"Prioritas gue, hal utama yang harus gue jaga. Semisal pun gue pergi atau menghilang, ujung-ujungnya juga balik lagi ke dia." -Kenzie A. Dante-
•
•
"Dia itu dunia gue, bayangan gue, hidup dan mati. Apa pun yang gue alami dan rasain, dia selalu tahu...
Valeerie berjalan memasuki kelas diikuti Yuma di sampingnya. Kedua gadis itu baru saja kembali dari kamar mandi setelah jam istirahat berbunyi. Suasana kelas sudah lumayan sepi, hanya beberapa anak yang masih setia duduk di bangku masing-masing.
Dan beberapa diantaranya adalah Kenzie, Jordan, dan Andreas yang duduk di bangku ujung belakang dengan posisi duduk saling berhadapan.
"Ken, kalo di suruh milih, lo milih Valee atau Angel?" tanya Andreas yang sedang duduk dengan kedua kaki berada di atas meja.
Jordan menepuk kaki kanannya. "Pertanyaan lo nggak bermutu, jelas dia pilih Valeerie 'lah, ya, kan, Ken?"
Kenzie yang asyik memainkan ponselnya itu hanya bergumam singkat. "Mending Valeerie, deh, walau tomboy gitu, dia masih ngerti jalur. Nggak kayak si Angel, cabe-cabe'an."
Jawaban Kenzie membuat Jordan dan Andreas terkekeh. Keduanya menengok ke arah Valeerie dan Yuma yang kini sudah berada di samping mereka.
"Minggir." ujar Valeerie kepada Andreas.
"Ya elah, Val, udah nyaman gini gue duduknya. Lo di sebelah sana aja, deh." jawab Andreas yang menunjuk bangku kosong di sebelah Jordan.
Yuma menaikkan alisnya, lalu duduk dengan tenang di samping Jordan hingga lelaki itu terkekeh dan menatap mengejek ke arah Andreas. "Udah di dudukin Yuma, lo minggir, deh, ngalah sama cewek."
Andreas melotot. "Kampret lo berempat!" desis Andreas sambil berdiri, mengambil bangku dari meja lain dan meletakkannya di sudut meja.
Valeerie duduk di samping Kenzie, mengambil ponsel lelaki itu dan mulai mengotak-atik benda pipih berteknologi canggih milik sahabatnya.
"Val, kalo Kenzie punya pacar, menurut lo, gimana?" tanya Andreas lagi.
"Ya biarin aja, gue nggak masalah."
"Yakin?"
Valeerie mengangguk. "Paling juga gue minta'in pajak jadian tiap hari, atau kalo nggak ya bayarin ongkos gue pulang pergi dari rumah ke sekolah karena gue nggak bisa bareng dia lagi."
Yang mendengarnya hanya terkekeh. Yuma menghentikan tawanya dan menatap Valeerie yang masih berkutat dengan ponsel Kenzie. "Kalo Kenzie udah nggak ada waktu buat lo, gimana?" tanya gadis itu.
Kenzie menggeleng, tanda tidak setuju dengan pertanyaan Yuma. Sedangkan Valeerie hanya diam, nampak berpikir dan mencari-cari jawaban dari pertanyaan itu.
Selama ini, ia sudah terlalu sering bersama dengan Kenzie. Dari pagi hingga malam. Dari membuka mata sampai menutup mata. Entah sudah berapa waktu yang mereka habiskan bersama, yang jelas, keduanya tidak pernah terpisah jika tidak benar-benar genting.
"Berarti gue harus cari pacar juga, mungkin?"
"Ck," Kenzie berdecak. "Jangan ngaco! Nggak ada pacar-pacar'an buat lo!" tegas lelaki itu.
Andreas menggeleng, tanda tidak setuju. "Nggak adil banget, lo boleh pacaran, tapi dianya enggak."
"Ya nggak papa lagi kalo si Valeerie juga punya pacar, kalian bisa double date." Jordan ikut menimpali.
Valeerie diam, mengangguk setuju dan mulai memainkan ponsel Kenzie lagi. Melihat beberapa sosial media miliknya yang memang sengaja log-in di ponsel Kenzie.
"Lo semua nggak tau aja, dia itu," ucapan Kenzie menggantung sambil menatap Valeerie. "Ah, susah! Kalo punya pacar pun, harus gue yang pilih. Salah-salah, gue yang di hajar sama orang tuanya."
"Kenapa gitu?" tanya Andreas.
"Nih anak, kalo nggak ada yang merhati'in, duh, parah! Sifat pelupanya, malesnya, belum lagi kadang dia polos banget." jelas Kenzie yang diangguki ketiga orang lainnya. "Harus cari pacar yang bisa jagain dia, ngerti'in dia."
"Kenapa nggak lo aja?" tanya Jordan santai.
Yuma hanya mengejek. "Kan, cuma sahabat."
Kenzie mengangguk, mengeluarkan permen karet yang ada di saku seragamnya. Membuka bungkus itu dan memakannya di mulut. Di detik berikutnya, Valeerie menepuk pipi kanan Kenzie, memaksa lelaki itu membuka mulut dan memakan permen karet yang berhasil ia ambil dari mulut sahabatnya.
Baik Jordan, Andreas, dan Yuma sama-sama terkejut. Mereka mengerjap beberapa kali dengan kejadian yang baru saja terjadi.
"Val?" panggil Yuma. "Lo nggak jijik?" tanya gadis itu.
Valeerie mengernyit, begitu pun dengan Kenzie yang kini menatap Yuma dengan pandangan bertanya. "Kenapa harus?"
"Itu, kan, dari mulut Kenzie." jelas Jordan.
"Oh," Valeerie mengangguk paham, menatap Kenzie yang juga mengangguk. "Udah biasa, kok." jawab Valeerie cuek.
"Hah? Maksudnya?" tanya Andreas penasaran.
Kenzie menghela napas. "Dia bahkan pernah ngemut dulu makanan yang mau dikasih ke gue karena itu pedes." jelas lelaki itu santai.
"Kenzie bahkan kalo nyuapin gue makanan panas, dia tiupin dulu terus masukin ke dalam mulutnya. Kerasa nggak panas, baru disuapin ke gue." tambah Valeerie yang masih menatap ponsel Kenzie.
Gadis itu menepuk pundak sahabatnya, keduanya terkekeh karena video lucu yang terputar di aplikasi youtube.
Sedangkan ketiga temannya tidak bisa berkata-kata lagi. Terlalu terkejut mendengar pernyataan itu. Namun juga sedikit banyak merasa kesal dengan status keduanya yang hanya diakui sebagai 'sahabat'.
• • • • •
Selamat malam eperibadeh!
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.