Chapter 5: Addicted to You

668 120 67
                                    

"Love is like the first cigarette. You don't know what you're doing at first, and before you know it, you're addicted."

.

.

.

.

.

"Wah, jahitannya benar-benar rapi."

Lee Hangyul menggerakkan lehernya, menoleh pada suster yang memeriksa luka jahitan di punggungnya. Begitu sampai di kantor pusat, ia dan Leeteuk yang mendapatkan sedikit luka memar di tangannya, segera menuju ke ruang perawatan kesehatan. Seorang dokter dan perawat segera memeriksa keduanya. Yohan memilih menemani keduanya, masih dengan pakaian SAR yang lengkap.

"Benarkah?" tanya Yohan.

Sang perawat mengangguk. Dokter jaga melirik sebentar ke arah luka Lee dan memberikan tanda jempol untuk mendukung pernyataan si perawat tadi. "Kubilang juga apa. Lihat saja, bahkan sebentar lagi pun, kau pasti bisa main basket."

Yohan tersenyum lega.

"Permisi?"

Semua orang dalam ruang kesehatan menoleh. Kim Wooseok berdiri di ambang pintu ruangan.

"Maaf, ada yang lihat Seungyoun?"

Leeteuk menoleh pada Hangyul dan Yohan. Bukannya tadi dia ada? Bukannya Seungyoun terus bersama timnya? Namun, Hangyul dan Yohan memasang ekspresi wajah yang sama bingungnya. Mendadak Leeteuk merasa tak enak. "Mungkin dia bersama ... Seungwoo?" tebak Leeteuk.

Jinhyuk mendadak muncul di balik Wooseok. Napasnya tertengah. "Kapten! Aku juga tidak bisa menemukan Seungwoo. Tidak bisa dihubungi juga."

Baik Leeteuk, Yohan, dan Hangyul langsung buru-buru berdiri. Leeteuk langsung mengenakan lagi jaketnya. Melihat pasiennya mendadak berdiri dari tepian ranjang yang sedari tadi didudukinya, perawat yang merawat Lee langsung memukul bahunya kencang. "Kau mau ke mana?"

Hangyul menepuk balik lengan si perawat—memonyongkan bibirnya. "Bukannya kau sendiri yang bilang aku sudah boleh main basket?"

Leeteuk mengeratkan rompinya. "Kita kembali ke gedung tadi."





***

Pintu otomatis terbuka. Balok besi besar itu terbuka dengan sedikit deritan yang membuat tim SAR menutup telinga. Begitu pintu terbuka, kepulan udara beku menerjang wajah semua orang. Lee Hangyul buru-buru mengeratkan jaketnya, menggigil. Leeteuk dan Yohan mengibaskan tangannya ke udara, menepikan kabut-kabut es yang pekat.

Begitu pandangan cukup jernih, mata ketiganya melebar.

Di lantai, mereka menemukan Seungwoo dan Seungyoun yang tak bergerak. Beku.

Berpelukan.





***

Selama beberapa jam, tubuh Seungyoun dan Seungwoo diletakkan di ruang khusus, dibungkus penuh dengan jaket penghangat yang sangat tebal, membuat keduanya terlihat seperti kepompong. Suhu tubuh mereka turun drastis. Ketika ditemukan, kulit keduanya memutih dan wajahnya pucat. Bibirnya membeku dan rambut keduanya kaku karena udara yang membeku membentuk butiran es. Detak jantung mereka juga sempat melemah. Namun setelah mendapat penanganan dan perawatan selama beberapa jam, kulit kedua insan manusia itu mulai merona. Keringat mulai terbentuk, dan warna pucat pasi wajah mereka mulai kembali normal.

Emergency LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang