Part 14

3.9K 236 1
                                    

Dimas sebagai ceo CN group kini sedang berjalan menuju ke ruang rapat untuk membahas perluasan wilayah perusahaan dan akan mengembangkan kerja sama dengan perusahaan-perusahaan yang berada di luar kota, saat dia telah memasuki ruang rapat matanya tertuju pada sosok Riko yang melihatnya dengan tatapan yang tajam.

Telah menjadi rahasia perusahaan, bahwa Dimas dan Riko adalah dua orang lelaki yang memiliki pandangan yang berbeda, seringkali pendapat mereka bertolak belakang dan menyebabkan adu mulut sampai rapat bisa saja langsung di berhentikan tanpa mendapatkan kesimpulan, sifat Dimas yang dingin serta sifat Riko yang haus akan segala hal membuat keduanya saling menyimpan dendam masing-masing.

Posisi Dimas sebagai Ceo tidak bisa mengambil keputusan untuk memecat Riko karena Riko juga memiliki posisi yang penting terlebih orang tuanya juga turut andil dalam kesuksesan CN group.

Kini Dimas telah duduk di depan para peserta rapat salah satunya adalah Lala, gadis itu sama sekali belum menyadari bahwa Ceo di depannya adalah Dimas karena dia sibuk mempersiapkan berkas dan terlalu fokus ke layar laptop di depannya.

Sebagai karyawan baru dia harus melakukan apapun yang di perintahkan seniornya termasuk mempersiapkan berkas-berkas sampai air minum untuk peserta rapat.

Kini tangannya telah memegang banyak botol air mineral untuk di bagikan ke masing-masing peserta rapat, Riko sempat mengedipkan matanya saat Lala meletakkan botol air di depan lelaki itu sehingga membuat Lala sedikit gugup.

Sampai pada saat dia ingin meletakkan botol air di depan ceo CN group tubuhnya terasa kaku sejenak, nafas tertahan setelah menyadari bahwa di depannya adalah Dimas, dengan tangan yang bergetar dia meletakkan air di depan Dimas, seperti biasa sifat dimas yang dingin membuat lelaki itu sama sekali tidak memperdulikan siapa yang berada di sampingnya.

Brak ( suara botol air jatuh )

Tanpa sengaja tangannya menyenggol botol air yang telah dia letakkan di depan Dimas dan membuat botol itu jatuh ke lantai.

" Maaf " dengan sigap dia duduk dan mengambil kembali botol yang dilantai dan mengganti dengan botol baru.

" Hati-hati cantik " Ucapan Riko membuat Dimas melirik ke arah gadis itu, tidak ada reaksi di wajah Dimas, hanya tatapan datar dan tidak peduli.

Lala kini kembali ketempat duduknya, dia sama sekali tak menyangka akan bertemu Dimas di perusahaan ini terlebih Dimas adalah Ceo perusahaan tempat dia bekerja, dengan perasaan hawatir dia mengikuti rapat sampai selesai.

***

Gadis itu terlihat sendirian membersihkan meja rapat yang berantakan dengan kertas-kertas dan botol air yang telah kosong.

Saat dia berbalik untuk membuang sampah di ditangannya tiba-tiba saja Riko telah berdiri tepat di depannya dengan jarak yang cukup dekat sehingga membuat gadis itu harus mundur ke belakang.

Riko menatap dalam mata gadis itu membuat Lala harus mengalihkan pandangannya ke lantai, Riko terlihat tertarik dengan wajah polos dan ceria gadis itu sehingga dia memutuskan untuk mendekatinya.

" Permisi ka mau buang sampah "

" Kenapa buru-buru ? " Riko memegang lengan Lala membuat gadis itu menghentikan langkahnya.

" Aku harus kembali ke ruangan" Lala menggelengkan kepalanya dan berusaha melepaskan lengannya dari genggaman Riko.

Riko mendekati Lala sehingga jarak mereka sudah sangat dekat membuat gadis itu sedikit menahan nafas.

" La " tiba-tiba panggilan Irfan membuat aksi Riko terhenti dan melihat lelaki itu dengan tatapan marah, kehadiran Irfan menyelamatkan Lala dari Riko yang terlihat akan melakukan hal yang buruk padanya, Irfan juga menyadari bahwa Riko terlihat tertarik dengan Lala sehingga dia dengan cepat menyusul ke ruang rapat saat tau Lala sendirian membersihkan meja disana.

" Kak aku permisi " Lala berjalan melewati lelaki itu, tangannya terlihat di kepal.

***

" lu hati-hati sama Riko, tiap ada karyawan baru selalu di deketin " Kata irfan yang berdiri di depan meja Lala.

" Iya ka siap, emang keliatan nakutin sih "

Di sisi lain Dimas terlihat diam sambil memikirkan sesuatu dikepalanya, bahkan berkas-berkas di depannya terlihat terabaikan padahal berkas itu harus di tanda tangani secepatnya.

Dia tau kalau yang membagikan air di ruang rapat adalah karyawan baru yang bernama Lala, dia sempat melihat sekilas ke wajah gadis itu namun sama sekali dia tidak melihat ada kemiripan dengan Lala teman sekolahnya dulu.

" Tidak mungkin " dia kembali mengambil berkas lamaran Lala yang telah disimpan di tempat arsip.

Sekali lagi dia memperhatikan foto yang tertempel di kertas itu sekali lagi pula dia yakin kalau mereka bukan orang yang sama.

***

Gadis itu terlihat menatap serius ke arah komputer tapi pikirannya teringat dengan Dimas yang ternyata merupakan Ceo di perusahaan itu.

" Bagaimana ini Apa aku harus resign ? " gumamnya.

Tapi dia merasa heran, bagaimana bisa usia semuda itu menjadi Ceo, siapakah Dimas sebenarnya? Batinnya.

***

Saking penasarannya Dimas duduk menunggu di dalam mobil untuk mengawasi gadis itu keluar dari gedung, selama beberapa menit menunggu akhirnya Lala terlihat keluar dan menuju ke arah motor matic namun yang membuat Dimas heran Riko terlihat mengikuti gadis itu dan mencegatnya saat akan menjalankan motornya.

Lala dan Riko terlihat berbincang-bincang sesekali gadis itu tertawa membuat Dimas penasaran dan takut kalau dia akan jatuh di perangkap Riko.

" Mau gue antar? Gue bisa pake motor lu setelah disana gue telpon supir jemput gue " tawar Riko ke gadis itu.

" Ga usah ka, nanti ngerepotin " Lala harus mencari alasan untuk menolak tawaran Riko, dia takut saat Riko mengantarnya lelaki itu akan tau siapa dia sebenarnya karena satu daerah dengan Tiwi.

" Ga papa, gue antar ya "

" Ga perlu ka, aku mau mampir ke rumah saudara "

" Yaudah, kapan-kapan makan siang bareng ya "

" Iyya ka " Lala mengangguk dan mengiyakan ajakan dari Riko dan bersyukur akhirnya dia bisa menolak lelaki itu.

***

Dimas terlihat mengikuti gadis itu tidak jauh di belakangnya, dia masih ingat betul jalan yang ia lalui saat mengantar Lala sewaktu ditinggal sahabatnya jalan kaki.

" Kenapa dia pura-pura tidak kenal sama gue? "

Setelah melewati jalan perkampungan, dia melihat gadis itu berhenti di depan pagar yang masih dia ingat jelas dikepala, pagar rumah milik Lala, teman sekolah yang dulu bertubuh besar dengan kulit yang gelap.

" Bagaimana bisa dia berubah seperti itu ? " Pikirnya yang masih berada di dalam mobil.

Akhirnya rasa penasaran Dimas terobati, dia memutar balik mobilnya dan kembali ke kantor untuk menyelesaikan berkas yang harus di tanda tangani.

***

" Gimana hari pertamanya ? "

" Cape buk, rasanya mau resign aja " Gadis itu menjatuhkan badannya ke kasur.

" Lohhh kan baru hari pertama "

Beppp bepp ( notifikasi WhatsApp )

Tanpa menjawab pertanyaan ibunya Lala mengambil handphone dan membuka pesan yang masuk di handphonenya.

" La ? "

Seperti biasa saat mendapatkan pesan yang tidak jelas pengirimnya dia akan mengabaikan atau bahkan menghapusnya.

***

Disisi lain seorang laki-laki yang memperhatikan handphone di tangannya menunggu balasan chat namun tidak kunjung ada sehingga dia memutuskan untuk meletakkan handphone dan bersandar di kursi dan sesekali memutar ke kanan dan ke kiri.

Jangan lupa vote dan like.

 METAMORFOSIS ( TAMAT✔️ ) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang