Chapter 3: Take My Breath Away

683 129 79
                                    

"Not many people can take my breath away, but you don't even have to try."

.

.

.

.

.

.

.

"Batu! Gunting! Kert—"

Seungyoun tertawa keras. Seungwoo menepuk jidatnya sendiri, menghela napas berat. Lelaki itu lalu cegukan sementara Seungyoun menuang soju ke dalam cangkir Seungwoo. Lelaki itu dengan semangat menyodorkan cangkir kecil itu pada si empunya. Seungwoo menjatuhkan kepalanya ke meja, cegukan lagi.

Seungyoun cemberut. Ia memukul bahu Seungwoo, menggoncangnya. "Payah!"

Seungwoo mengangkat wajahnya, merebut cangkirnya dan menenggaknya dalam sekali tegukan. "Ahh! Terakhir!"

Seungyoun bertepuk tangan.

Seungwoo menjatuhkan kepalanya lagi di meja. Dari matanya yang sudah sayup-sayup tertutup, tampak banyak bangku dan meja yang kosong. Sudut matanya hanya sempat menangkap sosok laki-laki. Tak begitu jelas. Yang bisa Seungwoo pastikan hanya rambut brunette-nya yang ikal—mengingatkan Seungwoo pada teman Seungyoun yang jadi rebutan Jinhyuk dan Hangyul. Di meja yang sama, duduk dua wanita berdandan seksi.

Seungwoo menggeleng-gelengkan kepalanya, mencoba menajamkan pandangannya. Sayup-sayup, telinga Seungwoo mulai bekerja. Terdengar tawa, juga kadang diselingi omelan dari laki-laki gondrong di meja bundar sana.

Seungyoun menoleh, tertarik dengan apa yang menarik perhatian Seungwoo. "Sepertinya wanita penghibur," bisik Seungyoun. "Laki-laki itu kasar sekali."

Seungwoo mengangkat wajahnya, menatap Seungyoun sebentar lalu bangkit berdiri.

"Kau mau ke mana?"

"SAR ... adalah penyelamat," Seungwoo cegukan, "dunia, kan?"

Seungyoun memicingkan matanya. Ia tak semabuk Seungwoo—meski kepalanya tak bisa dibilang bebas dari pening.

Seungwoo berjalan sempoyongan ke arah lelaki di meja ujung.

Seungyoun memiringkan kepalanya. Mau apa Seungwoo? Lelaki itu tak dapat mendengar jelas obrolan Seungwoo dan apa yang dikatakan rekannya itu. Namun ia bisa menyadari nada suara yang meninggi dari lawan bicaranya yang berdandan metroseksual itu. Seungyoun hampir berdiri dari kursinya ketika mata Seungyoun melihat dengan jelas—

—Seungwoo memukul pria asing itu.

"S-Seungwoo!"

Lelaki itu tersungkur sementara Seungwoo mengangkat kepalan tangannya ke udara. "Penyelamat ... dunia, yaiy!"

Sial, Seungwoo mabuk berat!

Seungyoun berusaha mati-matian mendatangi Seungwoo. Namun di depan matanya, lelaki itu membalas Seungwoo, mencoba menghajarnya balik dengan beberapa pukulan, meski Seungwoo malah tertawa-tawa.

"Kurang ajar!" teriak pria itu kesal.

"Hei, Ahjussi! Jangan ganggu, hic, Seungwoo!" teriak Seungyoun di sela cegukannya.

" Ahjussi?!" Pria itu jelas tak senang. Ia buru-buru mengangkat sebuah kursi tanpa sandaran, hampir melemparkannya pada punggung Seungwoo, namun Seungyoun mempercepat langkahnya. Lelaki itu menerjang pria asing itu dari belakang.

Emergency LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang