Aksa setuju dengan ide Lana.
Mereka berdua menuju kos kos-an Lana sebagai perhentian pertama."Bang Aksa gendong Ican dulu ya, ga usah turun, gue cepet kok."
Ican sekarang berada di pangkuan Aksa yang masih duduk di kursi supir. Aksa sebagai om yang baik, bermain dengan Ican sembari menunggu Lana kembali. Ican menepuk-nepuk stir seolah-olah sedang mengemudikan mobil. Aksa menambahi dengan suara-suara laju mobil seperti balapan di jalanan."Brrrmmm...woooshhh... selip can! Hihihi Kamu lucu banget sih." Ican terpingkal setiap kali Aksa mempermainkan wajah konyolnya.
"Haahahahanjiirrr muka lu bang kondisiin!" Lana masuk ke dalam mobil sambil terbahak karena ekpsresi Aksa yang kebetulan mirip ikan koi. Bibirnya manyun.
Aksa mengembalikan Ican kembali ke gendongan Lana. Lana menggunakan gendongan modern yang dipasangkan didepan tubuh. Cukup membuat Aksa melakukan gerakan yang dia rasa tidak nyaman, tangannya hampir saja menyentuh bagian depan Lana. Namun, Lana tidak paham akan itu. Dia bersikap seperti biasa.
Tidak jauh dari tempat domisili Lana, supermarket yang mereka tuju sudah didepan mata.
Aksa mendorong keranjang belanja. Mereka memutari rak, berhenti, menimbang-nimbang barang mana yang akan mereka ambil.
"Ican biasanya makan bubur rasa apa? Mau yang rasa ati ayam atau brokoli?" Lana menimbang-nimbang kedua varian bubur bayi ditangannya.
"Apa ya? Coba tanya ke anaknya."
"Can mau yg mana?" Lanjut Aksa ke arah Ican. Tentu saja Ican hanya diam. Mata bulatnya memandang polos ke arah Aksa lalu menoleh ke Lana. Sedetik berikutnya tangan Ican meraih-raih ke arah rak mie instan tepat disamping rak ini.
"Ican mau yang mana? Masa mau indomie sih ga boleh, nanti aja kalo udah jadi anak kos kaya Lana, oke?" Lana mengalihkan badannya dari rak mie instan tersebut.
"Hahahaha anjir lah. Ican, 7 bulan, ternyata taste-nya indomie goreng." Aksa tertawa cukup terpingkal karena tingkah keponakannya itu.
"Bagus dong berarti dia udah ada bakat life hack menghemat duit di akhir bulan" jawaban Lana yang ini semakin membuat Aksa terpingkal. Kali ini matanya sampai berair.
Lana mengakhiri humor receh mereka dan memutuskan untuk membeli bubur bayi rasa wortel.
Selanjutnya, mereka mengambil bahan makanan, perlengkapan mandi dan pembersih lainnya.
Di saat memindai barang di kasir, Lana bersikeras untuk membayar semua belanjaan itu. Tetapi, Aksa sama bersikerasnya untuk membayar."Pak, bu, anaknya lucu sekali... ututututu.. tuh lihat mamah sama papah kamu malah berantemin siapa yang mau bayar." Kata mba kasir ke arah Ican. Ican tersenyum.
Perdebatan itu berakhir saat Aksa menyodorkan kartu debitnya lebih dahulu dan dia meminta Lana membayar belanjaannya lain kali agar impas.
Hari sudah petang ketika mereka keluar dari supermarket.
KAMU SEDANG MEMBACA
Headline | Hoshi Seventeen Fanfict
FanfictionSiapkah Lana mengulik topik terhangat di tahun ini?