5

284 63 3
                                    

"permisi

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"permisi..." Irene menyapa Winter yang sedang duduk di taman kampus.

"iya ?" sahut Winter tersenyum.

"boleh saya duduk di sini ? ada yang ingin saya tanyakan" ucap Irene.

"tentu saja !" Winter dengan ramah kemudian bergeser agar Irene dapat duduk.

"hmm, aku Irene" Irene mengulurkan tangannya.

"aku Winter"  Winter menjabat tangan Irene.

"apa yang ingin kamu tanyakan ?" tanya Winter.

"hmm, sebenarnya aku tidak enak untuk menanyakannya tapi aku hanya tidak ingin memiliki rasa penasaran" ucap Irene.

"apakah kamu memiliki hubungan dengan Wendy ?" tanya Irene dengan hati-hati.

"Wendy ? kami berteman, belum lama aku pikir baru sekitar 8 bulan" jawab Winter.

Irene menghela nafas lega, dia tidak tahu akan bagaimana jika hubungan Winter dan Wendy lebih dari seorang teman.

"ada apa ?" tanya Winter.

"aah tidak, tidak apa-apa" jawab Irene.

"tunggu, sepertinya aku pernah melihatmu" Winter berpikir sembari memperhatikan wajah Irene.

"aah aku baru ingat sekarang ! aku pernah melihatmu di depan minimarket, kamu tertidur di sana" ucap Winter.

"minimarket ? aku tertidur ?" Irene memastikan.

"iya, waktu itu aku ke minimarket menemui Wendy. Saat kami hendak pulang, kami melihatmu tertidur di sana lalu Wendy memanggil taksi untuk mengantarkanmu pulang" jelas Winter.

"dia memanggilkan taksi untukku ?" Irene masih tidak percaya.

"iya dia melakukannya" jawab Winter.

Terjawab sudah kenapa saat terbangun Irene sudah berada di rumah, di pikirannya Wendy masih memiliki rasa peduli padanya.

Terjawab sudah kenapa saat terbangun Irene sudah berada di rumah, di pikirannya Wendy masih memiliki rasa peduli padanya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"apakah kalian saling kenal ? kamu dan Wendy ?" tanya Winter.

"aah... itu..." Irene ragu.

"Minjeong-aah !" suara Wendy terdengar memanggil Winter dari kejauhan.

Wendy kemudian berlari mendekat, dia terkejut karena Irene ada di sana duduk bersama Winter.

"apa yang kamu lakukan di sini ?" tanya Wendy pada Irene, kali ini amarahnya bisa saja meledak.

"aa..ku hanya..." Irene gemetar.

"Minjeong-aah, ayo pergi dari sini" Wendy menarik tangan Winter dan tidak ingin mendengar jawaban Irene.

Winter yang merasa tidak enak sedikit menahan Wendy untuk pergi tapi Wendy memaksanya dan tetap berjalan menarik Winter. Winter menoleh ke belakang untuk melihat Irene, tapi Irene sudah terbaring di tanah.

"Wendy, tunggu !" Winter melepaskan tangan Wendy kemudian berlari ke arah Irene.

"Irene-ssi !" Wendy terkejut kemudian berlari menyusul Winter.

Wendy kemudian menggoncang-goncang tubuh Irene mencoba membangunkannya, tapi tidak ada reaksi dari Irene.

"Irene-ssi... Irene-ssi ..." Wendy memanggil-manggil nama Irene sembari memukul pelan pipinya tapi wanita itu tak bergeming dengan wajah pucatnya.

Wendy yang terlihat panik kemudian langsung mengangkat tubuh Irene dengan kedua tangannya dan berlari menuju ruang kesehatan.

=====wenrene=====

Sesampainya di ruang kesehatan Wendy langsung membaringkan tubuh Irene, dengan cepat dia meminta dokter untuk memeriksanya.

Wendy gemetar, dia berjalan mondar-mandir sembari mengepalkan kedua tangannya dan berharap Irene baik-baik saja.

"apakah dia baik-baik saja, dok ? apa yang terjadi padanya ?" tanya Wendy.

"dia tidak apa-apa hanya saja tekanan darahnya rendah. Mungkin saja dia kurang istirahat, untuk sementara waktu biarkan dia beristirahat di sini agar syaa bisa memantau keadaannya" jawab dokter.

Wendy menghela nafas lega, dia menatap wajah Irene yang masih belum sadarkan diri. Setelah memastikan bahwa Irene baik-baik saja dia kemudian pergi dari ruang kesehatan.

Winter yang menunggu di luar langsung menghampiri Wendy.

"apakah dia baik-baik saja ?" tanya Winter.

"iya, ayo kita pergi" ajak Wendy.

"iya, ayo kita pergi" ajak Wendy

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
JAR OF HEARTSWhere stories live. Discover now