Dari dulu, satu yang menjadi pegangan teguh seorang Valeerie saat di rumah Kenzie adalah; anggap aja rumah sendiri, nggak usah sungkan.
Jadi dengan santai, cewek itu membuka kulkas yang ada di dapur. Matanya melihat satu per satu isi dalam kulkas, seperti barcode yang meng-scan barang di depannya. Valeerie menelisik, apa yang cocok untuk perutnya yang lapar dan tenggorokannya yang haus.
Suara grasak-grusuk yang mendekat membuat Valeerie menoleh ke sumbernya. Seketika matanya menyipit melihat Rosa-Mama Kenzie-
memasuki dapur dengan wajah lelah dan dua tangan membawa kantong plastik besar teriai penuh.Valeerie mendekat, matanya melihat ada buah apel di sana. Tanpa peduli dengan Rosa, ia mengambil buah apel itu dengan mudah dan menuju wastafel untuk mencucinya. Setelahnya cewek itu menarik kursi meja makan dan duduk dengan tenang.
"Princess, enak banget ya hidupnya? Bangun tidur langsung ngunyah! Kamu tuh, bangunnya siang banget sih, Val?" sinis Rosa sambil mengeluarkan belanjaannya.
Valeerie hanya mengangkat bahunya cuek. Fokus pada apel yang digigitnya, rasa manis dan sari yang segar membuat mulut Valeerie termanjakan. "Tante masak apa?" tanya cewek itu basa-basi.
"Kepiting asam manis, mau bantuin?"
Cewek itu menggeleng. "Nggak, aku nggak jago masak," jawabnya cuek. "Yang ada malah kebakaran satu komplek."
Rosa melotot dan berkacak pinggang. Pandangannya menusuk ke arah Valeerie yang cuek sekali, tetap menikmati apelnya dan bahkan matanya melirik buah lain yang ada di atas meja makan.
"Kamu tuh cewek, belajar masak dong! Masa perawan bangunnya siang begini? Masak nggak bisa, besok rumah tangga, jadi apa suami sama anakmu?"
Ah, selalu saja begini kalau Mama Kenzie bertemu dengannya. Wanita paruh baya itu seperti emak-emak yang suka mengomel dan menceramahi anaknya. Padahal mamanya sendiri tidak begitu menuntutnya harus bisa memasak, bersih-bersih rumah, dan lain-lain.
Tipe-tipe mertua yang bakalan nyiksa menantunya ya ini!
"Aku tuh masih muda, tante. Nikmati dulu 'lah hari-hari sebagai cewek single yang nggak banyak kewajiban." jelas Valeerie.
Rosa mendengus. "Tapi kita cewek, kodratnya tuh beda! Dulu pas tante seumuran kamu, udah disuruh masak, beres-beres rumah, nggak ada waktu buat main. Adanya bantu dan belajar!"
"Nah itu dia tan, jamannya tante sama jamanku sekarang 'kan udah beda banget! Orang tua jaman dulu tuh kolot banget nggak sih? Kalo sekarang enak, bisa maklumin anaknya."
Rosa menggeleng. Tatapannya nanar ke arah Valeerie yang cuek dan kembali mengulurkan tangannya, mengambil buah anggur merah dan memakannya.
"Semoga besok mantu tante nggak kayak kamu," ucap Rosa tanpa sadar.
"Ucapan biasanya sih doa, tante."
"Amit-amit, Val!"
Cewek itu hanya tertawa, matanya melirik ke arah sosok yang berjalan mendekat dan duduk di sebelahnya. "Ngapain lo? Pindah tidur?" tanya Valeerie pada Kenzie.
Rosa langsung membuka mulut. "Ken! Kamu tuh cari temen cewek yang bener. Jangan kayak Valeerie yang nggak ada niatnya sama sekali jadi cewek."
Kenzie menatap malas. Mengambil satu buah anggur yang ada di tangan Valeerie dan memakannya. "Mama ngomong gitu udah ratusan kali, tapi nyatanya apa?" ejek Kenzie menatap mamanya. "Bahkan pas dia bilang laper, mama langsung buatin dia makanan."
Kenzie mencolek bahu Valeerie, gestur mulutnya ingin memuntahkan sesuatu. Dengan sigap Valeerie mengadahkan tangannya dan biji-biji anggur yang dimakan Kenzie langsung jatuh di atas telapak tangan cewek itu.
Hei, macam ibu-ibu sama anaknya.
"Tante tenang aja, aku nikahnya nggak sama Ken, kok. Dia 'kan nggak suka cewek."
Jitakan ringan mendarat di kepala Valeerie. Kenzie menatapnya datar dan mengalihkan perhatiannya kepada sang mama. "Dia juga bukan tipe aku kok, ma." tambah Kenzie.
"Terus tipe kamu kayak gimana?" tanya Rosa antusias. Berharap tipe anaknya memang benar-benar jauh dari modelan cewek semacam Valeerie.
Kenzie nampak berpikir. Kepalanya sedikit dimiringkan dan tidak lama ia menjawab dengan santai. "Cantik, baik, putih, ngerawat aku sebisanya, ngandalin aku sepenuhnya-Val gue haus deh, mau air dingin."
"Jangan minum air es! Lo, tuh habis mabuk."
Valeerie berdiri, menuju rak lemari kaca dan mengambil gelas. Kakinya melangkah menuju dispenser dan mengisi gelasnya dengan air hangat.
"Minum air anget aja, nih." ujar Valeerie dan menyerahkan gelas yang terisi air hangat kepada Kenzie.
Cewek itu kembali duduk dan menatap ibu dan anak di hadapannya dengan pandangan malas. Menunggu apa yang akan Kenzie ucapkan.
"Intinya ma, dia juga perhatian dan selalu ada buat aku." imbuh Kenzie, Valeerie hanya mengangguk dan kembali memakan anggurnya.
Rosa hanya tersenyum kecut, dalam hati menyumpahi Kenzie seperti; dasar anak bodoh!
• • • • •
Anak bodoh tapi ganteng ya Mama Rosa?
Hihi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Friend in Love
Teen Fiction"Prioritas gue, hal utama yang harus gue jaga. Semisal pun gue pergi atau menghilang, ujung-ujungnya juga balik lagi ke dia." -Kenzie A. Dante- • • "Dia itu dunia gue, bayangan gue, hidup dan mati. Apa pun yang gue alami dan rasain, dia selalu tahu...