Our Destiny To Meet [ Law School ] | END

13

1 jam sebelum insiden

Yang Jong Hoon POV:

Aku mundar mandir kesana kesini seperti orang gila. Aku tidak peduli pada orang yang menatap ku aneh. Aku masih di bandara sekarang menunggu pesan dari Mun Ju. Sudah setengah jam ku tunggu kabar dari nya tapi tak kunjung datang. Aku semakin gelisah, jujur aku sangat takut. Aku tidak ingin kehilangan orang yang ku sayang. Sudah cukup aku kehilangan kedua orang tua ku, aku tidak inggin kehilangan Yoo Rin sekarang.

'Bertahan Yoo Rin! Aku akan datang aku janji!'

Ting!

Aku dengan buru buru melihat pesan dari Mun ju dengan perasaan tergesa tega.

Mun Ju mengirim ku lokasi aku pun segera mengeceknya, tanda merah di jalan Jongno-gu, Gahoe-dong. Di sana sebuah perumahan yang terbuat dari kayu.

Aku pen memberhentikan Taxi dan menuju ke lokasi. Jarak dari bandara ke lokasi Yoo Rin sangat lama, mungkin sekitar 45 menit itu pun kalau tidak macet. Kalo macet bisa 1 jam lebih.

Aku duduk dengan perasaan gelisah, jalanan cukup macet munggin jam pulang kerja.

"Apakah masih jauh pak?" tanya ku pada supir.

"Kalau seperti ini mungkin setengah jam lagi tuan! Jalanan sangat macat!"

Aku menghelang nafas berat.

'Apa yang harus ku lakukan?'

Sekarang sudah jam  6  hari sudah mulai gelap dan aku belum sampai.

"Apa masih jauh pak?" tanya ku lagi.

"Tidak tuan! Hanya lurus saja dan belok kanan kita akan sampai"

"Saya turun di sini saja!"

Aku mengeluarkan 4 lembaran uang dari dompet untuk membayar.

"Ini kebanyakan tuan!"

"Ambil saja! Saya buru buru, maaf"

Aku pun keluar dari Taxi dan berlari dengan cepat, kalau pake kendaraan memang dekat tapi kalau berjalan berlari ini cukup jauh.

Keringat membasahi wajah dan baju ku. Aku sudah tidak kuat untuk berlari. Kaki ku ingin berhenti tapi hati ku tidak, aku harus menyelamatkanya.

'Bertahan Yoo Rin! Aku segera sampai, kumohon'

Aku sudah sampai di tujuan tapi aku bingung Yoo Rin berada dimana, karna semuanya terbuat dari kayu.

Aku pun mengecek lokasinya lagi, aku cari cari kesana kesini. Aku melihat kegombolan orang di salah satu rumah, dari semua rumah hanya rumah itu yang ada penghuninya. Aku pun melankahkan kaki ku ke dalam, ketika aku ingin masuk aku di tahan oleh mereka.