Prolog

10 2 0
                                    

Ketuk di sini untuk mulai menulis

Prolog

2016, Pontianak

Malam itu, angin bertiup lembut di Taman Budaya Kalimantan Barat, membawa aroma bunga dan suara riang dari pementasan teater yang sedang berlangsung. Di antara kerumunan penonton, aku berdiri sendiri, mataku terpaku pada panggung. Nama lengkapku Syarif Ali Alkadrie, seorang anak remaja keturunan arab dengan keunikan mata batin yang terbuka. Aku sering merasa dunia nyata lebih sunyi dibandingkan dunia gaib yang kerap menemaniku. Namun, malam itu berbeda. Malam itu, aku menemukan diriku terpaku pada sosok seorang gadis.

Alisa Natalia, dengan senyumnya yang cerah dan semangat yang memancar dari setiap gerakannya, tampil di atas panggung. Jantungku berdetak lebih cepat, seakan-akan setiap alunan musik dan setiap kata yang diucapkan Alisa menghipnotisku. Di tengah hiruk-pikuk penonton, hanya ada satu suara yang bisa kudengar dengan jelas—suara hatiku yang berbisik, "Inilah dia."

Dari detik pertama aku melihat Alisa, aku tahu hidupku tidak akan pernah sama lagi. Namun, seiring dengan rasa cinta yang tumbuh, bayang-bayang tradisi keluargaku mulai mengintai, siap memisahkan kami. Aku tahu, cinta kami akan menghadapi ujian berat, dan di dalam hatiku, aku berjanji untuk memperjuangkannya.

Dengan segala kekuatan yang kumiliki, aku bertekad melawan takdir dan tradisi yang mengikatku. Namun, aku belum tahu betapa sulitnya perjalanan ini. Malam itu di Taman Budaya, di bawah sinar bulan dan gemerlap bintang, perjalananku dimulai.

Aku menatap ke langit, berharap dan berdoa, "Biarkan aku jatuh cinta, tanpa batas, tanpa rintangan." Dan di sanalah, di bawah kerlip bintang, cerita kami dimulai.

LET ME FALL IN LOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang