Rasa yang pilu

16 17 0
                                        

Hari ini begitu memilukan. Penuh dengan rahasia dan kenyataan yang tak pernah diduga. Toy merenungi Kisah cinta nya. Kisah yang sudah ia tanam bersama Raina akankah ia bisa hilangkan? Dan akankah ia akan memberikan cinta nya kepada seseorang yang berarti dalam hidupnya, sahabat yang telah mewarnai hidupnya.

           ********

"Mah, kok makanannya banyak banget, mau ada tamu siapa?" Tanya Bam setelah duduk di kursi makan.

"Ada dehh, spesial pokoknya". Jawab Raisa, Mamahnya Bam.
Sambil mengedipkan satu mata ke arah suaminya. Bam yang melihat nya bertanya tanya dalam hati.

Tak lama kemudian suara bel berbunyi. Raisa langsung menuju pintu depan.
Setelah melihat siapa yang datang senyumannya mengembang. Seorang perempuan mengenakan kemeja abu-abu dan celana kulot ditambah hijab pasmina membuat nya semakin anggun, Raina.

"Assalamualaikum, Tante" ucap Raina menyapa.

"Waalaikumussalam. Raina, ayo ayo masuk kami sudah menunggu mu sayang". Ucap Raisa sambil mengajak Raina masuk lalu menuju meja makan. Alangkah terkejutnya Bam melihat seseorang yang bersama mamahnya.

"Nah, ini dia tamunya datang". Ucap Raisa "Ayo silakan duduk sayang".

"Terimakasih Tante, Om, Bam". Ucap Raina dengan ramah. Raina pun duduk dikursi yang sudah disediakan oleh Raina, disamping Bam.

"Hm.... Raina apa kabar?" Ucap Bam membuka suara.

Raina tersenyum "kamu ini aneh ya... Kan baru tadi sore kita ngajar bareng, udh kaya lama enggak ketemu ajh". Ucap Raina dengan santai. Bam hanya tersenyum kecut menahan malu.

"Ohhh... Ternyata kalian sering bertemu ya? Wah cocok tuh kalau kalian nanti bertemu dalam suatu ikatan rumah tangga, iya kan pah?" Ucap Raisa tersenyum sambil mengedipkan satu matanya ke arah suaminya.

Bam terkejut dan sangat malu. Sedangkan Raina , ia menganggapnya hanya gurauan. Karena ia tahu kalau Bam tidak mencintai nya, tidak lebih dari seorang sahabat.

"Tante ini ada ada saja. Kami berdua hanya sahabat kok, iya kan Bam?" Raina tersenyum sambil melirik ke arah Bam

"I..ya. kami sering bertemu karena kami mempunyai tujuan yang sama yaitu mendidik anak anak jalanan" balas Bam dengan senyum, getir.

Raisa yang bisa membaca Raut wajah anaknya itu mengalihkan pembicaraan.

"Ohh seperti itu... Hmm..yuk kita mulai saja makannya". Ucapnya "silakan nak Raina jangan sungkan sungkan, makan yang banyak ya!" Wajahnya tetap tersenyum, namun getir.

Hening, tak ada percakapan menarik setelah itu yang ada hanya obrolan obrolan biasa tentang keseharian mereka.
Tak terasa malam pun tiba semakin larut. Jam menunjukkan dua jam lagi akan setengaj malam.
Raina pun pamit pulang dan Raisa mengantarnya sampai di tempat motor Raina

"Raina, boleh Tante bertanya?"

"Iya, Tante mau nanya apa?" Jawab Raina dengan senyum.

"Apakah kamu sudah punya kekasih?" Tanya Raina dengan wajah ingin tahunya

"Hmmm..., sudah Tante. Tante juga kenal orang nya, dia temannya Bam".

"Saya kenal?, Saya tidak mengenal temannya Bam kecuali Toy".

"Iya, Toy, kami sudah dua bulan pacaran". Balas Raina dengan wajah yang tersipu malu. Raina menatap heran, bagaimana bisa dua opsi sahabat mencintai satu orang yang sama.

"Apa Bam tahu?" Tanya Raisa

"Bam sudah sejak lama. Bam kan sahabat saya, kita saling bercerita tentang kehidupan kita masing-masing". Jawab Raina dengan ramah

"Apa Bam sudah menceritakan kisah cintanya?"

"Kalau masakan perasaannya dia belum cerita, padahal saya selama membujuk nya untuk terbuka masalah cinta nya tapi ia hanya menjawab bahwa ia ingin fokus dulu. Tante tahu Bam lagi suka sama siapa?".

"Hmm... Kurang tahu Tante juga" jawab Raisa berbohong.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Aug 12, 2021 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Mr. Simple Where stories live. Discover now