13

363 61 2
                                    

Wendy bangun dari tidurnya, menguap sembari bangun dari kasur

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Wendy bangun dari tidurnya, menguap sembari bangun dari kasur. Dia berjalan dengan gontai memukul-mukul kepalanya dan merasakan sakit di bibirnya, dia masuk ke dalam kamar mandi dan berdiri di depan kaca.

"apa ini ? kenapa aku tidak memakai apa-apa ?" Wendy bingung mendapati dirinya polos tanpa pakaian.

Dia kemudian memperhatikan bibirnya yang terasa sakit, terlihat sedikit darah ketika dia mengamatinya.

"apa yang terjadi ?" dia bertanya-tanya dan akhirnya menyadari bahwa dirinya habis mabuk.

Dia kemudian mengingat-ingat apa yang sudah dia lakukan sampai dia bangun dalam keadaan tanpa pakaian sehelai pun, tapi dia kesulitan untuk mengingatnya.

Ponselnya berdering dan membuatnya keluar lagi dari kamar mandi, dia melihat nama Winter pada layar ponselnya dan tanpa ragu menjawab panggilan tersebut.

Wendy                 : Minjeong-aah, ada apa ?

Winter                 : kamu masih di rumah ?

Wendy                 : aah, iya. Aku baru saja bangun, ada apa ?

Winter                 : aku berada di depan rumahmu sekarang, tolong bukakan pintu.

Wendy langsung menutup teleponnya kemudian berpakaian lalu membukakan pintu untuk Winter.

"kenapa kamu berantakan sekali ?" tanya Winter ketika melihat Wendy berdiri di depan pintu.

"aku baru saja bangun, masuklah..." ucap Wendy sembari berjalan ke ruang tengah.

Mereka berdua duduk di ruang tengah, Wendy memijat-mijat kepalanya karena terasa sakit. Winter memandang wajah Wendy yang begitu kacau, dia bahkan menyadari luka di bibir temannya itu.

"kenapa dengan bibirmu ? apakah sesuatu terjadi ?" tanya Winter.

"aah ini, aku juga tidak tahu. Saat aku bangun sudah seperti ini" jawab Wendy sembari memegang bibirnya.

"hmm, aku melihatmu bersama Irene semalam. Apakah kalian sudah berbaikan ?" tanya Winter.

"Irene ? semalam ?" Wendy bingung.

"iya, semalam aku melihat kalian berjalan bersama" ucap Winter.

Wendy kemudian terdiam mencoba mengingat apa yang sudah terjadi, dia merangkai kepingan ingatannya dari awal ketika Winter menolaknya di rooftop, lalu pulang dengan putus asa, kemudian melihat Irene di taman, mengikutinya diam-diam dengan berjalan di belakangnya, mengajaknya untuk minum bersama, pulang dengan taksi kemudian Irene datang ke rumahnya, lalu mencium Irene di kamar.

Wendy kemudian terdiam mencoba mengingat apa yang sudah terjadi, dia merangkai kepingan ingatannya dari awal ketika Winter menolaknya di rooftop, lalu pulang dengan putus asa, kemudian melihat Irene di taman, mengikutinya diam-diam dengan berjalan...

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"ooh sh*t !" teriak Wendy ketika sudah bisa mengingat semuanya.

"ada apa ?" tanya Winter terkejut.

"aah tidak, tidak apa-apa" jawab Wendy.

Dalam hati Wendy membodohi dirinya sendiri kenapa bisa sampai melakukan itu, terlebih lagi dia sudah berdebat dan melarang Irene untuk mengganggunya tetapi malah bercinta dengan mantan kekasihnya itu. "apa yang harus aku lakukan ? kenapa aku bisa sebodoh ini ? apakah dia menikmatinya sampai aku bangun dalam keadaan tanpa pakaian ? atau aku membuka pakaianku sendiri ?" banyak pertanyaan berputar-putar di kepalanya.

"Wendy-aah..." tegur Winter yang bingung karena Wendy mengacuhkannya.

"aah maaf, aku sedang memikirkan sesuatu" ucap Wendy tergagap.

"apakah kamu yakin tidak terjadi apa-apa ?" selidik Winter.

"iya, tidak terjadi apa-apa dan aku baik-baik saja" jawab Wendy tersenyum palsu.

"baiklah kalau begitu sekarang mandi dan kita pergi ke kampus bersama" perintah Winter.

"hmm, Minjeong-aah... aku akan menyusulmu nanti. Kamu pergi saja ke kampus duluan" tolak Wendy.

Winter memperhatikan wajah Wendy, biasanya Wendy tidak pernah menolak ajakannya. "apakah dia marah padaku setelah kejadian kemarin aku menolaknya ?" Winter bertanya-tanya dalam hati.

"baiklah, aku akan pergi lebih dulu" Winter berdiri kemudian keluar dari rumah Wendy.

Wendy menghela nafas sembari mengacak-acak rambutnya, dia masih tidak percaya dengan apa yang telah dia lakukan semalam. "bagaimana ini ? apakah aku harus menjelaskan pada Irene ? bagaimana jika dia marah padaku ? waaaah ini benar-benar gila !" Wendy panik.

 "bagaimana ini ? apakah aku harus menjelaskan pada Irene ? bagaimana jika dia marah padaku ? waaaah ini benar-benar gila !" Wendy panik

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
JAR OF HEARTSWhere stories live. Discover now