chapter 4

1.4K 152 15
                                    

"Apa yang ingin kau bicarakan?" Saat ini Tay dan Pleum berada di belakang sekolah, tempat yang terbilang sepi karena jarang di kunjungi oleh siswa lain.

"Apa yang kau maksud aku menyakiti New di masa depan atau pun masa kini?" to the point, Tay tidak ingin basa basi itu sama sekali bukan gayanya.

Pleum mengepalkan tangannya mencoba menahan amarahnya.

"Eum kau memang seperti itu..bajingan,  bukan hanya papa yang terluka tapi aku juga, kau pikir aku selalu bahagia dengan uang yang kau punya tuan vihokratana ? Kau memang terlihat sempurna di mata orang lain tapi kau penuh dengan kepalsuan di hadapan keluargamu sendiri, menjadikan aku dan Papa sebagai tameng agar kebusukan mu tidak terbongkar, apa namtan begitu berharga bagimu di bandingkan aku dan papa?" Pleum mencoba menahan air matanya namun itu sia sia rasanya beban di pundaknya semakin menekan dirinya.

"Le..lebih baik aku tak pernah terlahir jika harus menjadi luka untuk Papa dan beban untuk mu... Ayah" Tay hanya termenung mendengar setiap kata yang terucap dari bibir Pluem ,hatinya terasa tercabik saat melihat buliran buliran air mata milik Pluem, ia tidak bisa menyimpulkan maksud dari Pluem., dia hanya merasa begitu bersalah pada orang di hadapannya rasanya ingin berlari dan memeluk Pleum dengan erat namun tubuh nya begitu kaku untuk di gerakan.

"PLEUM!! apa yang kau lakukan?" Terlambat , Jennie menghentakan kakinya karena kesal.

"Aku sudah meperingati mu untuk tidak memberi tau siapapun, hahhhh kau dasar anak nakal" Jennie memeluk Pleum yang masih terisak, mana tega dia melihat anak yang tak bersalah ini menangis tersedu sedu seperti ini.

"Ko tod Phi Jen, aku tak bisa menahannya" Jennie menepuk ringan punggung Pleum membuatnya sedikit tenang.

"Baiklah, sekarang aku ingin bicara berdua dengan Ayahmu, tenangkan dirimu dan jangan menguping anak nakal!" Pleum mengangguk dan pergi dari sana lagi pula ia sudah muak melihat wajah Tay.

"A..apa apa Pleum anak ku dan New dari masa depan?" Helaan nafas milik Jennie membuat Tay semakin gugup, ia merasa dirinya tengah di adili.

"Benar Pleum adalah anak mu dan New, kau bajingan..kau mabuk dan melakukan hal jahat pada New" Tay tertegun apa dia begitu jahat di masa depan.

"Kau memang bertanggung jawab atas kehamilan New tapi kau terus berhubungan dengan Namtan di belakang New, New pernah meminta cerai tapi kau malah menganiyaya nya sampai kalian hampir saja kehilangan Pleum, kau tidak ingin cerai dengan New karena jika kalian bercerai , kau tidak akan mendapatkan apapun dari ayahmu, ayah mu tau hubungan mu dengan Namtan dan beliau benar benar menentang hubungan kalian karena beliau sangat menyayangi New dan Pleum" Tay menelan ludahnya kasar sebegitu piciknya kah dia di masa mendatang.

"Sekarang keputusan ada di tanganmu, dan ku beri tahu satu hal..,waktu di masa depan terus berjalan dan Pleum, ia berada di antara hidup dan mati" tenggorokan Tay terasa tercekik entahlah ia merasa tak rela jika Pleum menghilang.
.
.
.

Pleum terkejut saat tiba tiba seseorang memeluknya dari belakang ia merasakan pundaknya mulai basah oleh air mata.

"Ko tod..Aku benar benar minta maaf atas apa yang terjadi di masa depan, aku benar benar tidak bisa di panggil sebagai ayah, maafkan aku Pleum"

"Ayah.. jika kau memang ingin memperbaiki semuanya kita masih punya waktu untuk mengubah alur cerita keluarga kita" Tay mengangguk ini adalah berkah dari sang dewa dan ini semua berkat doa tulus dari Pleum, Tay tidak ingin mematahkan semangat sang anak yang ingin kehidupannya lebih baik di masa mendatang.

"Bantu Ayah.. bantu Ayah mencintai Papa mu bantu Ayah untuk mendapatkan hati Papamu" Pleum tersenyum lebar senyum yang benar benar belum pernah ia tunjukan untuk siapapun bahakan untuk dirinya sendiri.

"Eum Pleum akan buat Ayah benar benar tidak bisa hidup tanpa Papa" Tay kembali memeluk Pleum, Tay akan berusaha sekuat yang ia bisa untuk mempertahankan senyuman milik anaknya itu.
.
.
.

"Ohoo rumah kakek tidak banyak berubah" Tay tersenyum mendengar celotehan dari Pleum.

"Memang bagai mana rumah ini di masa depan?" Hanya iseng ia ingin tau apa tanggapan dari sang anak.

"Ohh tentu saja semakin mewah dan apa ayah tau kakek membuat kan ku garasi dengan penuh motor sport kesukaanku"

"Sepertinya pho sangat memanjakanmu"

"Tentu saja hanya kakek dan nenek yang paling perhatian dan paling memahami ku" tatapan Tay kembali sendu ia berpikir berapa banyak luka yang telah ia torehkan pada Pleum dan New.

"Ko tod a.."

"Sudah cukup minta maaf nya Ayah dan  berusahalah untuk berubah"

Tbc

Kira" pleum bisa gak yah buat Tay jatuh hati sama New? Dan bisa gak yah mereka bersama?..

Gimana Pol oktober nya? Wangi banget kan😭😭😭

Muka mereka kek ngeledek bat gak sih pol😭

Muka mereka kek ngeledek bat gak sih pol😭

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


😭😭💙💙

FATE (TAYNEW)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang