Gurat mentari mulai mencuat ke permukaan cakrawala dunia, menyapa seluruh makhluk semesta yang mulai terbangun dari istirahat singkatnya. Sayup sayup terdengar suara jago bersautan dan kicau burung burung yang berterbangan.
Terlihat seorang gadis yang baru saja menunaikan ibadah sholat shubuh bersama orang tuanya di masjid dekat rumahnya. Rumahnya berada di kompleks perumahan, jadi masjid yang biasa dikunjungi yaitu masjid yang terletak di dalam kompleks perumahannya.
Nama gadis tersebut adalah Tiara. Nama lengkapnya Tiara Chairunnisa Afdillah. Saat ini ia berusia 12 tahun menuju 13 tahun, dan sekarang dia berada di kelas 7 SMP. Ia merupakan anak kedua dari 3 bersaudara. Kakaknya adalah seorang lelaki yang memiliki nama Rionaldo Pratama Afdillah. Usia Tiara dan saudara pertamanya terpaut sekitar 5 tahun, sedangkan jarak usia Tiara dengan saudara terakhirnya hanya sekitar 1 tahun. Adik Tiara adalah seorang perempuan, namanya Ghea Purnama Afdillah.
Kedua orang tua Tiara bernama Afdillah Haidar dan Farida Herlinda. Papa Afdillah adalah seorang pengusaha kelapa sawit yang cukup sukses dibidangnya, sedangkan Mama Farida adalah seorang ibu rumah tangga sekaligus wanita karir yang membuka toko kue dan kafe di kota metropolitan.
Tiara berjalan menyusuri setapak jalan menuju rumah dari masjid bersama saudara dan orang tuanya. Seperti biasa, sesibuk apapun kedua orang tuanya, beliau selalu mengajarkan anak anaknya untuk tetap selalu melaksanakan ibadah sholat, karena sholat hukumnya wajib bagi umat yang beragama Islam. Dalam kepercayaannya, ibadah sholat juga merupakan salah satu pondasi utama dalam menjalankan roda kehidupan. Tiara beserta kakak dan adiknya, Rio dan Ghea, seperti sudah terbiasa untuk melaksanakan sholat shubuh berjamaah di masjid bersama kedua orang tua mereka.
Orang tuanya dan Rio berjalan lebih dulu daripada Tiara dan Ghea. Karena seperti biasa, Tiara dan Ghea suka berlarian di sepanjang perjalanan pulang menuju rumah. Saat Tiara sedang berlari dengan riangnya bersama Ghea di pinggir taman yang dilewatinya, Tiara tak sengaja melihat ada seekor kucing mengeong kesakitan dibalik semak semak yang berada tidak jauh dari bangku taman. Ia berlari memisahkan diri dari Ghea maupun Rio dan orang tuanya. Saat itu Ghea tidak menyadari bahwa Tiara sudah tidak berlari bersamanya. Tiara menghampiri kucing tersebut sendirian dan berjongkok sejajar dengan kucing yang kesakitan tersebut.
"Uuu kacian banget kamu si puss", kicau Tiara sambil membawa kucing berbulu kuning itu ke pangkuannya.
Dilihatnya bahwa kucing tersebut memiliki luka di pergelangan kakinya, entah terkena jebakan atau dilempari sesuatu berupa benda keras. Karena tidak tega, ia membawa pulang si kucing berbulu kuning agar dapat segera diobatinya. Ketika nanti pulih, ia akan menimbang apakah akan masuk dalam kandang peliharaannya atau dilepaskan kembali ke alamnya.
Ketika hendak berjalan pulang, ia tak sengaja melihat ada seorang anak lelaki yang sedang berjalan melintasi jalanan didekat taman untuk ke seberang jalan lainnya. Disaat yang bersamaan terdapat kendaraan mobil yang melaju dengan begitu cepat seperti sedang diburu oleh waktu. Tiara yang menyadari akan kejadian itu langsung berlari dengan cepat dan berteriak dengan kencangnya, sambil menggendong kucing yang ditolongnya. Tiara berharap bisa mendorong tubuh anak lelaki yang sedikit besar darinya agar menyingkir dari jalanan tersebut.
Anak lelaki yang tadinya belum menyadari akan bahaya yang menimpanya menengok ke arah Tiara dan seketika langsung menyadari bahwa ia sebentar lagi akan tertabrak oleh kendaraan yang sedang melaju dengan cepatnya tersebut. Beruntung Tiara bisa meraih tangan anak lelaki tersebut dan langsung terjatuh bersamaan dengan anak lelaki itu ke seberang jalanan.
Mobil yang melaju dengan cepat tersebut tiba tiba menginjak remnya dengan spontan dan naasnya oleng ke sisi jalan yang berlawanan dengan titik jatuhnya Tiara dan si anak lelaki. Mobil tersebut menabrak pembatas jalan dan pohon besar yang terletak di pinggir jalan taman.
Saat itu juga warga disekitar taman yang melihat insiden kecelakaan tersebut berbondong mengerumuni mobil dan sembari membantu mengeluarkan serta mengecek penumpang yang ada di dalamnya. Ternyata terdapat seorang kakek tua beserta istri serta cucunya yang mengalami luka cukup parah. Warga yang mengetahui hal itu dengan sigap menelpon ambulance dan polisi untuk bisa ditindak lanjuti.
Adapun warga yang melihat aksi Tiara menyelamatkan anak lelaki yang hampir terenggut nyawanya lalu membantu Tiara dan anak lelaki tersebut untuk menenangkan serta mengobati luka yang ternyata tidak ringan.
"Adek cantik nggak papa kan? Yang sakit mana? Tenang tenang kamu aman ya disini", ucap seorang ibu yang membangkitkan Tiara lalu membawa Tiara dalam pelukannya.
Tiara yang saat itu shock hanya bisa terdiam dan meringis kesakitan sampai terisak karena lukanya yang cukup mengenaskan akibat terjatuh cukup keras dan membayangkan kejadian yang mengerikan didepan matanya beberapa menit lalu.
"Nak ganteng nggak papa juga kan? Mana aja sakitnya? Jangan khawatir ya, habis ini lukanya diobatin. Rumah kamu dimana nak? Nanti bapak dan ibu antarkan sekalian", tanya seorang bapak yang datang bersama ibu yang memeluk Tiara tadi.
"Nggak papa, ini lukanya lumayan banyak tapi kayaknya lebih parah anak perempuan ini dibanding saya pak. Rumah saya ada di blok XXV pak. Tapi pak, saya boleh minta tolong nggak ya? Anak perempuan ini tadi juga membawa kucing yang kesakitan, mungkin bisa dibawa sama bapak atau ibu dulu, soalnya kasian juga kucingnya kesakitan terus anak perempuan tadi juga lebih kesakitan", jawab anak lelaki tersebut kepada seorang bapak yang menolongnya.
"Baik nak, nanti kucing yang dibawa anak itu ntar dibawa sama bapak dan ibu. Yuk bapak papah kamu sama anak perempuan itu dulu ke rumah bapak situ", ucap sang bapak seraya menunjuk ke arah rumah yang tak jauh dari tempat kejadian perkara.
Bapak dan Ibu tadi ternyata merupakan sepasang suami istri yang tinggal tak jauh dari tempat insiden. Sepasang suami istri tersebut membantu memapah kedua anak itu kedalam rumahnya untuk segera diobati. Dengan telaten suami istri tersebut memeriksa serta mengobati luka yang dialami oleh sang kedua anak, sebelumnya kucing yang dibawa oleh Tiara telah disimpan di kandang hewan darurat milik sepasang suami istri tersebut.
"Nama kamu siapa nak? Maaf Ibu tadi belum sempat tanya nama kalian berdua. Ibu ambilkan minum sama makanan ya, kalian tunggu sini dulu sama si bapak", tanya sang ibu penolong.
"Nama saya Aksa bu. Terima kasih banyak ya ibu dan bapak, maaf merepotkan bapak sama ibu sekali", jawab sang anak laki laki.
"Namaku Tiara", timpal Tiara.
***
Sekian prolog bagian pertama dari A Cup of Coffe ini. Aku sengaja bagi jadi 2 bagian karena menurutku bakalan terlalu panjang. Maaf ya kalau terlalu bertele tele, dan semoga selintingan cerita perkenalan ini bisa menghibur penat kalian. Ditunggu di part selanjutnya ya guys, see you later! Dan maaf juga kalau misal update nya bakal memakan waktu lama, karena penulisnya juga sambil skripsian guys hehe.
Love, D!♡
KAMU SEDANG MEMBACA
A Cup of Coffe
General FictionSejak kejadian 6 tahun yang lalu, Tiara yang dulunya sangat terbuka dan periang mulai berubah menjadi seseorang yang cukup tertutup. Hingga suatu saat ketika Tiara sedang menjadi salah satu panitia sebuah event kepanitiaan di kampusnya, ia tak senga...