chapter 1

2K 176 9
                                    

"Aku sudah tanda tangani surat perceraian kita, hanya menunggu pengadilan untuk memutuskan hak asuh anak" New dengan enggan menyerahkan map biru berisi surat perceraiannya dengan sang suami, berat rasanya tapi ini lah jalan yang harus mereka tempuh.

Tay mengambilnya dengan raut wajah yang begitu santai ,seakan waktu 18 tahun yang mereka lalu bukan lah apa apa baginya.

"Phem akan ikut dengan ku!" New menyeringitkan dahinya, tidak terima dengan keputusan sepihak suaminya ah mungkin lebih tepat mantan suami.

"Kau tidak bisa membuat keputusanmu sendiri Tay, biar kan pengadilan yang memutuskan hak asuh anak!" Tay menghela nafas jengah, seharian ini ia begitu lelah sungguh dia tak mau berdebat saat ini.

"Phem akan lebih baik ikut denganku, aku akan mendisiplinkannya agar tidak menjadi berandalan di sekolah"

"ANAK KU BUKAN BERANDALAN!!"

"Jangan pernah kau menyebutnya seperti itu Tay! aku tak akan memaksa Phem ikut dengan ku sebaliknya kau pun tidak bisa memaksanya!" Tay sedikit terkejut dengan nada tinggi dari New, memang benar mereka seringkali bertengkar namun kali ini entah rasanya sangat memilukan terlihat rasa sakit, lelah dan kekecewaan begitu nampak di mata New.

Tay mengabaikan semuanya membalikan badanya dan masuk ke dalam ruang kerjanya tak sedikitpun ia ingin melihat New kembali.

Satu tetes air mata berhasil lolos dari mata bulat milik New.

"Aku benar benar kecewa padamu Tay, aku menyesal mencintaimu, aku harap di kehidupan berikutnya kita tak akan pernah saling jatuh cinta"

Pluem menahan isakannya, ia kecewa sangat kecewa dengan kedua orang tuanya, Ayahnya yang begitu sempurna di mata orang yang nyatanya hanya sebuah kepalsuan.

Tak ada kehangatan yang ayahnya berikan untuk keluarga mereka yang ada hanya sebuah kepalsuan untuk menutupi hubungan gelapnya dengan sorang model cantik.

Dia juga kecewa dengan Papanya yang begitu egois, bertahan hanya dengan sebuah alasan agar ia tak kehilangan sosok seorang ayah.

Cih bukan kah memang Pluem sudah kehilangan sosok ayahnya bahakan sebelum ia lahir ke dunia.

Dan Pleum menganggap dirinya hanya sebuah alat untuk ayahnya dan beban untuk Papa nya.

Pluem sangat menyayangi Papanya walaupun tetep membenci sikap egoisnya namun Papanya rela bertahan walah hatinya hancur dan hati Pleum ikut hancur melihat Papanya yang kini terisak di atas lantai.

Pluem berlari keluar rumah, ia tak yakin bisa menahan isakannya lagi setelah melihat Papanya yang begitu rapuh.

Pluem terus berlari sampai ia berada di tepian sungai chao phraya, sungai yang begitu indah dengan banyak wisata air.

Pleum mengatur nafasnya sejenak lantas melihat pantulan dirinya yang berada di sungai.

"ARRRRGGGGHHHH" nafasnya kembali tersengal namun dadanya sedikit lebih tenang setelah berteriak, Pleum menutup matanya.

'Dewa jika memang memungkinkan izinkan aku mengubah takdir orang tuaku aku tidak ingin melihat mereka seperti ini'
.
.
.

New menghela nafasnya kasar , jam sudah menunjukan angka 11 tapi tidak ada tanda-tanda anaknya akan pulang.

Batinnya benar benar tidak enak, ia mencemaskan Pleum, pesan singkat darinya hanya di baca tanpa di balas dan sekarang ponsel milik Pleum tidak bisa di hubungi.

New menggigit jari telunjuknya saat melihat langit malam yang mulai menjatuhkan tetesan tetesan air hujan.

"Phem kau kemana?" Lirih New.

"Kau tidak usah khawatir, mungkin anak berandalan itu kembali balapan liar" New mencoba menahan amarahnya tidak mau mendengar perkataan Tay.

"Aku sudah bilang padamu Tay, jangan panggil anak ku seperti itu dan satu lagi kita lah yang membuat Phem seperti sekarang" Tay ingin mengelak namun bibirnya terasa kaku, bagaimanapun Phem anaknya dan Tay sangat menyayanginya walaupun tak pernah ia ungkapkan dengan kata.

New kembali menatap langit lewat jendela tak henti hentinya ia berdoa agar perasaan tak enaknya hilang.

Suara telephone rumah memecahkan keheningan di rumah tersebut ,Tay bergegas mengangkatnya.

"Halo?"

"Ya"

"Ap..Apa? Kau bilang apa tadi?"New merasa ada yang tidak beres lantas menghampiri Tay.

"Ada apa Tay?" Tay menelan ludahnya lidah nya terasa kelu apalagi setelah melihat wajah khawatir New.

"Pe..phem"

Tbc

Kira kira apa yah yang terjadi sama abang phem apakah dia ketemu chimon terus degem awewe, terus off gak terima akhirnya minta tanggung jawan dari tay ? Atau apa yahhh

FATE (TAYNEW)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang