalu pergi untuk membeli pulsa. Saat aku pulang dan membuka tasku untuk menghubungi Andre. Aku menemukan sebuah notebook coklat.
"Ini punya Afif kalo gak salah." Ucapku. Aku membuka halaman pertamanya.
"Bener, ini punya Afif. Kok bisa ada di sini?" Batinku. Aku lalu membuka halaman selanjutnya.

'Buku pemberian ayahku.' Disertai gambar seorang lelaki dan seorang perempuan yang sedang menggandeng anaknya. Mungkin maksudnya ayah dan ibunya Afif.
'Aku bingung mau nulis apa?' Aku tertawa sendiri membaca halaman ini. Lalu aku buka saja halaman selanjutnya.
'Aku mau cerita sahabat aku aja deh. Namanya Putri. lengkapnya... Aku lupa. Hehe, dia orangnya baik, cantik, pinter? Aku baru kenal jadi aku gak tau. Dia orang pertama yang terus deketin aku. Katanya dia mau jadi temen aku.' Aku tersenyum membacanya. Aku lalu membuka halaman jauh di depan.
'Aku benci sekali kelas ini. Harus berpisah dengan Putri.'
'Hari ini hari pertama masuk, tapi kelasnya menyebalkan.'

'Putri kalau main basket cantik banget. Pasti banyak yang suka.'
'Permainan basketnya bagus, tapi aku kurang suka olahraga. Hari ini adalah pertandingan pertamanya. Aku malas melihat, Tapi karena Putri yang minta, jadi aku melihatnya. Meski dia tidak tau kalau aku datang.'

"Jadi waktu pertandingan pertama Afif dateng?" Ucapku....


*******

NOTEBOOK PENGUNGKAP RAHASIAWhere stories live. Discover now