Bab 2 : Awal yang Baru
Pontianak, 2016
3 Bulan sebelum pementasan teater.
Hari ini di sekolah, suasana kelas terasa berbeda. Ibu guru kami, Bu Nita, berdiri di depan kelas dengan senyum lebar. "Anak-anak, hari ini kita kedatangan murid baru. Silakan perkenalkan diri."
Seorang gadis berambut panjang dengan senyum cerah berdiri dan berkata, "Hai, nama saya Sarah. Saya baru pindah dari Jakarta. Senang bertemu kalian."
Bu Nita lalu memandang ke arahku. "Ali, pindah ke bangku belakang, ya. Sarah akan duduk di depan supaya kita bisa memantau perkembangannya."
Dengan enggan, aku mengemasi buku-bukuku dan pindah ke bangku belakang. Di sebelahku sudah duduk seorang cewek yang tampak ceria. Aku merasa canggung, karena selama ini aku jarang bergaul dengan teman sekelas.
"Hai, aku Ningsih," katanya sambil tersenyum. "Kamu Ali, kan? Anak yang selalu duduk di depan."
Aku mengangguk pelan. "Iya, aku Ali. Senang berkenalan."
Percakapan kami terputus karena bel berbunyi tanda pelajaran Fisika dimulai. Pelajaran Fisika hari itu berjalan seperti biasa, namun aku merasa lebih nyaman duduk di belakang, meski awalnya canggung.
Pelajaran selanjutnya adalah Seni Budaya dan Keterampilan (SBK), namun gurunya tidak hadir. Ini memberikan kami waktu kosong. Di tengah kebosanan, kakak kelas dan beberapa alumni datang ke kelas kami untuk mempromosikan berbagai ekstrakurikuler.
Salah satu dari mereka, seorang kakak kelas yang aku kenali sebagai anggota teater, mulai berbicara. "Halo semuanya! Kami dari ekskul teater dan kami mencari anggota baru. Kalau kalian suka akting atau ingin mencoba sesuatu yang baru, bergabunglah dengan kami!"
Aku mendengarkan dengan penuh minat. Ide bergabung dengan teater terdengar menarik.
Setelah sekolah usai, aku pulang ke rumah dan berbicara dengan ibu.
"Ummi, bolehkah aku pergi ke pesta ulang tahun teman SMP-ku?" tanyaku.
Ibu menatapku dengan perhatian. "Teman SMP yang mana, Ali?"
"Azizah, Ummi. Rumahnya dekat dengan sekolah."
Ibu mengangguk. "Baiklah, tapi hati-hati, ya."
Aku segera menghubungi Ratu melalui Messenger. "Ratu, apa tidak apa-apa aku datang ke ulang tahun Azizah? Padahal aku tidak diundang."
Ratu membalas dengan cepat. "Tidak apa-apa, Ali. Azizah mengundang semua teman SMP yang pernah satu kelas dengannya. Coba hubungi Azizah lagi."
Aku mencari nama Azizah di Facebook dan mengirim friend request. Tidak lama kemudian, permintaanku diterima. Aku langsung mengirim pesan, "Assalamualaikum, Azizah. Masih ingat Ali tidak?"
Azizah membalas, "Oh iya, ingat namanya, tapi lupa wajahnya."
Aku tersenyum dan mengetik, "Aku dapat undangan pesta ulang tahunmu dari Ratu. Apa benar aku boleh datang?"
Azizah menjawab, "Ya tentu saja boleh. Sampai ketemu nanti."
Hari Minggu tiba dan aku pergi ke pesta ulang tahun Azizah. Di sana, suasana ramai dengan teman-teman lama. Aku merasa canggung tapi senang melihat wajah-wajah yang familiar.
Salsa dan Ratu berbisik-bisik di pojok ruangan. Mereka tampak berencana sesuatu.
"Ayo kita buat permainan, biar bola berhenti di Ali, lalu dia bernyanyi bersama Azizah," bisik Salsa.
Ratu setuju, "Bagus, mereka cocok sama-sama pemalu."
Ketika permainan dimulai, bola akhirnya berhenti di tanganku. Semua mata tertuju padaku. Salsa dan Ratu tersenyum lebar.
"Ayo Ali, bernyanyi bersama Azizah," kata Salsa penuh semangat.
Aku dan Azizah maju ke depan dan mulai bernyanyi. Meski awalnya gugup, lama-kelamaan aku merasa nyaman. Setelah bernyanyi, Salsa berbisik kepada Azizah, "Lanjut pendekatan, Ali anak orang kaya."
Ratu juga mendekatiku dan berkata, "Ali, kamu cocok sama Azizah. Sama-sama pemalu dan pendiam."
Pulang dari pesta ulang tahun, aku merasa ada yang berbeda. Aku menghubungi Azizah lagi melalui Messenger. "Terima kasih sudah mengundangku ke pestamu. Aku senang bisa datang."
Azizah membalas, "Sama-sama, Ali. Senang juga bisa bertemu lagi."
Aku tersenyum, mungkin ini awal dari sesuatu yang baru. Pikirku, mumpung masih muda, tidak apa-apa diam-diam punya gebetan yang bukan dari kalangan Arab. Dan dengan itu, aku memutuskan untuk membuka lembaran baru dalam hidupku.
KAMU SEDANG MEMBACA
LET ME FALL IN LOVE
Teen FictionSyarif Ali Alkadrie, seorang remaja keturunan Arab dengan keunikan mata batin yang terbuka, tumbuh dalam kesepian dan penolakan. Hidupnya berubah ketika ia bertemu Alisa Natalia, seorang gadis Sunda yang mem-pesona, di pementasan teater. Mereka sali...