Chapter 2

1.7K 172 13
                                    

~tahun 2003~

"Ayolahhh papppiii hanya sebentar" Pemuda mungil ber nametag Gun Athapan terus menarik lengan pemuda jangkung ber nametag Off Jumpol.

"Gun aku benar benar lelah, besok aku janji besok kita kesana" memang sangat terlihat jelas jika Off begitu lelah hanya dengan melihat wajahnya semua orang juga bisa tau jelas.

"Papiii sudah tidak sayang Gun" lemah Off benar benar lemah dengan suara rengekan manis milik kekasih mungilnya.

Lelah yang sedari tadi menggerogoti tubuhnya lenyap begitu saja saat melihat wajah merajuk milik Gun.

"Ahh baiklah ayok ke sungai chao dan mengerjakan tugas lalu pulang"

"Yeyyy ayokkk berangkat" pekik Gun yang terkesan sangat imut di mata Off yah mau sekeras apapun Off menolak akhirnya ian akan luluh di hadapan Gun.
.
.
.
Dan sampai lah sepasang kekasih itu ditepi sungai chao , Gun segera mengeluarkan alat alat menggambar miliknya, gurunya memberi tugas menggambar dan Gun berencana untuk menggambar sungai Chao yang memang terkenal dengan ke indahanya.

Mata Gun mengedar untuk melihat keindahan sungai Chao seketika matanya melebar saat melihat sesosok tubuh di tepi sungai

"PAPPII!!"

"hah apa? Kenapa?" Off benar benar terkejut dengan teriakan Gun ia pikir Gun terluka atau apalah itu namun tidak, Off mengikuti arah yang di tunjuk oleh Gun matanya ikut melebar saat melihat tubuh yang berada di tepi sungai tersebut.

"Sepertinya dia tenggelam, papi cepat tolong! Gun akan mencari bantuan" Gun segera pergi mencari orang dewasa begitu pun Off yang menghampiri tubuh yang tergeletak di tepi sungai tersebut.

Dengan pengetahuaan yang ia miliki Off melakukan pertolongan pertama untuk orang tersebut.

Ia menekan dada orang itu berkali kali dan sesekali memberinya nafas buatan.

"Oh ayolah bung!!" Off terus melakukan pertolongan pertama  sampai Gun datang dengan beberapa orang dewasa .

"Itu di sana kumohon tolong dia"

"Aku sudah memanggil ambulnce kalian tidak perlu khawatir,kalian bisa pulang aku akan bertanggung jawab tentangnya"

"Ah terimakasih phi"
.
.
.
~Keesokan harinya~

"Ah ah kau sudah sadar nong pleummm?" Pluem melihat semangkok bubur yang baru saja di sodorkan padanya , dia masih terkesan linglung dengan apa yang baru terjadi.

Pluem mengedarkan pandangannya dan berhenti untuk menatap orang di hadapannya.

"Uwihh P'Jennie!!"

"That's right.. kau begitu bahagia bertemu dengan ku nong pleumm" Pleum kembali memperhatikan Jennie, orang di hadapanya benar benar berbeda dengan ingatannya.

"Kenapa kau terlihat sangat muda P'Jen?"  Jennie menghela nafasnya lantas berdiri dan mengambil sebuah kalender di atas meja nakasnya.

"Aww aku memang selalu terlihat muda, ah ah liat lah kalender nya Pleum?" Pleum hanya mengikuti apa yang di katakan Jennie,matanya membola setelah melihat tahun di kalender tersebut.

"Du..duaa ribu ti..tiga?"

" aww bukan kah kau yang memintanya, kau memohon pada dewa untuk bisa mengubah takdir kedua orang tuamu" Pleum ingat sekarang, tapi apakah mungkin ini semua nyata? Apa benar ia pergi ke masa lalu Ayah dan Papanya.

"Ah kau tidak percaya, besok aku akan mendaftarkan mu ke sekolah Orang tuamu" oh iya di kehidupan Pleum sebelumnya Jennie itu salah satu pegawai di resto milik papanyq .

"Benarkah ini nyata? Apa aku bisa mengubah takdir mereka?" Jennie kembali menghela nafas lalu menepuk pundak Pleum dan menatapnya dengan serius.

"Ingat ini Pleum, kau tidak bisa mengubah takdir agar orang tuamu tidak bersama"

"Kenapa tidak bisa, Papa akan kembali terluka jika mereka bersama" yah tujuan Pleum sebenarnya adalah untuk memisahkan mereka berdua.

"Kau bodoh? Jika mereka tak bersama maka kau tidak akan  pernah ada" benar apa yang di katakan P'Jennie, jika Tay dan New tidak bersama maka Pleum tak akan terlahir.

"Tak apa jika itu bisa sedikit membuat mereka bahagia"

"Huh bodoh, masih ada cara lain untuk mengubah masa depan, cobalah untuk membuat Tay mencintai New" ahh Pleum memang bodoh ia tak kepikiran hal itu.

Senyum terlukis lebar di bibir milik Pleum .

"Baiklah aku akan membuat Ayah tergila gila pada Papa"
.
.
.

"Perkenalkan dirimu"

"Namaku Pleum Purim" pleum tidak ingin menyebutkan marga keluarganya terlebih ia masih sangat membenci Ayahnya.

"Baik lah Pleum duduklah di kursi yang kosong" Pleum mendengus kesal kaena satu satunya kursi yang kosong hanya ada di sebelah Ayahnya.

"Shiiiaa kenapa aku harus duduk di sampingmu" bisik Pleum

"Permisi kau bilang apa tadi?"

"Tidak" Jawab Pleum ketus, ia mengeluarkan bukunya dan mulai fokus pada pelajaran yang tengah di jelaskan sang guru.

Waktu istirahat pun tiba dan itu di manfaatkan para siswa untuk berkenalan dengan murid baru di kelas mereka.

"Bukan kah kau orang yang tenggelam di sungai Choa waktu itu"

"Ahhh kalian pasti orang yang menolongku saat itu"

"Aku Off dan ini Gun kekasihku" Off melingkarkan tangannya di pinggang kecil milik Gun Pleum hanya tersenyum melihatnya, ternyata calon ayang mertuanya memang posesif sejak dini.

"Woi aku juga ingin kenalan, hai Pleum aku Krist kau bisa memanggilku Kit" Pelum terkekeh kecil ternyata Mama kit sudah sangat cerewet tidak di masa lalu dan masa depan sama saja ternyata.

"Aku Singto" ahh memang cuma Papa singto yang kalem di antera mereka sama seperti di masa depan, begitu lah yang di pikirkan Pleum.

"Tay namaku Tay" Tay menyedorkan tangannya Pleum dengan ogah ogahan menjabat tangan Ayahnya itu.

"Pleum"

"Hai Pleum, selamat bergabung di kelas kita aku New" sura lembut yang Sangat Pleum hafal , sura yang selalu membangunkannya di pagi hari, suara yang selalu mengomel saat ia tidak menurut ah Pleum merindukannya.

'Papa'

Tbc

Chapter ini kek memaksakan gak sihh.

Tp cuma ini yang kepikiran.

Dukung saya yuk gampang kok cuma kasih vote aja saya udah seneng klo emang sempet komen juga terimakasih and bye bye😉😉

FATE (TAYNEW)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang